Eugene Ionesco : Manusia Itu Lucu dan Tragis! -->
close
Pojok Seni
28 September 2015, 9/28/2015 10:59:00 PM WIB
Terbaru 2015-09-28T15:59:20Z
ArtikelBerita

Eugene Ionesco : Manusia Itu Lucu dan Tragis!

Advertisement

pojokseni.com - Pecinta aliran absurd pasti mengenal tokoh yang satu ini. Eugene Ionesco, adalah penulis naskah drama dan sutradara asal Prancis, namun dilahirkan di Rumania pada 26 November 1909. Seperti Samuel Beckett, ia menulis karyanya sebagai orang Prancis. Ia juga meninggal di Prancis, pada 28 Maret 1994.

Konsep Ionesco terhadap absurd lebih pesimistis. Menurutnya, tidak ada satu kelakuan-pun yang bisa menanggulangi dari kondisi manusia saat ini. Oleh karena itu, manusia itu absurd alias tidak punya harapan. Bahkan, salah satu ujarannya yang paling terkenal adalah, manusia itu lucu dan tragis (comedy and tragedy). Penyebabnya, manusia selalu memiliki keinginan yang tinggi, cita-cita yang tinggi dan harapan yang juga tinggi. Tapi sayangnya, karena kemampuan manusia tidak cukup untuk itu, maka manusia selanjutnya akan terus menemui kegagalan demi kegagalan atau tanpa harapan.
(Bila ingin mengutip sebagaian atau keseluruhan artikel di situs ini, harap menyertakan sumber : www.pojokseni.com)
Drama The Chairs

Dalam drama The Chairs (1952) misalnya, ending ceritanya adalah sepasang suami istri bunuh diri dengan cara melompat keluar dari jendela. Anehnya, sebelumnya sepasang suami istri tersebut menyewa seorang orator yang berpidato ekstrim dihadapan kursi kosong, tentang keselamatan. Inti dari drama ini adalah tokoh utama akan menentang masyarakat, alam, diri sendiri bahkan Tuhan. Tapi endingnya adalah tragedi!
Dari beberapa drama karya Ionesco, rata-rata diwarnai dengan runtutan peristiwa yang padat (tapi tidak wajar), dibumbui dengan dialog-dialog yang tidak memiliki arti. Kemudian, dalam beberapa adegan, akan banyak kejutan. Dalam drama The Chairs tadi misalnya, bahkan tokoh dalam drama tersebut hanya berbicara tanpa arti.

Drama Ionesco yang lain, misalnya Badak (Rhinoceros) yang dibuatnya pada tahun 1959, malah menganalogikan manusia sebagai binatang buas, yang kadang kala melakukan sesuatu tanpa berfikir. (@pojokseni)

Baca Juga, Samuel Beckett : Drama Absurd dan Pesimisme Akut

Ads