Menulis Cerita dengan Sudut Pandang Orang Kedua Beserta Contoh -->
close
Adhyra Irianto
20 February 2021, 2/20/2021 06:00:00 AM WIB
Terbaru 2021-02-19T23:00:06Z
ArtikelUlasan

Menulis Cerita dengan Sudut Pandang Orang Kedua Beserta Contoh

Advertisement

sudut pandang orang kedua
Ilustrasi pembaca cerita fiksi

Pojokseni.com - Salah satu jenis sudut pandang (point of view) dalam cerita adalah sudut pandang orang kedua. Bisa dikatakan, menulis dengan sudut pandang orang kedua masih cukup jarang digunakan oleh para penulis. Ketimbang sudut pandang orang kedua, penulis lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama dan (yang paling sering) sudut pandang orang ketiga.


Sebab, dalam penulisan menggunakan sudut pandang orang kedua, penulis menggunakan "kau", "kamu" atau "Anda" sebagai tokoh utama atau tokoh sentral di dalam ceritanya. Tujuan penggunaan sudut pandang orang kedua adalah agar pembaca menjadi pelaku utama, sehingga terasa sangat dekat dengan cerita yang dibuat.


Kesulitan menggunakan sudut pandang orang kedua ialah, penulis mesti mampu membuat pembacanya benar-benar lebur dengan cerita itu sendiri. Bahkan, pembaca bukan hanya dekat dengan cerita, tapi tanpa sekat alias tanpa batas. 


Pembaca dalam hal ini harus menjadi objek pencerita, sekaligus penderita. Penulis juga konsisten tidak menggunakan "aku" atau "saya" sebagai pelaku utama. Maka cerita kadangkala disusun secara detail agar terasa meruang alias 4 dimensi dan hidup.


Contoh Penggunaan Sudut Pandang Kedua


Berikut contoh penggunaan Sudut Pandang Orang Kedua dalam sebuah cerita:


Pagi ini, sinar mentari perlahan masuk menerobos jendela kamarmu. Silaunya membangunkanmu dari mimpi buruk di malam ini. Kau harus menyadari, sekarang kau sudah kembali ke alam nyata. Alam yang sebenarnya lebih buruk dari mimpi terburukmu.


Kau mungkin dikejar seekor ular besar di dalam mimpimu. Tapi di alam nyata, tidak ada sesuatu yang bahkan ingin mengejarmu. Kau dibiarkan sendirian, di sudut gelap yang sunyi, dibiarkan menggeliat sendiri.


Perlahan, kau berdiri dari kasur lusuhmu, berjalan ke depan cermin. Lihatlah di sana, wajahmu yang kusam penuh jerawat juga berminyak, serta rambutmu yang kusut megar. Warnanya pun kusam, kalau tidak mau dikatakan jelek.


Selama ini kau hanya merasa telah berdamai dengan semua rasa sedihmu. Kau merasa duduk di tempat yang penuh cahaya, berbahagia dan tersenyum seakan-akan tidak terjadi apa-apa dengan hidupmu.


Kau berbahagia, seakan sunyi dan gelap adalah sahabat yang menghiburmu setiap saat. Sedangkan ketika kau bukan ponselmu, semua orang yang kau kenal sedang berbahagia. Entah bahagia yang sebenarnya, atau justru sedang menutupi kesedihannya dengan senyuman. Sama seperti dirimu.


Kesimpulan


Penggunaan sudut pandang orang kedua dalam cerita kadang-kadang tidak utuh, apalagi dalam sebuah novel. Penulis kadang bereksperimen menjadikan lebih dari satu tokoh sentral dengan cerita yang berbeda namun akhirnya bertemu di satu titik, paling sering di akhir cerita.


Kadang-kadang, penulis mencampurkan sudut pandang orang kedua dengan sudut pandang lainnya, seperti sudut pandang orang pertama dan ketiga. 


Namun sudut pandang adalah salah satu kunci penting yang menentukan kesuksesan cerita tersebut. Jadi, diperlukan banyak pertimbangan untuk memilih sudut pandang tertentu ketika mulai akan memulai cerita.


Eksperimen lain yang bisa Anda gunakan adalah, membiarkan pembaca memilih akhir ceritanya sendiri. Jadi, Anda mempersiapkan sejumlah akhir cerita yang berbeda, sehingga mereka atau pembaca memilih sendiri akhir cerita (akibat) sesuai pilihan (sebab) tertentu. 


Untuk contoh tulisan yang menggunakan sudut pandang orang kedua, Anda bisa membaca novel karya Melissa Bank berjudul The Girls' Guide to Hunting and Fishing.

Ads