Catatan Rudolf Puspa Latihan Dasar Teater: Pembagian Panggung dan Sikap Tubuh -->
close
Pojok Seni
03 April 2020, 4/03/2020 01:30:00 AM WIB
Terbaru 2020-04-02T18:30:00Z
ArtikelMateri Teater

Catatan Rudolf Puspa Latihan Dasar Teater: Pembagian Panggung dan Sikap Tubuh

Advertisement

pojokseni.com - Kali ini, catatan Rudolf Puspa (Teater Keliling Jakarta) akan berlanjut pada bahasan Pembagian Panggung dan Sikap Tubuh. Sebelum masuk ke artikel ini, silahkan simak dulu artikel sebelumnya di daftar berikut ini.

  1. Catatan Rudolf Puspa: Sebagai Aktor dan Sutradara Pemula (bagian 1)
  2. Catatan Rudolf Puspa: Latihan Aktor Pemula (BAGIAN KEDUA)
  3. Catatan Rudolf Puspa; Teknik Dasar Latihan Teater, Olah Vokal (bagian 3)
  4. Catatan Rudolf Puspa: Latihan Dasar Olah Bentuk, Gerak, Bunyi dan Komposisi (Bagian Keempat)
  5. Catatan Rudolf Puspa Teknik Dasar Teater: Teknik Muncul, Gerakan, Tempo, Proyeksi dan Klimaks (Bagian 5)
  6. Catatan Rudolf Puspa: Latihan Dasar Olahrasa (Bagian Enam)
  7. Catatan Rudolf Puspa Latihan Dasar Teater: Gerak Indah dan Imajinasi (Bagian 7)
  8. Catatan Rudolf Puspa Latihan Dasar Teater: Gerakan, Improvisasi dan Takaran (Bagian 8)

  1.   PEMBAGIAN PANGGUNG DAN SIKAP TUBUH.
      
     Pemain perlu mengenal panggung serta pembagian area nya sehingga bisa menakar secara tepat bagaimana seharusnya pemain bermain yang komunikatif  dibagian manapun ia berada.     
     Pemain juga perlu menguasai tehnik elementer dalam bermain diatas panggung seperti sikap berdiri, berpose, berjalan, arah pandangan ketika bicara atau mendengar, gesture. Hal ini sangat diperlukan agar permainan di atas panggung enak dilihat dan didengar selanjutnya terasa tepat takaran sentuhannya. 

     a.  Pembagian panggung.
          Panggung dibagi menjadi 9 ruang. Ini untuk panggung prosenium yang umumnya berbentuk trapesium. Ruang terdiri dari up right (ur). up center (ic), up left (ul), down right (dr), down center (dc), down left (dl), center (c), right center (rc), left center (lc). Yang disebut panggung kanan atau kiri dilihat dari pemain menghadap penonton. UR,RC,DR adalah panggung kanan dan UL,LC,DL adalah panggung kiri. UC, C, DC, DR, DL adalah ruang yang kuat sedang yang lain kurang kuat. (gambar 5)

                   GAMBAR 5

          Kekuatan vokal dan expresi wajah serta tubuh pada ruang yang kurang kuat tentu perlu pembesaran sehingga menjadi seimbang. Berada di bagian belakang kanan (UR) misalnya ; maka volume harus lebih keras dibanding dengan di depan kanan (DR). Misalnya sedang berada di tengah depan DC) lalu mendengar kawan main atau berdialog dengan kawan main yang berada di belakang tengah (UC); maka pemain depan tersebut akan kesulitan sebab jika melihat kawan dibelakangnya maka ia terpaksa membelakangi penonton dan permainan menjadi kaku.  Bukan berarti membelakangi penonton itu pasti salah, sebab dalam alasan tertentu bisa saja dilakukan.

     b.  Posisi tubuh.
          Posisi berdiri pertama tama harus memperhatikan keberadaannya dimana dari sembilan pembagian panggung tersebut. Ada lima posisi berdiri diatas panggung yaitu :

            aa. Full front.
                 Posisi berdiri dimana seluruh badan menghadap ke penonton secara penuh. Posisi ini sangat kuat karena expresi wajah dan tubuh bagian depan langsung terlihat penonton. Untuk berkomunikasi dengan penonton menjadi sangat kuat. (gambar 6)
             bb. Three quater. (tiga perempat)
                 Posisi berdiri dimana tiga perempat tubuh mengarah ke penonton dan seperempatnya kearah lawan main. Posisi ini masih kuat  karena penonton bisa melihat expresi wajah walau tidak penuh. (gambar 7)
             cc. Profile.
                 Posisi dimana penonton hanya melihat sisi kiri atau kanan dari tubuh pemain. Posisi ini kekuatannya kurang sehingga memerlukan penguatan volume suara dan gesture. (gambar 8)

            dd . One quater. (seperempat) 
                 Posisi berdiri dimana seperempat tubuh mengarah ke penonton dan tiga perempatnya kearah lawan main. Posisi ini tidak kuat karena sebagian besar tubuh pemain tidak jelas terlihat oleh penonton. (gambar 9)
           ee.  Full back (hadap belakang)
                 Posisi berdiri dimana pemain mengarah penuh kepanggung bagian belakang. Penonton hanya melihat punggung pemain. Dalam posisi ini perlu pembesaran volume suara dan juga expresi gerak tangan atau punggung atau seluruh tubuh perlu mendapat penguatan. (gambar 10)

                     GAMBAR 6
      c.  Posisi berdiri.
          Untuk mengatur posisi berdiri, pemain harus selalu menyadari bahwa seluruh penonton dari depan hingga belakang baik paling kiri maupun kanan tidak terganggu dalam melihat permainan  seluruh pemain. Pengaturan bloking serta komposisi pemain sangat menentukan. (gambar 11A)

                   GAMBAR 11
                 aa. Kaki.
                       Posisi kaki ketika berdiri akan mempermudah ketika pemain akan melangkah kekanan atau kekiri, kebelakang atau maju. Jika berada di panggung kanan (DR,UR,RC) maka telapak kaki kiri  tumitnya tepat ditengah telapak kaki kanan. Dan jika di panggung kiri (DL,UL,LC) maka sebaliknya. (gambar 12)


                                 GAMBAR 12
               bb. Tangan.
                      Penggunaan tangan untuk menunjuk atau merentangkan tangan diatur agar dada tidak terhalang. Jika berada di panggung kanan maka tangan kiri yang aktif dan di panggung kiri sebaliknya. Namun tangan yang lain tetap bisa aktif selama dijaga tidak menghalangi dada.  Mungkin lebih rendah dan jika direntangkan hanya setengahnya. (gambar 13)
          GAMBAR 13
                  Tangan sering menjadi bagian tubuh yang sulit dikendalikan pemain sehingga pergerakannya semrawut kehilangan motif.  Untuk itu dapat berlatih dengan melihat terus kearah tangan bergerak sehingga akan terkontrol dan terseleksi dengan sendirinya.  Salah satu kunci adalah menjadikan seluruh ucapan peran menjadi milik pemain; maka seluruh gerak tangan yang muncul akan digerakkan oleh kekuatan dialog tersebut.  Ingat ketika kita bicara sehari hari, maka gerak tangan kita terkontrol dengan baik. Itulah artinya satunya kata dan perbuatan. Semua lahir dari diri pemain.

    d. Posisi duduk

        Dalam posisi duduk harap tiga perempat tubuh dapat terlihat penonton. Posisi gerak tangan juga tidak menutup dada. Jika menyilangkan kaki tentunya tetap dua kaki kelihatan . Jika duduknya ditengah panggung maka menjadi sangat bebas tentunya. (gambar 14)
     
                        GAMBAR 14
     e. Bergerak, berjalan

                  Melangkah dari panggung kanan ke kiri atau ketengah,  maju atau mundur maka kaki kanan melangkah lebih dulu dan jika dari panggung kiri maka kaki kiri terlebih dahulu.  Jalan sampai ujung panggung kanan dan kembali menuju tengah maka kaki kanan dulu memutar kekiri begitu sebaliknya jika diujung panggung kiri maka kaki kiri lebih dulu memutar ke kekanan. Ini untuk menjaga agar tiga perempat tubuh tetap kelihatan oleh penonton.  (gambar 15 dan 15a)


                      GAMBAR 15

  1. CENTRAL STAGING DAN ARENA TAPAL KUDA.
     
Jika pertunjukan menggunakan arena penuh maka penonton jangan sampai melihat punggung semua pemain.  Jarak antara dua pemain minial 2m. Jika bergerak usahakan memutar dan yang lain memutar kearah berlawanan dan wajah selalu ada yang terlihat penonton. Perlu disadari bahwa jarak penonton dengan pemain sangat dekat sehingga expresi wajah sangat jelas.  Gerak tangan, tubuh perlu selektif karena gerak sangat kecilpun terlihat jelas. Respons terhadap pemain yang sedang berdialog perlu sangat selektif untuk tidak memecah perhatian,.

Jika penonton tidak melihat wajah yang sedang berdialog maka akan memperhatikan wajah yang lain untuk mendapatkan gambaran expresi pemain yang sedang berdialog. Demikian pula bila arena tapal kuda maka hampir sama dengan full arena  Setiap berdialog harus sadar ada penonton dibelakangnya yang juga sedang mendengar. Membuat bloking dengan system segitiga masih bisa dipakai.   
(gmb 16)   
                    GAMBAR 16
Dengan melakukan latihan secara intensif dan menyenangkan maka kita akan menjadi pemain teater yang cerdas. Seorang  pemain yang terlatih; ketika membaca naskah pertama kali akan terasa langsung sudah kenal peran yang akan dimainkan. Paling tidak yang namanya salah baca kata atau kalimat dengan sendirinya terhindarkan.

Dengan pendekatan “bermain-main” maka kita tidak akan menjadi tegang dalam berlatih ataupun ketika pertunjukan yang sering kena demam panggung. “Bermain-main” akhirnya jadi sungguhan. 

Kreatifitas jika sudah terasah akan melahirkan permainan yang unik dan berisi. “Unik, nakal. Liar.” Istilah ini sering digunakann untuk menunjukkan bahwa pemain harus selalu tampil berani beda dan baru serta tidak terduga. Namun tetap wajar dan indah. 

Selain latihan yang intensif maka kesempatan pertunjukan juga akan sangat membantu pemain semakin “at home” diatas panggung.  Bagaimanapun “jam terbang” sangat dibutuhkan bagi pemain teater. Maka berlatih sebanyak mungkin baik secara individu maupun kelompok dan pentas se banyak banyaknya. 


Selamat berlatih dan pertunjukan.

Rudolf Puspa
Jakarta 21 Maret 2020.

(bersambung)

Ads