Tale Tale: Body as Living Archives Karya Koreografer Sherli Novalinda -->
close
Pojok Seni
16 November 2020, 11/16/2020 06:24:00 AM WIB
Terbaru 2020-11-15T23:24:00Z
ArtikelSeniUlasan

Tale Tale: Body as Living Archives Karya Koreografer Sherli Novalinda

Advertisement
Tale Tale: Body as Living Archive, sebuah pertunjukan tari kontemporer karya Sherli Novalinda
Tale Tale: Body as Living Archive, sebuah pertunjukan tari kontemporer karya Sherli Novalinda


Oleh: Roza Muliati*

 

Tubuh adalah arsip hidup yang merekam  setiap peristiwa yang dialami  dan menyimpannya menjadi cerita, memori, dan kenangan. Tale Tale menghadirkan perjumpaan dua tubuh dengan tale, sastra lisan Kerinci berupa cerita yang dinyanyikan. Tale kemudian beralih wahana ke dalam tubuh-tubuh penari. Tubuh pun bercerita dan menebar daya magis, membuka satu per satu kisah melalui proses ulang alik antara masa lalu dan hari ini.

 

Sinopsis di atas menjadi pengantar pertunjukan tari Tale Tale. Tale Tale dibuka dengan nyanyian tale, tradisi lisan suku Kerinci yang terdengar mistis, diikuti dengan cuplikan beberapa foto lawas yang memperlihatkan wajah-wajah leluhur orang Kerinci dengan pakaian adatnya yang membawa ingatan kembali ke masa lalu. Aksara asli suku Kerinci yang bernama aksara incung juga diproyeksikan ke dinding melalui proyektor hingga menghadirkan latar pertunjukan yang tidak biasa. Sementara itu, sepasang penari menghadirkan kisah tubuh yang ulang-alik antara tubuh masa lalu (Kerinci) dan  tubuh hari ini.


Tale Tale: Body as Living Archive, adalah sebuah pertunjukan tari kontemporer karya koreografer Sherli Novalinda. Karya yang dipertunjukan pada Jumat (6/11/2020) di Black Box Prodi TV & Film Institut Seni Indonesia  Padang Panjang.  Karya ini   dipertunjukkan secara terbatas dengan menerapkan protocol Covid-19  dan tidak terbuka untuk umum. Tale Tale sebetulnya belum dipertunjukan tetapi hanya ditampilkan terbatas untuk kebutuhan rekaman dan penilaian oleh reviewer  sebagai bagian dari kegiatan penelitian yang didanai dengan dana DIPA ISI Padangpanjang.


Tale Tale


Tale merupakan tradisi lisan Kerinci yang dilagukan dengan syair dan nada yang khas. Ayuthia Mayang Sari (2019) dalam tulisannya “Tradisi Tale Dalam Masyarakat Kerinci” menjelaskan bahwa tale adalah sebuah nyanyian rakyat Kerinci yang berbentuk pantun, yaitu puisi lama bangsa Melayu yang memiliki sampiran dan isi. Secara terminologi, istilah tale dalam bahasa Kerinci berasal dari kata talai yang berarti tali, pertalian, atau menggambarkan sesuatu yang tidak terputus. Makna tersebut dapat dijumpai pada ungkapan sehari-hari masyarakat Kerinci seperti, “lamak niang makan iko. Batalai be jeak tadoh”, yang menggambarkan seseorang yang menikmati kelezatan makanannya hingga tidak putus-putus memakannya. Tale pada awalnya merupakan ungkapan personal yang digunakan untuk menghibur diri seperti menidurkan anak atau mengungkapkan kesedihan. Dalam perkembangannya, tale kemudian berkembang sebagai ekspresi kelompok yang muncul di pelbagai ritual dan kesenian rakyat Kerinci.  Saat ini, tale dapat dijumpai di pelbagai kesenian tradisional Kerinci dengan bentuknya yang juga beraneka ragam seperti tale joi, tale nuei padi, tale iyo-iyo, dan tale rangguk. 


Secara terminologi, Tale Tale terdiri dari dua kata yang sama namun merupakan dua istilah yang memiliki makna yang berbeda. Kata tale pertama dibaca tail, berasal dari kata tale dalam bahasa Inggris yang berarti cerita atau dongeng. Sementara itu, kata tale kedua mengacu kepada pengertian tale dalam tradisi lisan Kerinci. Tale Tale dapat diartikan sebagai cerita atau dongeng yang disampaikan lewat tale. Tale dalam hal ini dialih wahana ke dalam tubuh-tubuh penari hingga tubuh kemudian menyampaikan cerita dari pertemuannya dengan tradisi tale seperti diungkapkan di dalam sinopsis karya.



TALE tale: Body as Living Archive” merupakan karya ketiga dari projek trilogy karya Sherli Novalinda. Dua karya terdahulu adalah Meniti Jejak Tubuh (2016) dan Memoirs (2017). Ketiga karya tersebut merupakan riset Sherli terhadap perjalanan tubuhnya sendiri atau dikenal sebagai autoethnography research, sebagai seorang perantau yang mengunjungi kembali sejarah tubuhnya sebagai orang Kerinci. Kali ini idiom tradisi yang diangkat adalah tale. Sherli mengaku tale telah menjadi bagian dari sejarah tubuhnya. Pada masa kecilnya di Sungai Penuh Kerinci, ia pernah menari secara bersama-sama diiringi nyanyian tale di pelataran halaman umoh panjang atau rumah panjang yang merupakan rumah adat Kerinci. Pengalaman tersebut begitu membekas dan mengantarnya kembali untuk menjemput ulang memori tubuhnya pada masa lalu.


Dalam Tale Tale, Sherli bekerjasama dengan  Roza Muliati sebagai dramaturg tari, Indra Arifin sebagai komposer, serta Lovia Triyuliani Ikhlas dan Yogi Afria sebagai penari. Mereka berproses secara intens selama kurang lebih 3 bulan. Dalam praktik penciptaan karya, Sherli kemudian meminjam metode alih wahana untuk memindahkan tale sebagai tradisi lisan menjadi tale sebagai tubuh yang berkisah mengenai sejarah tubuhnya. Melalui dua penari yang berbakat Lovia dan Yogi, kisah tubuh tersebut menjadi berlapis dan tidak lagi linear, tetapi ulang alik antara tubuh masa lalu dan hari ini. Tubuh-tubuh yang menceritakan pelbagai kenangan dan memori yang semula tersimpan rapi dalam bentuk arsip tubuh.


Karya-karya Sherli Novalinda sendiri telah dipentaskan di pelbagai festival seni dalam dan luar negri, seperti Meniti Jejak Tubuh dalam Kaba Festival (2017) di Padang dan Europalia Art FestivaL (2017) di Belgia bersama para maestro tari Indonesia seperti Sardono W. Kusumo, Eko Supriyanto, Ery Mefry dll; “While in RD,” International Colaboration di Dancing In Place Malaysia 2019, dan yang terbaru sebagai koreografer Opera Batak, Sisingamangaraja yang ditampilkan di Asia Pasific Bond of Theatre School di Vietnam 2019. Dalam penggarapan karya, Sherli banyak belajar dari sejumlah maestro tari dunia, diantaranya Lin Hwai Min (Taiwan), Arco Renz (Belgia), Isabelle Schad (Jerman), Sardono W. Kusumo (Indonesia), dan Sal Murgiyanto (Indonesia).

Tale Tale akan ditayangkan melalui platform daring pada Desember nanti, bekerjasama dengan komunitas Ruang Tumbuh Padangpanjang.

 

* Roza Muliati adalah dramaturg Tale Tale dan Direktur Komunitas Ruang Tumbuh Padangpanjang

Ads