Kemeriahan Pagelaran Seni di Milad ke-113 Muhammadiyah -->
close
Pojok Seni
22 November 2025, 11/22/2025 08:00:00 AM WIB
Terbaru 2025-11-22T01:00:00Z
Artikel

Kemeriahan Pagelaran Seni di Milad ke-113 Muhammadiyah

Advertisement


PojokSeni/Bandung - Puncak Acara Perayaan Milad Nasional Muhammadiyah ke-113 di Jawa Barat pada Selasa, 18 November 2025 di Universitas Muhammadiyah Bandung disemarakkan oleh serangkaian penampilan seni budaya yang spektakuler. Pertunjukan tersebut disiapkan secara khusus oleh Lembaga Seni Budaya (LSB) Muhammadiyah Jawa Barat yang karena itu, telah sukses menampilkan kekayaan tradisi Nusantara, khususnya Kesenian Jawa Barat yang meliputi penampilan Djaleuleu Kohkol Percussion, Tari Merak, Tari Saman dengan aransemen Karawitan Sunda, dan atraksi duel Pesilat wanita dari Tapak Suci.


Sambutan Meriah dengan Tari Merak dan Kohkol Percussion


Kemeriahan diawali dengan penampilan Tari Merak yang dibawakan secara anggun oleh 30 penari dari SMK Muhammadiyah 1 Bandung, dengan iringan Karawitan dari Abot Grup. Tarian ini bertindak sebagai penyambut bagi sebagian tamu undangan yang mulai memenuhi kursi di awal acara Milad.


Suasana semakin semarak seiring kedatangan para tamu undangan utama, termasuk Jusuf Kalla, Gubernur Jawa Barat, sejumlah Menteri, Kapolri, dan Kapolda Jawa Barat, yang disambut meriah oleh penampilan Djaleuleu Kohkol Percussion. Kelompok ini terdiri dari 20 pemain kohkol yang juga merupakan siswa SMK Muhammadiyah 1 Bandung, diiringi oleh Ncang bersama Abot Grup, dan dipimpin oleh Fikri Husni. Semarak pukulan kohkol yang bersahutan dan teriakan para penabuh menciptakan suasana penyambutan yang unik dan berkesan. Permainan musik kohkol tradisional ini bahkan mendapat apresiasi langsung dari Kapolri, Jenderal Listyo Sigit, beserta Kapolda Jawa Barat yang tengah berjalan melalui para pemain kohkol.


Meriahnya Tari Saman dengan Aransemen Karawitan Sunda


Setelah penampilan paduan suara, serangkaian sambutan tokoh, dan pidato penutup oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat, Ahmad Dahlan, tibalah pertunjukan puncak yang paling memukau, yakni Tari Saman.


Tarian Saman kali ini dibawakan oleh 40 penari perempuan dari SMK Muhammadiyah 1 Bandung. Keunikan pertunjukan ini terletak pada elemen akulturasi budaya yang disajikan. Musik khas Aceh yang mengiringi Saman, yakni lagu "Bungong Jeumpa," diaransemen ulang menjadi musik Karawitan Sunda dan juga menyadurkan liriknya ke dalam Bahasa Sunda. Aransemen musik ini dikerjakan oleh Faishal Ibrahim, sementara penyaduran lirik dilakukan oleh Cecep Ahmad Hidayat.



Cecep Ahmad Hidayat, selaku Koordinator Seni Pertunjukan, menjelaskan bahwa sajian akulturasi Tari Saman antara budaya Sunda dan Aceh merupakan simbolisasi perjuangan Cut Nyak Dien, tokoh pahlawan Aceh yang dimakamkan di tanah Sunda (Daerah Sumedang). Selain itu, akulturasi ini juga melambangkan semangat perlawanan dan perjuangan Islam yang heroik baik di Aceh maupun di Sunda.


Penampilan Tari Saman tersebut mendapat sambutan hangat dari Gubernur Jawa Barat saat itu, Dedi Mulyadi, yang bahkan memberikan dana hibah sebesar Rp50 juta sebagai bentuk apresiasi atas pertunjukan yang disajikan.


Usai pertunjukan Tari Saman, tanpa jeda dikejutkan oleh pemain karawitan yang memainkan musik Padungdung yang langsung disambut oleh atraksi duel Pesilat wanita Tapak Suci dengan mahir dan tangkas menampilkan gerakan pertarungan. Dua petarung pencak silat, Refi dan Citra merupakan alumni siswa SMK Muhammadiyah 1 Bandung. Atraksi ini adalah simbol dramatis yang memperkuat representasi sosok perempuan heroik Cut Nyak Dien, sejalan dengan pesan yang diangkat dalam Tari Saman sebelumnya.

Ads