Inspirasi dari Kota Sharjah: Bagaimana Satu Daerah Berkembang Karena Seni? -->
close
Pojok Seni
02 May 2025, 5/02/2025 08:06:00 AM WIB
Terbaru 2025-05-02T01:06:28Z
Artikel

Inspirasi dari Kota Sharjah: Bagaimana Satu Daerah Berkembang Karena Seni?

Advertisement


PojokSeni - Bali memiliki sejarah panjang menjadi daerah "budaya". Sejak era kolonial, Pemerintah Kolonial Belanda memiliki kebijakan yang disebut Baliseering (Balinisasi) yang ditujukan untuk menjaga keutuhan tradisi Bali dari "serangan" modernisasi. Secara umum telah dibahas di PojokSeni dalam artikel berjudul Bali: Kemerdekaan, Baliseering, dan Tameng Invansi Religi.


Bagaimana dengan kondisi saat ini? Untuk melakukan yang setipe Baliseering tentunya akan sangat sulit dilakukan. Tapi, seni dan budaya menjadi salah satu kekayaan yang bisa menjadikan suatu daerah berkembang dengan baik.


Mari kita lihat kota Sharjah, yang terletak di Uni Emirat Arab (UEA). Di UEA, biasanya hanya ada dua kota yang disebut, yakni Dubai dan Abu Dhabi. Sharjah adalah kota yang berbeda dari keduanya.


Tidak ada mal, bangunan luar biasa canggih, dan pencakar langit seperti di Dubai dan Abu Dhabi. Negara mereka juga fokus pada pembangunan megaproyek di dua kota tersebut. Sampai akhirnya, kota ini dipimpin oleh Sheikh Sultan bin Mohamed Al-Qasimi. Berbeda dengan pemimpin lainnya, Sheikh yang ini lebih tertarik pada seni, budaya, dan sejarah.


Sheikh Sultan bin Mohamed Al-Qasimi



Acara yang digelar kota ini setiap tahun rata-rata adalah pameran buku, lukisan, festival teater, fotografi, sastra, hingga kaligrafi. Seni modern dan tradisional mendapatkan tempat yang sama baiknya.


Tahun 2010, Yayasan Seni Barjeel didirikan. Lebih dari 1000 karya seniman Arab baik tradisional, modern, hingga kontemporer, dipamerkan oleh yayasan ini. Seorang akademisi seni asal Emirat yang pernah mengajar di sekolah seni di Amerika Serikat dan Prancis, Sultan Sooud al-Qassemi mengatakan, Sharjah bukan emirat terkaya di Teluk. Tapi, Sharjah adalah kota yang terkaya untuk urusan budaya.


Sharjah Biennal menjadi salah satu pameran karya kontemporer terbesar di dunia saat ini. Unesco menetapkan Sharjah sebagai ibukota budaya dunia Arab, serta ibukota Buku Dunia. Visi mereka sekarang cukup besar, menjadikan seniman Arab menjadi setara dengan Picasso, Dali, hingga Van Gogh.


Gedung-gedung tua, hanya ada beberapa pencakar langit, gang-gang dan jalan kecil, serta kondisi kota yang tetap mempertahankan view masa lalu, menjadi gambaran bahwa Sharjah tidak bergantung pada megaproyek untuk menjadikan kota mereka menarik dan berkembang. Mereka tahu, bahwa potensi utama mereka adalah seni. Karena itu, mereka mengembangkan apa yang mereka anggap sebagai potensi utama tersebut.

Ads