Mengenal Kerajinan Logam di Kotagede, dari Tembaga hingga Perak -->
close
Pojok Seni
25 February 2021, 2/25/2021 02:20:00 AM WIB
Terbaru 2021-02-24T19:20:13Z
BeritaBudaya

Mengenal Kerajinan Logam di Kotagede, dari Tembaga hingga Perak

Advertisement
Kerajinan Logam di Kotagede

Motif klasik khas Kotagede terkenal hingga mancanegara


pojokseni.com - Kerajinan perak sudah menjadi ciri khas Kotagede Yogyakarta. Selama ini kalau membicarakan kerajinan perak di Indonesia pasti dikaitkan dengan Kotagede. Tapi jangan salah, Kotagede pun juga punya perajin kerajinan logam selain perak, yakni tembaga, kuningan dan alumunium. 


Para pengrajin logam ini masih terdapat di sekitar Kotagede. Keberadaan para perajin logam di Kotagede mulai ada sejak abad ke 16 dan bertahan hingga sekarang.


Tapi memang saat itu kerajinan logam yang dibuat perajin hanya untuk memenuhi kebutuhan kraton atau kerajaan saja. Banyak kerajinan logamnya juga masih menggunakan corak klasik khas Kotagede, jadi sangat ekslusif. Corak tersebut nampaknya memikat pihak kerajaan bahkan juga penjajah Belanda saat itu.

 

Motif klasik khas Kotagede diperkirakan mulai berkembang ketika Kotagede menjadi ibukota kerajaan Mataram Islam. Motif klasik khas Kotagede mencerminkan keanekaragaman budaya hingga kekayaan alam di Yogyakarta. Jika diaplikasikan dalam kerajinan logam menjadi ukiran yang indah dan bernilai seni tinggi. 


Saat ini motif tersebut pun masih dapat kita temui di beberapa toko kerajinan logam di sekitar Kotagede. Namun, seiring perkembangan zaman dan permintaannya mulai surut, industri kerajinan logam di Kotagede pun juga dibuat khawatir. Lantas, seperti apa perkembangan kerajinan logam di Kotagede saat ini, simak di sini yuk.


Motif klasik Kotagede mengangkat tema keanekaragaman hayati




Kotagede dulu sebelum menjadi kawasan padat penduduk memang sebuah hutan luas yang penuh dengan berbagai tumbuhan di dalamnya. Kekayaan flora itulah yang turut memperkaya inspirasi penciptaan motif. Sehingga berjalannya waktu, mulai bermunculan pelopor kerajinan bermotif klasik di Kotagede. Bisa diaplikasikan ke dalam perhiasan perak, helm ukir logam hingga kerajinan ukir logam lainnya. 


Saat ini para podusen kerajinan logam di Kotagede pun mulai menawarkan berbagai kombinasi motif kekinian. Contohnya dalam helm ukir logam, motif klasik tersebut dikombinasikan dengan tema pertambangan karena pemesan adalah perusahaan tambang.


Tempat pembuatan kerajinan logam yang masih bertahan


NBAS Kotagede merupakan salah satu studio pembuat kerajinan ukir berbahan khusus tembaga dan kuningan yang juga berpengalaman di Kotagede. Disana terdapat sanggar pengrajin logam yang umumnya para pengrajin di dalamnya sudah menekuni profesi tersebut lebih dari 15 hingga 20 tahun. 


Beberapa pengrajin ukir tembaga dan kuningan di sanggar tersebut juga memang dikenal menjadi tokoh pengrajin ukir logam senior di kotagede. Sebelumnya, NBAS Kotagede hanyalah studio seni kecil sederhana yang letaknya di sudut Kotagede Yogyakarta. Namun, dalam perjalanannya tempat kreatif tersebut sudah melahirkan banyak kerajinan tembaga dan kuningan serta menjadi bagian perjalanan para pengrajin senior di Kotagede saat ini.


Kegiatan di studio tersebut menjadi contoh pengrajin logam di Kotagede yang masih bertahan dengan terus berinovasi. Beberapa bukti kerja mereka di antaranya adalah di tahun 2020 kemarin masuk dalam 10 UMKM terbaik dalam kategori produk inovatif yang diselenggarakan oleh KG Media. 


Pengelola studio juga menceritakan jika ingin kerajinan logam khas Kotagede mau dikenal lebih luas lagi, maka sebagai pengrajin itulah sendiri yang harusnya memperkenalkan ke masyarakat lebih luas. Karena diakuinya kerajinan logam semakin kesini pasarnya juga terbatas, diharapkan dengan memanfaatkan dunia digital bisa memperbaiki pasar kerajinan logam.


Dari kerajinan logam, bisa menjadi wajah kreatif Yogyakarta


Pengrajin logam di studio NBAS, Kotagede Yogyakarta

Di studio NBAS Kotagede sebenarnya hampir tiap tahun bisa membuat beragam kerajinan ukir tembaga dan kuningan, namun belajar dari pandemi mereka juga mulai mengembangkan motif dan model kerajinan yang baru. 


Untuk tahun 2021 ini misalnya, model yang saat ini sedang mereka kembangkan adalah pengembangan kebutuhan homedecor. Bentuknya ada yang relief, helm ukir logam, nomor rumah hingga tempat lampu. Nantinya produk kerajinan tersebut bisa digunakan sebagai cinderamata hingga kado kekinian buat kolega. 


"Kita punya lambang Garuda Pancasila bahannya tembaga dan kuningan, bisa dipesan dengan ukuran menyesuaikan. Nah, produk tersebut menjadi favorit karena yang pesan biasanya hanya perusahaan-perusahaan besar. Biasanya dipasang di gedung pemerintahaan hingga gedung pertemuan," Kata pengelola NBAS Kotagede.


Dengan menghidupkan kembali kerajinan ukir logam khas Kotagede, studio NBAS Kotagede berharap lebih banyak masyarakat khususnya genrasi muda mau turut serta memperhatikan dan bangga produk kerajinan lokal. Sama seperti saat pengelola studio kriya logam tersebut memulai digitalisasi, ia mendapati bahwa pengrajin logam di Kotagede dapat dikatakan terancam punah. 


Jumlahnya kian sedikit dan tidak disadari regenerasinya pun tidak diperhatikan. Bahwa pengrajin logam saat ini sudah mulai terbatas, dan betapa istimewanya Kotagede kini karena masih menyimpan beberapa pengrajin logam senior yang sudah berproses hingga puluhan tahun lamanya dan masih mau menekuni profesi ini.


Banyak warga di sekitar Kotagede saat ini adalah pendatang, profesi mereka jauh lebih modern, kerja di kantoran. Menurutnya kerajinan logam di Kotagede itu bisa bercerita kepada dunia melihat potensi pariwisata yang besar di Yogyakarta. Bagaimana suatu daerah, bisa hidup dari kerajinan logam yang keterampilannya masih terawat dari generasi ke generasi.


Keterampilan membuat kerajinan logam adalah warisan


Para perajin logam di Kotagede memiliki keterampilan membuat kerajinan logam umumnya dipelajari secara otodidak, secara turun temurun dari generasi ke generasi. Di NBAS Kotagede sendiri, para pengrajinnya umumnya juga dibesarkan dari keluarga seorang pengrajin juga. Kendati begitu dari beberapa keluarga, biasanya hanya ada beberapa saja yang menekuninya. 


Meski awalnya kerajinan tembaga dan kuningan ini tidak menjanjikan, karena pasarannya sepi sedangkan bahan baku harganya terus naik. Namun lama-kelamaan kerajinan tembaga dan kuningan buatannya mendapatkan tempat baru bagi pelanggannya. 


Hingga sekarang beberapa kalangan yang mempunyai cita rasa terhadap kerajinan logam ketika bertemu NBAS Kotagede juga mengungkapkan rasa bahagianya karena menilai kerajinannya bagus. Umumnya mereka tahu tempat tersebut dari internet, karena sebelum pandemi studio tersebut memang tidak banyak dikenal oleh publik.


Pandemi COVID-19, produksi kerajinan logam sesuai pesanan


Dampak dari pandemi memang dirasakan sangat nyata oleh para pengrajin logam di NBAS Kotagede bahkan juga toko-toko kerajinan perak. Sama seperti industri atau sektor usaha lainnya, bahkan NBAS Kotagede sudah tiga bulan terakhir tidak ada pesanan kerajinan ukir logam. Banyak perajin yang tidak produksi karena tidak ada pesanan.


Selama ini kerajinan logam yang diproduksi menyesuaikan pesanan pelanggan. Apalagi pasar juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Jadi, apa yang konsumen inginkan, jika bisa dibuat maka langsung dikerjakan. Ia mencontohkan saat ada pelanggannya yang ingin memesan kerajinan dengan tinggi tertentu, modelnya tertentu hingga finishing-nya juga berbeda. Maka pengrajin harus menyesuaikan dengan permintaan konsumen tersebut. 


Pengelola NBAS Kotagede menceritakan sebenarnya pasar kerajinan tembaga dan kuningan masih ada, hanya saja pandemi ini memaksa banyak pemesan menunda hingga membatalkan pesanan. Karenanya, studio kriya logam tersebut juga mulai melayani pesanan serba online, termasuk dikirim pakai jasa pengiriman.

 

Dalam menjual produknya, NBAS Kotagede mengaku memanfaatkan sosial media seperti Instagram @nbas_jogja. Mereka mengakui, tak mudah baginya untuk terus merawat kerajinan kriya logam Kotagede. Apalagi musim pandemi Covid 19 seperti saat ini. Pasar yang sangat lesu, bahan baku yang terus naik harganya, hingga pandangan orang awam yang menganggap kerajinan logam sebagai barang murahan menjadi tantangannya.


Penulis: Luki Antoro


Anda juga ingin mengirim tulisan, promosi, publikasi hal-hal yang terkait dengan kesenian dan kebudayaan? Silahkan kontak kami di sini >> Kontak PojokSeni

Ads