Asal Mula Penamaan Warna dalam Bahasa Indonesia -->
close
Pojok Seni
17 April 2025, 4/17/2025 12:02:00 PM WIB
Terbaru 2025-04-17T06:03:15Z
NarasiUlasan

Asal Mula Penamaan Warna dalam Bahasa Indonesia

Advertisement
Asal Mula Penamaan Warna dalam Bahasa Indonesia
Asal Mula Penamaan Warna dalam Bahasa Indonesia

Oleh: Adhyra Irianto


Pojok Seni - Warna dalam bahasa Indonesia banyak diambil dari bahasa Melayu dan bahasa lokal di Indonesia dari penyebutan sesuatu di alam. 


Menurut Bernd Nothofer (2013), bahasa Indonesia menyerap kata dari banyak bahasa. Namun, ada banyak juga yang "asli" bahasa Melayu. Rata-rata penamaan dengan menggunakan bahasa Melayu, atau serapan ke bahasa Melayu digunakan pada kata-kata "lama", seperti peralatan sehari-hari, nama makanan, nama hari, organ tubuh luar, hingga nama warna.


Tentunya, sebagian besar ini berlaku untuk warna primer, bukan warna turunan. Warna dasar menurut Berlin dan Kay (1969) terdiri dari putih, hitam, merah, hijau, kuning, biru, cokelat, pink, oranye, abu-abu.


Sebagian besar penamaan dalam bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Proto Austronesia. Mari kita simak, bagaimana asal mula penamaan warna dalam Bahasa Indonesia.


Biru


asal mula penamaan warna dalam bahasa Indonesia
Apa yang berkaitan dengan air (aquatik) awalnya disebut bhiru dalam bahasa Sansakerta


Kata "bhiru" dalam bahasa Sansakerta, awalnya ditujukan untuk menyebut semua jenis ikan yang dagingnya dikonsumsi. Kemudian, kata "bhiru" tersebut merujuk ke semua yang bersifat "aquatik" atau berkait dengan air. 


Hal ini juga yang menjadikan warna yang terkait dengan air itu disebut bhiru. Kata ini kemudian diserap ke Bahasa Melayu dan Indonesia menjadi biru.


Dalam bahasa proto austronesia, ditemukan kata "(ma)biRaw" yang diduga para ahli Indonesia menjadi asal-muasal kata biru tersebut. Namun, kata "biRaw" ini awalnya mengarah ke banyak warna yang sifatnya lebih gelap, seperti hitam, ungu, biru, dan hijau. Karena itu, ada dugaan bahwa warna "biru" tidak berasal dari bahasa proto austronesia.


Putih


asal mula penamaan warna dalam bahasa Indonesia
Sinar menyilaukan, awalnya disebut "putiq"


Kata putiq ditemukan di bahasa Proto-Melayu Polinesian (bahasa purba melayu). Kata ini berarti mengkilap atau berkilau. Kilauan memberikan sinaran yang menyilaukan mata. Warna sinar ini juga disebut putiq, yang kemudian menjadi putih dalam bahasa Melayu dan Indonesia. 


Hitam

Awan mendung, dulunya disebut "qitem"


Kata ini diduga berasal dari kata "qitem" dari bahasa Proto Melayu Polinesian yang kemudian ditarik menjadi "item" lalu hitam di Bahasa Indonesia. Kata qitem ini awalnya merujuk pada langit yang gelap. Langit yang berwarna kehitaman karena mendung, ini disebut qitem. Dalam bahasa Maranao menjadi datem atau rotem, sedangkan dalam bahasa Toba Batak menjadi lintom, dan dalam bahasa Mangondow menjadi Kintom. 


Awan gelap ini dalam bahasa austronesia juga disebut kintom/kinton. Ehm, mengingatkan pada sesuatu?


Merah


Asal Mula Penamaan Warna dalam Bahasa Indonesia
Batu delima, awalnya disebut Mirah.


Warna "merah" awalnya di bahasa Melayu disebut mirah. Mirah ini adalah sebutan untuk batu rubi, atau delima. 


Nah, dari warna batu itulah kemudian warna "mirah" berasal. Kemudian, menjadi Merah dalam bahasa Indonesia dan Melayu modern.


Kata "merah" sebenarnya lebih dulu digunakan untuk menyebut ikan Myripristis. Ikan asli Indonesia yang ditemukan di sekitaran teluk Maumere ini, disebut ikan Merah.


Ungu


Asal Mula Penamaan Warna dalam Bahasa Indonesia
Bunga Bungur, dalam bahasa Jawa kuno menjadi Wungu.


Dalam bahasa Melayu kuno, ada bunga yang disebut bunga Bungur. Sampai sekarang pun, nama bunga yang dimaksud tetap Bungur. 


Kata Bungur ini ketika diserap ke bahasa Jawa kuno menjadi Wungu. Kata ini yang kemudian menjadi ungu dalam bahasa Indonesia.


Hijau


Asal Mula Penamaan Warna dalam Bahasa Indonesia
Buah yang belum matang, sehingga berwarna hijau pekat, dulunya disebut hilaw.


Di dalam bahasa Tagalog, ada kata hilaw yang berarti tanaman atau buah yang masih belum matang. Mangga yang belum matang, disebut hilaw dan warnanya itu tentunya masih "hijau". Warna inilah yang kemudian diserap menjadi hijau dalam bahasa Indonesia dan Melayu. Asumsi tersebut dikemukakan oleh Dempwolf (1934-38) yang melihat kaitan antara kata hilaw yang berdekatan.


Sumber lain menyebutkan kata hijau berasal dari kata  "hizaw" yang artinya ayam jantan khusus untuk petarung. Beda utamanya adalah, warna ekor belakangnya hitam yang memunculkan bias warna hijau. 


Kuning


Asal Mula Penamaan Warna dalam Bahasa Indonesia
Semua yang berwarna seperti kunyit, disebut warna kunyit. Awalnya adalah kunij.


Warna kuning ini datang dari bahasa proto melayu polinesian yakni kunij. Kunij ini sebenarnya ditarik ke bahasa Melayu dan Indonesia menjadi "kunyit". Tentu kita tahu bahwa kunyit ini memberikan warna kuning mengarah ke oranye. Maka, diduga kemungkinan kata kuning itu juga berasal dari kunyit.


Sebentar, bila kunyit diserap ke Bahasa Indonesia, kenapa masih menyerap kata "kuning" bila tujuannya ingin mengatakan warna seperti kunyit? Penyebabnya adalah warna kuning yang datang ternyata jauh lebih cerah, ketimbang warna kunyit yang lebih gelap.


Warna yang lebih cerah itu disebut "kuning" dari rumpun bahasa Melayu lainnya. Padahal, kata kuning di bahasa lain itu sebenarnya juga berasal dari akar kata yang sama, "kunij".


Abu-abu


Asal Mula Penamaan Warna dalam Bahasa Indonesia
Ikan ambu-ambu atau ikan abu-abu, berasal dari kata abo.


Dugaan paling kuat untuk warna abu-abu ini datang dari ikan abo atau ikan abu-abu dari bahasa proto Melayu. Warna ikan tersebut yang tidak hitam, juga tidak putih tapi berada di tengah-tengah, menjadikan sebutan untuk ikan itu menjadi sebutan untuk warna abu-abu. Di beberapa tempat di Indonesia, ikan ini disebut ikan ambu-ambu.


Cokelat


Asal Mula Penamaan Warna dalam Bahasa Indonesia
Cokelat berasal dari kata chocolade


Entah apa disebut warna cokelat ini sebelumnya, tapi jelas penamaan cokelat ini diserap dari bahasa Belanda, chocolade. Dalam pengucapannya, kata itu disebut "cokelade", yang didengar oleh telinga orang Indonesia sebagai "cokelat".


Tentunya, "chocolade" tadinya tidak merujuk pada warnanya, tapi pada jenis makanan yang dihasilkan dari olahan kakau (cacao/choco). Choco ini disimpan di baki (lade) agar terfermentasi, yang menjadi tahapan pertama pembuatan "chocolade" sebelum dikeringkan.


Oranje


Asal Mula Penamaan Warna dalam Bahasa Indonesia
Oranye dari buah Oranje

Warna satu ini adalah warna resmi kerajaan Belanda. Berasal dari warna yang kerap digunakan keluarga von Oranje, yang memimpin kerajaan Belanda selama bertahun-tahun, juga berasal dari (lagi-lagi) alam, yakni buah Orange.


Itu tadi beberapa dugaan asal muasal penamaan warna  ke dalam Bahasa Indonesia. Ada perbedaan pendapat, seperti prosiding yang dipresentasikan di Seminar Leksikografi Indonesia (2022), berbeda dengan apa yang dipaparkan dalam buku Malay Influence on Malagasy: Linguistic and Culture-Historical Implications (ditulis K.A Adelaar, 1990), juga ada perbedaan dengan Dempwolf (1934) dan sebagainya. 


Yah, hal itu menunjukkan perbedaan perspektif para peneliti ini ketika melihat sumbernya. 


Tapi, yang terpenting setidaknya sudah mulai ada gambaran jelas darimana warna-warna yang biasa kita sebut itu berasal, bukan?


Yah, dari alam terbuka ini. Alam yang memberikan banyak warna bagi kita ini. Pada akhirnya memang menjadi sumber penamaan bagi warna-warna.


Bibliografi


Adelaar, K. A. (1989). Malay influence on Malagasy: Linguistic and culture-historical implications. Oceanic Linguistics, 28(1), 1. https://doi.org/10.2307/3622973 

Blust, R., & Trussel, S. (2010). Comparative Austronesian Dictionary. https://doi.org/10.1515/9783110884012.4.fm 

Endriani, W., & Indrawati, D. (2022). KLASIFIKASI PENAMAAN WARNA DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN ANTROPOLOGI LINGUISTIK. Kajian Linguistik Dan Sastra: Edisi Yudisium Ke-2, 9(2), 133–143. 

Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra. (2022). Prosiding Leksikografi dan Etimologi. Seminar Leksikografi Indonesia. 

Ads