Berbisnis Sebagai Seniman Teater -->
close
Pojok Seni
08 March 2020, 3/08/2020 11:16:00 PM WIB
Terbaru 2020-03-08T16:16:40Z
Artikelteater

Berbisnis Sebagai Seniman Teater

Advertisement
Ilustrasi profesi sebagai aktor teater.
PojokSeni.com - Ada banyak orang yang ingin sebuah pekerjaan yang lebih menantang, agar hidupnya tidak menjadi membosankan. Salah satunya, menjadi seniman, baik seni pertunjukan semacam penari, atau pelawak, dan tentunya sebagai aktor teater. Maupun seni lainnya, seperti pelukis, penulis sastra, pematung dan sebagainya.

Salah satunya menjadi aktor teater. Pekerjaan satu ini cukup menantang, mengharuskan Anda harus melatih pikiran dan fisik secara berkelanjutan. Anda juga mesti mempelajari sejarah, sosial, psikologi, filsafat dan lain sebagainya untuk mendukung kinerja keaktoran Anda. Semuanya demi mencapai kesempurnaan artistik.

Ada tiga hal yang mesti dilalui seorang seniman, yakni memelajari atau mengkaji, lalu yang kedua menciptakan dan terakhir baru menyajikan. Jadi, seorang seniman adalah pengkaji, pencipta sekaligus penyaji. Namun, untuk aktor teater, bagaimana tiga proses tersebut bisa dijalani? Kemudian, sebagai profesi, bagaimana hal itu bisa menghasilkan?

Memelajari dan Mengkaji


Untuk proses pertama, bisa memelajari satu naskah, teknik akting, teknik pemanggungan, dan sebagainya. Untuk itu, ada dua pilihan yang bisa Anda ambil. Pertama bergabung ke kelompok teater yang memiliki proses latihan berkelanjutan, juga proses produksi yang terus berjalan.

Pertama, ada tokoh atau seseorang yang memiliki ilmu yang cukup untuk menuntun Anda. Bisa jadi, ia adalah seorang instruktur yang menguasai teknik teater tertentu, atau mungkin sutradara (dalam beberapa kasus, keduanya adalah orang yang sama). Juga mesti ada proses diskusi, latihan tubuh, membuka diri pada ilmu baru, budaya menulis dan membaca, serta kebiasaan yang dapat menunjang Anda lainnya.

Untuk rekomendasi, Anda bisa menyimak artikel berjudul 15 Teater Modern Indonesia Terbaik yang Wajib Anda Ketahui.

Atau, cara kedua Anda bisa mengambil kuliah jurusan teater. Tentunya, Anda akan mendapatkan pelatihan serta belajar dari orang-orang yang secara akademik sudah expert di bidang teater. Apabila Anda masih sekolah di tingkat SMA, maka bergabung dengan ekstrakurikuler teater di sekolah bisa menjadi pilihan yang pas.

Untuk rekomendasi, Anda bisa menyimak artikel berjudul Ingin Mendalami Seni Teater? Ini Rekomendasi 5 Sekolah Seni Terbaik Untuk Jurusan Teater.

Dengan demikian, proses memelajari dan mengkaji ilmu teater menjadi lebih intens dan tepat. Hal itu menghindarkan Anda dari "tersesat" di belantara teater yang luas.

Menciptakan


Apabila Anda memiliki passion untuk menulis, maka mulailah dengan menciptakan sebuah karya. Dengan pelajaran yang cukup mendukung Anda untuk menciptakan sebuah karya, tetap berusaha untuk melakukan revisi dan bertanya pada orang yang lebih ahli.

Atau, bila Anda tidak begitu yakin untuk menulis permainan sendiri, maka Anda bisa memulai dengan membawakan naskah-naskah yang sudah ada.

Untuk itu, Anda bisa Download Naskah Drama, Monolog dan sebagainya di PojokSeni.com.

Kemudian, Anda bisa mulai berkumpul dengan rekan-rekan satu grup teater Anda untuk melakukan produksi pementasan. Tentunya, sebuah produksi pementasan memerlukan dana. Namun, Anda bisa memanfaatkan jejaring untuk mendapatkan sponsor, atau bila berani dengan perencanaan bisnis yang matang, Anda bisa mencoba untuk meminjam dana di bank.

Proses penciptaan suatu karakter, menjadi tugas seorang aktor teater. Untuk permainan secara keseluruhan, menjadi tugas sutradara. Sedangkan alur dramatik dan hal yang berkaitan dengan dramaturgi adalah tugas dramaturg. Pimpinan produksi dan rekanannya bertanggung jawab untuk urusan dana, dan perencanaan bisnis. Sedangkan hal lain terkait artistik, seperti properti, kostum, make up, dan lain-lain, serahkan juga pada orang yang berkompeten di grup Anda.

Maka perjalanan dan proses penciptaan karya Anda bisa berjalan dengan aman dan nyaman.

Menyajikan


Maka setelah proses tersebut dilalui, Anda sudah latihan dengan cukup mungkin butuh waktu sekitar minimal 3 bulan, dan bisa jadi sampai beberapa tahun untuk latihan satu naskah.

Terkadang, untuk "membiayai" satu pertunjukan utama (yang proses latihannya hingga berbulan-bulan), grup teater independen bisa mementaskan pertunjukan "sampingan" dengan naskah yang mungkin lebih ringan dan waktu garapan cenderung lebih pendek.

Misalnya, Anda bisa mempertimbangkan naskah "Pinangan" karya Anton Chekov, atau mungkin karya penulis Indonesia seperti "Ayahku Pulang" karya Usmar Ismail, "Sayang Ada Orang Lain" karya Utuy dan naskah-naskah ringan lainnya untuk proyek sampingan.

Atau, pertunjukan pantomime bisa juga menjadi proyek sampingan untuk grup Anda. Tentunya, hal itu di luar proyek lain, misalnya melatih satu grup untuk persiapan festival atau mengambil nilai dan sebagainya yang juga bisa dimanfaatkan untuk menghidupi aktor sekaligus grup secara bersamaan.

Sampai ketika segalanya cukup, persiapan sudah matang dan waktunya sudah tepat, giliran "karya utama" Anda yang disajikan ke publik. Menggaet kritikus untuk hadir dalam pentas Anda tentunya jauh lebih "menguntungkan" ketimbang mengundang pejabat misalnya. Sebab, kritikus nantinya akan menuliskan kritik pertunjukan, atau review di media massa yang bisa menjadi portofolio pertunjukan Anda.

Di belahan bumi lain, di Amerika misalnya, grup teater telah menjelma menjadi perusahaan dengan produk berupa produksi teater asli. Maka, untuk itu diperlukan tindakan lanjutan, yakni menjaga penonton. Bisa dengan sering menggelar diskusi, pelatihan, seminar atau mungkin sekedar ngobrol dan berkumpul bersama. Menjaga penonton, itu sama pentingnya dengan menjaga konsistensi grup untuk terus berproduksi dan berproses.

Sesuatu yang sulit adalah, bagaimana harus memulai. Apalagi di daerah-daerah yang ekosistem teaternya belum nyata. Oleh karena itu, dibutuhkan semangat wirausaha, tekad dan keyakinan, serta konsistensi untuk terus membentuk diri menjadi lebih baik dari sebelumnya. Itu sulit memang, tapi bukan mustahil. 

Ads