Lagu Deep Purple, Soldier of Fortune: Apa yang Diceritakan di Balik Lagu Ini? -->
close
Pojok Seni
04 May 2021, 5/04/2021 07:56:00 AM WIB
Terbaru 2021-05-04T00:56:16Z
MusikUlasan

Lagu Deep Purple, Soldier of Fortune: Apa yang Diceritakan di Balik Lagu Ini?

Advertisement

Deep Purple di tahun 1974


pojokseni.com - Tidak perlu menjadi penggemar Deep Purple untuk mengenal lagu bertajuk Soldier of Fortune yang dirilis tahun 1974. Lagu ini  ditulis oleh (mantan) gitaris Deep Purple, Ritchie Blackmore bersama dengan vokalis band White Snake, David Coverdale yang dulunya mantan vokali Deep Purple. Hasilnya, lagu ini dirilis pula oleh band White Snake di beberapa tahun setelah Deep Purple merilisnya. 


Ada kisah yang begitu depresif diceritakan lewat liriknya. Tentu sebelum berbicara banyak tentang lagu ini, silahkan simak dulu liriknya berikut ini.


Lirik Lagu

Soldier of Fortune

Ditulis oleh: Ritchie Blackmore & David Coverdale



I have often told you stories, about the way

I lived the life of a drifter, waiting for the day

When I'd take your hand, and sing you songs

Then maybe you would say, come lay with me love me

And I would surely stay


But I feel I'm growing older, and the songs that I have sung

Echo in the distance, like the sound

Of a windmill goin' 'round

I guess I'll always be, a soldier of fortune


Many times I've been a traveller, I looked for something new

In days of old, when nights were cold

I wandered without you, but those days I thougt my eyes

Had seen you standing near, though blindness is confusing

It shows that you're not here


Now I feel I'm growing older, and the songs that I have sung

Echo in the distance, 

Like the sound, of a windmill goin' 'round

I guess I'll always be, a soldier of fortune

Yes, I can hear the sound, of a windmill goin' 'round

I guess I'll always be, a soldier of fortune


Komposer: Ritchie Blackmore

David Coverdale


Translasi:


Prajurit Bayaran

Saya sudah sering bercerita tentang jalan hidup saya sebagai seorang gelandangan, menunggu hari

Saat aku memegang tanganmu, dan menyanyikan lagu untukmu

Maka mungkin kau akan berkata, datanglah padaku dan cintai aku

Dan saya pasti akan tinggal


tetapi saya merasa saya semakin tua, dan lagu-lagu yang telah saya nyanyikan menggema di kejauhan, 

seperti suara dari kincir angin berputar

Aku pikir aku akan selalu menjadi seorang prajurit bayaran


Berkali-kali saya menjadi seorang musafir, saya mencari sesuatu yang baru

pada masa lalu, saat malam terasa dingin

Aku mengembara tanpamu, tetapi hari-hari itu aku menatap mataku

Melihatmu berdiri di dekatku, meskipun kebutaan itu membingungkan

Ini menunjukkan bahwa Anda tidak ada di sini


Sekarang aku merasa aku semakin tua, dan lagu-lagu yang telah kunyanyikan menggema di kejauhan

Seperti suara kincir angin berputar

Aku pikir aku akan selalu menjadi, seorang prajurit bayaran

Ya, aku bisa mendengar suara kincir angin berputar

Aku pikir aku akan selalu menjadi seorang prajurit bayaran


Ada terlalu banyak versi dari para penggemar, analis, pengamat, dan komentator terkait lagu ini. Kebanyakan di antaranya justru menyinggung tentang ideologi kenegaraan, tentang tentara bayaran yang tidak dianggap sebagai "pahlawan" meski juga berjuang setengah mati. Bahkan, banyak pula yang menyebutkan bahwa lagu ini yang memengaruhi keputusan terkait "tentara bayaran" yang diputuskan di Jenewa, Swiss beberapa tahun setelah lagu ini dirilis.


Sebagai lagu yang diciptakan oleh gitaris Deep Purple dan vokalis White Snake, maka lagu ini dirilis oleh kedua band ini secara bergantian. Deep Purple merilisnya pertama kali di tahun 1974, ketika saat itu Davide Coverdale didapuk sebagai vokalis Deep Purple dari tahun 1973 hingga 1976 menggantikan Ian Gillan. 


Namun melihat dari liriknya, memang bukan tentang cinta, ideologi atau hal-hal yang sering diceritakan atau dibahas oleh para fans dari Deep Purple. Liriknya sedemikian "gelap" menggambarkan betapa depresifnya lagu ini. Ditambah lagi dengan iramanya yang juga "gelap" semakin menyuramkan makna lagu satu ini.


Soldier of Fortune memang lebih dekat dengan istilah "mercenary" alias tentara bayaran, ketimbang "tentara keberuntungan". Istilah soldier of fortune memang dilekatkan pada seseorang atau sekelompok yang berperang atas dasar bayaran, jadi sering dianggap bukan pahlawan, juga tidak diperbolehkan jadi tawanan perang. Hanya diperbolehkan untuk dilucuti senjatanya, lalu disuruh pulang. Di dalam perang-perang besar, seandainya mereka meninggal di medan perang sekalipun, tidak ada penghormatan seperti yang sering dilakukan pada pahlawan perang.


Karena itu, istilah "soldier of fortune" ini dilekatkan dengan kesialan. Hanya orang-orang yang sudah sangat kesusahan uang saja ingin menjadi tentara bayaran. Apabila mereka masih memiliki pekerjaan lain, maka selain tentara, mana ada lagi orang yang ingin terlibat dengan perang yang berdarah-darah?


Soldier of Fortune: Lagu tentang Pecandu 


Soldier of Fortune versi Deep Purple lebih condong ke menceritakaan seseorang yang menjadi "tentara bayaran" karena tak bisa lepas lagi. Ia akan terus "mengikuti perintah" tanpa bisa mengelak lagi. "Aku pikir aku akan selalu menjadi seorang prajurit bayaran", begitu yang dikatakan David Coverdale dalam lagu ini. Sesuai dengan cerita bagaimana seorang pecandu ingin terus lepas dari kecanduannya pada miras dan narkotika. Pergi ke banyak rehabilitasi, dan kehilangan segalanya, termasuk cintanya. Semakin lama, pecandu tersebut sudah semakin tua, namun bukannya lepas malah tetap terus mencari efek "tinggi" yang lebih jauh. Akhirnya tak bisa melepaskan diri lagi dari kecanduannya, dan akan selalu menjadi "pengikut" alias "soldier of fortune" terhadap kecanduan itu sendiri.


Telah banyak usaha yang dilakukannya, namun pada akhirnya terus kembali lagi. Pernah berjanji untuk lepas, namun mengingkari janji itu. Terkadang, pecandu yang akhirnya ditinggalkan oleh orang-orang di sekitarnya itu membutuhkan teman. "Mungkin kau terpikir untuk memegang tanganku, bersandar denganku, lalu mengatakan aku mencintamu, maka aku akan tinggal." Namun, orang-orang itu meninggalkannya, tidak mau mengatakan mencintainya, karena kerugian atau hal lainnya yang diakibatkan pengaruh dari miras atau narkotika tersebut, maka yang terjadi adalah antithesisnya, "aku pergi". Karena itu juga, si pecandu tersebut pergi ke sana ke mari seperti gelandangan, seperti musafir, tidak punya arah. Lagu-lagu yang dulu ia nyanyikan untuk orang yang ia cintai, sekarang hanya seperti gema di kejauhan. Hanya seperti suara kincir angin yang tak jelas apa yang ingin dinikmati dari bunyi itu.


Depresi dan frustasi, hingga akhirnya menyerah. Ia berharap orang yang dicintainya, atau orang yang bisa menjadi tempatnya bersandar, berada di dekatnya. Namun itu hanyalah masalah penglihatannya, sehingga ia bingung dengan apa yang terjadi pada kenyataannya. Ia hanya menyadari satu hal, bahwa ia seorang diri, dan mungkin selamanya akan seperti itu. Itu hal yang harus ia dapatkan sebagai "soldier of fortune" yang akan selalu hidup dalam kesendirian, kesepian, dan kesunyian.

Ads