Tari Remo, Tari Penyambut Tamu Bermula dari Pengantar Ludruk -->
close
Pojok Seni
25 November 2020, 11/25/2020 10:00:00 AM WIB
Terbaru 2020-11-25T03:00:03Z
ArtikelSeni

Tari Remo, Tari Penyambut Tamu Bermula dari Pengantar Ludruk

Advertisement
Seorang legenda Tari Remo di Jombang, Bolet Amenan (sumber foto: Jawa Pos)

PojokSeni.com -  Di Jawa Timur, dikenal salah satu tari yang ditujukan untuk menyambut tamu dalam situasi formal yang mulanya adalah tari pengantar Ludruk. Tari tersebut adalah Tari Remo.


Namun, tari yang disebut-sebut berasal dari Jombang ini bermula dari tari pengantar ludruk. Yah, dulunya sebelum pertunjukan ludruk dimulai, maka para penonton akan terlebih dulu disuguhi pertunjukan dari para lelaki yang menarikan tari Remo ini.


Dari beberapa sumber, termasuk Wikipedia, menyebutkan bahwa seorang penari jalanan di Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Jombang yang menciptakan tarian ini. Seperti yang disebut sebelumnya, tari ini awalnya digunakan sebagai pengantar pertunjukan Ludruk.


Tari ini ditarikan oleh laki-laki dan biasanya disesuaikan dengan lakon dari ludruk yang akan dipentaskan. Salah satu yang paling sering ditampilkan adalah kisah pangeran yang berjuang di peperangan. Jadinya, penarinya mesti terlihat gagah dan maskulin, karena menggambarkan pangeran di medan perang.


Tarian ini terkenal sebagai tarian yang dinamis, rancak dan penuh bunyi. Selain diiringi oleh bonang dan beberapa alat musik khas Jawa lainnya, ada juga lonceng di kaki penari yang terus berbunyi ketika para lelaki tersebut menghentakkan kaki dan melangkah. Tarian ini juga atraktif, dengan ekspresi wajah yang menarik, gestur yang memukau dan kuda-kuda penari yang kokoh.


Dari jenis pakaian, di beberapa daerah jenis pakaiannya berbeda. Bila di Surabaya penari menggunakan baju tanpa kancing warna hitam, dengan celana pertengahan betis yang dikait dengan benang emas serta dihiasi dengan sarung batik pesisiran hingga lutut.


Di Sawunggaling, menggunakan pakaian yang nyaris sama dengan Surabaya namun ada kaus putih lengan panjang menggantikan pakaian hitam. Sedangkan Jombang justru tidak menggunakan kaos.


Busana Tari Remo (sumber Instagram)


Di Malang, pakaiannya sama dengan Surabaya, namun perbedaan terletak di celananya yang lebih panjang bahkan hingga menutup mata kaki.


Selain itu, dikenal juga Tari Remo Putri. Ini adalah salah satu bentuk baru dari tari Remo, dengan memperkenalkan wanita sebagai penarinya. Jadi, tidak hanya pria saja yang bisa menarikan tari Remo. Hanya saja, tari Remo putri memiliki gerakan dan pakaian yang berbeda dengan tari Remo yang asli.


Saat ini, tari Remo sudah tidak hanya digunakan sebagai pembuka Ludruk saja. Tari Remo sudah digunakan untuk menyambut tamu yang datang ke Jawa Timur, termasuk tamu kenegaraan dan acara formal lainnya. Sebagai tari penyambutan tamu, maka Tari Remo menjadi semakin dikenal dan ditarikan banyak orang di Jawa Timur. 

Ads