Catatan Rudolf Puspa: Latihan Aktor Pemula (BAGIAN KEDUA) -->
close
Pojok Seni
10 March 2020, 3/10/2020 04:05:00 PM WIB
Terbaru 2020-03-10T09:05:34Z
ArtikelMateri Teaterteater

Catatan Rudolf Puspa: Latihan Aktor Pemula (BAGIAN KEDUA)

Advertisement
Rudolf Puspa (Teater Keliling) Sumber foto: IdnTimes.com

OLAH FISIK.


Pertama yang harus disadari bahwa modal utama seorang pemain adalah tubuh dan jiwanya. Untuk itu perlu dilatih hingga tubuh menjadi lentur, mudah bergerak, indah dan memiliki takaran yang tepat. Selain kesiapan tubuh; seorang pemain dituntut cerdas daya pikir serta batin atau jiwa atau rohaninya. Untuk itu diadakan latihan yang kita sebut olah tubuh dan olah rasa.

Latihan utama yang diberikan melalui catatan kecil ini adalah  daya konsentrasi, vokal, gerak indah, imajinasi, olah rasa dan improvisasi serta beberapa teori panggung dan tehnik acting.

Untuk kecerdasan intelektual dianjurkan banyak membaca, diskusi tentang hidup dan kehidupan..

A.1. KONSENTRASI.


Konsentrasi adalah kekuatan pemain untuk memberi perhatian secara terus menerus dari waktu ke waktu selama memainkan peran dan selama pertunjukan berlangsung. Memperhatikan di sini adalah dengan melihat, mendengar dengan seluruh indera yang kita miliki.  Hal ini diperlukan karena kita tidak sendirian di atas panggung.  Kita perlu melihat dan mendengar lawan main dan juga perhatian penonton. Kewajiban ini juga diberlakukan selama dalam latihan.

Ketika pemain selesai mengucapkan dialog bukan berarti terus selesai tugas; namun harus terus bermain dalam diam tersebut dengan memperhatikan lawan main. Bagai tarian semua yang dipanggung terus bergerak atau bagai sungai yang airnya terus mengalir. Bahkan perhatian sudah harus dimulai sejak awal pertunjukan walau mungkin masih di luar panggung.
     

Marilah kita melakukan latihan :

Melihat

Dengan dua mata kita melihat ke satu titik. Untuk mudahnya  ambil saja barang yang besar seperti kursi, lemari dan kemudian makin kecil seperti pulpen, peniti, jarum. Lihat benda tersebut sampai benar benar yang kelihatan cuma benda tersebut. Bentuknya, warnanya, besar kecilnya. Satu menit kemudian pindah ke benda lain. Satu menit pindah lagi. Semakin banyak benda dilihat maka tanpa disadari kita akan merekam bentuk benda benda tersebut. (gambar 1)

GAMBAR 1

                           
Setiap pagi bangun tidur lihatlah benda benda yang ada di sekitarmu  Setiap yang dilihat sebutkan dengan bersuara (bukan dalam hati), semakin sering dilakukan maka akan kenal isi ruang dan tentu timbul keinginan mencari benda lain yang mungkin belum terlihat. 

Suatu saat akan timbul respons seperti membetulkan letak benda yang mungkin miring atau tidak pada tempatnya atau mengganti benda yang dirasa sudah bosan dengan benda lain. Dengan cara ini kita akan terbiasa melihat apa saja yang ada didepan dan samping kita dalam waktu cepat. Walau memandang lurus kedepan namun tetap mampu melihat yang disamping kiri dan kanan.  Boleh dikata dapat melihat 180 derajat.

Agar mata menjadi lentur kita lakukan senam mata dengan cara berdiri tegak lurus dan pandangan kedepan. Kemudian bola mata melihat lurus keatas, lalu lurus kesamping kiri, lalu lurus kebawah dan terus lurus kesamping kanan dan kembali lurus kedepan. Selama melakukan ini kepala tetap tegak dan hanya bola mata yang bergerak. Gerakan juga semakin cepat sehingga terasa bola mata berputar.

Ketika belum biasa akan ada rasa sakit sedikit dan pusing; namun bila dilakukan secara teratur maka mata kita akan lentur dan siap melakukan tehnik berpaling, memandang tajam kearah mana saja dengan mudah dan tidak lelah atau kaku. (gambar 2 )

GAMBAR 2


Tatapan mata sangat penting bagi pemain karena penonton akan selalu mencari mata ketika mendengar pemain bicara. Mata akan memancarkan kejujuran yang hidup dan memiliki daya tarik yang kuat. Dari mata kita akan dapat menilai seorang pemain punya isi atau tidak dalam bicara atau melihat. Mata yang memancar penuh isi akan sangat menarik perhatian penonton.

Ketika melatih mata, akan muncul tanggapan atau respons  terhadap apa yang terlihat. Ini akan berguna nantinya ketika memainkan peran yang harus berkomunikasi dengan lawan main dan ruang sekitar melalui tatapan mata. Respons bisa berujut gerak atau suara atau movement .

b. Mendengar

Kekuatan mendengar akan sangat berguna bagi terciptanya komunikasi antar pemain. Mendengar dialog lawan main, dengar bunyi atau musik, dan lebih jauh mampu mendengar respons penonton.  Semua ini harus bisa dilakukan dalam waktu yang bersamaan.

Latihan mendengar yang praktis adalah :

Di alam terbuka dengarkan suara angin. Air sungai yang mengalir. Suara kendaraan dijalanan (mobil,motor dll). Di kebun binatang dengar suara binatang. Masih banyak suara yang bisa didengar di alam terbuka. Bisa membedakan bermacam suara yang terdengar dalam waktu yang sama.

Di ruang tertutup dengar musik.(orkes simponi kelasik, rock, tradisional, jazz dll). Latih untuk dapat mendengar setiap bunyi peralatan musiknya kemudian dengar dalam waktu bersamaan sebagai sebuah kesatuan musik.

Dalam kesempatan bertemu dengan satu orang atau lebih maka dengarkan mereka bicara. Warna suara, dialeknya, nada, ritme, iramanya yang tentu masing masingnya ada perbedaan; ketika marah, debat, kesal, sedih dsb.

Dari latihan mendengar semua itu lakukan dari jarak dekat dan makin menjauh lalu mendekat lagi dan cari bunyi atau suara yang paling lemah dan paling kuat sehingga seluruh bunyi yang ada disekitar kita akan selalu terdengar dan ini melatih ketajaman daya dengar kita. Dari latihan ini akan timbul tanggapan atau respons kita terhadap apa yang kita dengar. Ini akan melatih kita menjadi responsif yang jujur dan tepat takarannya.

Nantinya akan sangat berguna bagi penciptaan respons peran yang kita mainkan terhadap peran lain dan situasi atau suasana yang dibangun di panggung. Respons bisa terwujut dalam gerak, gesture, movement, bunyi sesuai takarannya dengan peran serta suasana yang sedang dibangun.

Rudolf Puspa
Jakarta 10 Maret 2020.

Ads