Mana yang Lebih Baik : Film Korea vs Film India -->
close
Pojok Seni
26 November 2017, 11/26/2017 03:13:00 AM WIB
Terbaru 2017-11-25T20:13:22Z
ArtikelResensi

Mana yang Lebih Baik : Film Korea vs Film India

Advertisement
Ilustrasi Film India vs Film Korea (sumber : Kapanlagi)


oleh : Adhyra Irianto

Sebagai penyuka teater, menonton pertunjukan teater bagi saya lebih memiliki sensasi ketimbang nonton film. Sebagai penyuka sastra, membaca sebuah novel masih akan memberikan ruang bagi imajinasi, ketimbang ketika menonton novel tersebut difilmkan. Namun, bukan berarti saya tidak suka menonton film. Tinggal di daerah yang sangat langka pertunjukan teaternya, menjadikan saya akhirnya lebih banyak mengoleksi film dalam berbagai judul, genre dan dari berbagai belahan dunia.


Artikel berkaitan




Film Perancis, Meksiko, Amerika Latin, Hollywood (tentunya), Indonesia, India, Korea (rasanya yang selatan deh, mungkin belum pernah tahu mana film yang berasal dari utara negeri gingseng ini), Jepang, Tiongkok, termasuk film yang entah berasal dari negara mana, memenuhi hardisk laptop (istri) saya. Namun, belakangan ini, drama asal Korea mendapat tempat yang lebih penting di hati anak-anak, remaja, anak muda, dan dewasa yang berasa muda. Drama yang di awalnya mendapat nyinyiran serius, karena dianggap akan memberi jalan cerita yang itu-itu saja, mudah ditebak, oppa-oppa yang tampan nan rupawan, tajir dan punya jabatan akan jatuh cinta pada gadis sederhana dengan wajah yang tidak begitu cantik. Sebenarnya cantik, sih. Namun, karena dibandingkan dengan wajah si oppa yang keterlaluan tampannya, wajah wanita itu jadi dianggap tidak terlalu cantik, cuma lewat standar sedikit saja.

Film Korea

Kembali ke film yang berasal dari Korea, baik itu drama, serial, sampai layar lebar, setiap diproduksi tentunya akan menjadi tontonan wajib bagi remaja yang bahkan belum puber, sampai mama muda yang beranak satu. Sedangkan dari era "lampau", masih ada segolongan emak-emak, dewasa muda, sampai anak muda yang masih kecantol sama drama atau film yang berasal dari tanah "bollywood", India! Nah, percaya atau tidak, golongan penonton Korea dan India ini terbagi menjadi tiga : pecinta Korea full, pecinta India full, dan pecinta setengah-setengah.

Pecinta Korea full dan pecinta India full, biasanya akan saling menolak bila ditawarkan saling bertukar tontonan. Bagi penggemar India, film Korea itu cowoknya "cantik", bahkan lebih cantik daripada pemeran ceweknya. Ceritanya pasti si cowok itu anak orang kaya, punya perusahaan multinasional, uang yang tak habis-habis dan wajah yang rupawan. Tapi, jatuh cintanya pada gadis sederhana. Lalu, sedikit konflik, mulai dari penolakan orang tua si cowok, atau ada gadis yang lebih cantik dan lebih kaya daripada si gadis sederhana yang juga jatuh cinta pada orang yang sama, dan konflik lainnya. Kemudian, cinta mereka bersatu. 


Artikel berkaitan :




Sedangkan bagi penggemar Korea, menonton film India itu hal yang superduper membuang waktu. Adegan menyanyi, pakai joget, meski senang, meski sedih. Habis berantem, nyanyi. Habis menikah, nyanyi. Habis ini, nyanyi, habis itu, nyanyi. Ah, film apaan itu. Jadi, kesimpulannya, para pecinta Korea full tidak akan pernah sudi untuk menonton film India, begitu juga sebaliknya. Hal itu hanya tidak berlaku bagi pecinta korea dan india yang "setengah-setengah".

Jadi, standar tampan bagi penggemar Korea, akan berbeda jauh dengan penggemar India. Bagi penggemar Korea, tampan itu bila mancung, putih, kurus, tinggi, fashionable, rambut lurus, dan tentunya jago dance. Bagi penggemar India, tampan itu bila mancung, badan proporsional, bila perlu ada "tahu-tahu" di perutnya, jago berkelahi, tinggi, kulitnya tidak begitu putih, dan jago nyanyi, juga joget. Kurang lebih, kalau bagi penggemar Korea itu yang tampan misalnya Song Joong Ki, maka akan berbeda jauh dengan standar tampan dari penggemar India, misalnya Shakti Arora. (kedua nama itu saya dapatkan barusan ketika searching di Google dengan kata kunci, aktor India paling ganteng, dan aktor Korea paling ganteng, hihi)

Posisi Tengah, Wasit Terbaik


Film Korea

Sebagai orang yang bukan penggemar film Korea, juga bukan penggemar film India, tapi penggemar nonton apa saja, maka posisi saya berada di tengah. Kata orang, berada di tengah adalah posisi sebagai pengadil, alias wasit alias juri yang paling baik. Netral dan memandang kurang-lebih, buruk-baik dan sebagainya secara jernih. Sebagai pengadil yang baik, saya tentunya bisa melihat kelebihan dan kekurangan dari setiap drama yang disajikan.

Artikel berkaitan :



Film Korea, seperti yang saya tulis di atas, oke sebagian seperti itu. Tapi, tidak seluruhnya. Jangan kalian bayangkan kalian akan melihat serial seperti drama Indonesia ada di Korea. Apa penyebabnya, drama atau serial Korea, termasuk layar lebarnya, di produksi dengan sangat terukur dan sistematis. Episodenya juga hanya sekitar 17 sampai 20 episode. Disebutkan bahwa episode yang paling banyak hanya berada di angka 40 episode. Bayangkan dengan sinetron Indonesia yang mencapai episode ke ratusan ribu, tentunya sangat wajar kalau keteteran menjaga kualitas.

Tidak hanya itu, karena memiliki waktu yang cukup, maka produksi dan ide cerita digarap secara kreatif dan sangat teliti. Setiap detilnya diperhitungkan. Bila aktor tersebut akan memerankan perkelahian, maka akan diberi waktu beberapa bulan untuk berlatih bela diri, bila berperan sebagai gitaris, akan diberi waktu untuk berlatih bermain gitar. Bayangkan di sinetron atau film Indonesia, yang biasanya akan digantikan dengan lipsync. Jadi, bila Anda ingin memulai untuk menyaksikan drama Korea, lihat benar review, kemudian rating yang diberikan oleh IMDb. Setelah menyaksikannya, tentu penilaian Anda terhadap drama Korea akan berubah.

Bagaimana dengan film India? Kalau kualitas sinetron, mungkin kita bisa bilang bahwa India masih berada di bawah serial Korea. Sinetron India masih mempertahankan shoot kamera dengan zoom khusus untuk menyorot ekspresi wajah, dengan berulang-ulang dari berbagai angle, musik yang seru dan warna latar yang berubah. Persis sebagaimana film era tahun 80-an. Tapi untuk film layar lebar, jangan remehkan India. Wajar saja, industri film India itu sudah muncul dan mendunia, bahkan ketika Indonesia masih punya satu saluran TV saja. Mulai dari Amitabh Bachchan masih muda dan adegan lompat dari mobil, sampai sekarang sudah aki-aki dan banyak cucu, film India terus diproduksi. Tentu kalian tahu dengan nama aktor "awet muda" bernama Aamir Khan, bukan? Aktor satu ini bermain di film "3 Idiots" yang mendapat rating 8,4 dari IMDb menjadikan film ini termasuk salah satu film India terbaik sepanjang masa.

Film India "PK" oleh Aamir Khan

Ternyata, sekarang Aamir Khan juga sudah memproduseri film-filmnya sendiri. Penulis selalu jatuh cinta dengan film-film yang dibuat sekaligus diperankan oleh Aamir Khan ini. Kalian berharap akan ada adegan joget-joget dengan ratusan penari, nyanyi-nyanyi setelah berkelahi dalam film-film Aamir Khan seperti PK, Dangal dan beberapa judul lainnya? Selamat kecewa, kalau begitu. Ditambah lagi, kalian berharap adegan cinta-cintaan romantis dan mesra akan menjadi temanya? Selamat kecewa sekali lagi. Tonton berturut-turut Dangal, PK dan kalau belum menonton 3 Idiots, dan penilaian kalian terhadap film India akan berubah total. Film terbaru Amitabh Bhachan juga jangan lewatkan, termasuk Pink yang mendapat pujian dari banyak kritikus film dunia dan di India disebut-sebut sebagai film terbaik yang pernah dibintangi Amitabh Bhachan.

Jadi, mana yang lebih baik antara film Korea dan India? Mereka punya kelebihan masing-masing. Kesimpulan saya, keduanya adalah negara penghasil film berkualitas yang perlu dijadikan inspirasi bagi pembuat film Indonesia. (**)

Ads