Trik Psikologis yang Bisa Anda Gunakan Ketika Berdiskusi Agar Tidak terjadi Konflik -->
close
Pojok Seni
09 November 2020, 11/09/2020 04:01:00 PM WIB
Terbaru 2020-11-09T09:36:07Z
ArtikelBerita

Trik Psikologis yang Bisa Anda Gunakan Ketika Berdiskusi Agar Tidak terjadi Konflik

Advertisement
Trik Psikologis yang Bisa Anda Gunakan Ketika Berdiskusi Agar Tidak terjadi Konflik


pojokseni.com - Berdiskusi, atau mungkin sekedar mengobrol santai, bisa saja berakhir petaka. Anda mungkin tidak sadar ketika terlepas kata-kata yang menyinggung, atau mungkin lawan bicara Anda yang kelepasan ngomong. Hasilnya adalah sebuah keributan.


Bagaimana cara menjaga diskusi atau mungkin sekedar mengobrol santai menjadi tetap hangat. Bisa saja Anda berdebat, namun tetap hangat dan tidak berakhir dengan keributan.


Apalagi bila bicara tentang hal yang memicu perbedaan pendapat. Tentunya mesti dijaga agar diskusi tetap berada di jalur yang tepat. Ada beberapa trik psikologis yang bisa Anda gunakan untuk menjaga hal tersebut.


Beberapa Trik Psikologis yang Bisa Anda Terapkan Ketika Berdiskusi


Ada beberapa trik psikologis di samping tetap menjaga perasaan lawan bicara tentunya. Apa saja? 


1. Saat Anda sudah bulat dengan sebuah keputusan, kesimpulan dan sebagainya jangan langsung beri tahu apa keputusan/kesimpulan Anda tersebut pada lawan bicara Anda. Tapi, jelaskan pada lawan bicara Anda kerangka berpikir kenapa Anda memutuskan hal tersebut. Hal itu bisa mencegah adanya perdebatan, protes dan sikap kontra.


2. Saat lawan bicara Anda mungkin bicara sesuatu hal yang dianggapnya lucu namun menyakiti hati Anda, maka pura-pura Anda tidak mendengar ketika pertama kali. Mungkin ia akan tertawa terbahak, tapi Anda munculkan ekspresi bingung. Lalu, minta dia mengulangi lelucon itu, kemudian bertanya di bagian mana hal yang lucu. Minta ia jelaskan lelucon itu, menjadikan ia berhenti tertawa dan menyadari bahwa lelucon itu tidak lucu dan menyakiti hati Anda.


3. Anda mungkin terbiasa dengan panggilan "sayang", atau panggilan "akrab" bukan? Misalnya seseorang yang lebih tua dari Anda biasa dipanggil "Abang" di rumahnya, maka memanggil "abang" akan membuat Anda lebih dekat, ketimbang panggilan lain yang setipe seperti "mas", "kakak" dan sebagainya.


4. Bila Anda ternyata ada pekerjaan mendadak sehingga harus izin di tengah mengobrol, gunakan kalimat pasif atau penyebab sesuatu harus dikerjakan. Misalnya, istri Anda meminta Anda pulang membelikan susu anak. Maka Anda bisa membuka dengan "apakah supermarket yang menjual susu anak masih buka? Sial sekali, anak saya kehabisan susu." Itu akan menjadikan lawan bicara Anda akan lebih memberikan "izin" Anda pulang terlebih dulu. Bandingkan dengan, "Maaf kawan-kawan, saya harus pulang sekarang. Saya mau membeli susu anak."




5. Ingin diperhatikan ketika memberikan satu kalimat tertentu? Coba trik ini, Anda bisa mengatakan bahwa "Ayah saya berkata ... " atau "kakek saya berkata ...". Kalimat Anda akan lebih diperhatikan, ketimbang Anda langsung mengatakan kalimat tersebut.


6. Saat Anda melihat seseorang memperhatikan Anda dari kejauhan, walau mungkin tidak saling mengenal, tentunya ketika Anda melihatnya ia akan langsung membuang muka. Untuk memastikan apakah orang itu benar memperhatikan Anda, pura-puralah menguap dengan mata sedikit tertutup dan perhatikan orang tersebut.


7. Sudah mulai berdebat dan Anda ingin menghindarinya? Jawaban "ya" dan anggukan akan segera menyelamatkan Anda.


8. Bila Anda sedang melakukan negosiasi dan Anda sudah mengungkapkan apa yang sudah Anda persiapkan, sekarang waktunya Anda diam dan memperhatikan semua yang dikatakan lawan bicara Anda. Jangan pernah memotong, apalagi mengulangi yang sudah dijelaskan, kecuali memang lawan bicara Anda yang memintanya.


9.Apakah lawan bicara itu bisa dekat dengan Anda atau mungkin hanya pura-pura? Anda bisa perhatikan bagaimana dia dengan orang yang "sekali kenal" seperti supir taksi, ojek online, orang sebangku di angkot, teman duduk sebelahan di pesawat dan sebagainya. Bila ia terlihat baik dan memperlakukan teman "sekali kenal" tersebut juga dengan baik, maka dia bisa menjadi teman dekat bagi Anda.


10. Hindari logical falacy alias kesalahan nalar dalam berpikir. Itu bisa membuat konflik dan perdebatan yang tidak ada ujungnya.


Beberapa cara di atas, secara psikis mampu menjaga kehangatan berdiskusi. Tentunya, bila Anda menikmati diskusi dengan suasana santai, ditemani segelas teh atau kopi, atau mungkin juga bir. Terpenting, jaga suasananya tetap adem dan hindari perdebatan, kecuali memang Anda datang ke pertemuan itu untuk berdebat sesuatu. Berdebat juga tetap dijaga suasananya tetap hangat dan sehat, jangan sampai memicu konflik. 


Debat yang sehat dan hangat menjadikan banyak wawasan baru datang ke pikiran kita. Sedangkan debat yang panas dan tidak sehat hanya akan membuat musuh baru datang ke kehidupan kita. 

Ads