Produksi Drama Sebagai Sebuah Proses Desain -->
close
Pojok Seni
25 September 2020, 9/25/2020 03:49:00 PM WIB
Terbaru 2020-09-25T08:49:49Z
Artikelteater

Produksi Drama Sebagai Sebuah Proses Desain

Advertisement
Pentas teater Biduanita Botak oleh Rudolf Puspa dkk

 
PojokSeni.com - Membicarakan produksi drama baik dari grup teater maupun lainnya, tentunya pembicaraan awal selalu melalui pembahasan daya tarik estetiknya. Mulai dari standar artistik, dan gagasan tertentu dan capaian lainnya.


Namun pada kenyataannya, seorang sutradara mesti mempertimbangkan pula perencanaan dan pelaksanaannya. Karena pada akhirnya, semua produksi tersebut akan berhadapan dengan penonton. Yah, penonton adalah tujuan akhir dari pertunjukan Anda.


Dalam perpektif penonton, karya seni setidaknya memiliki salah satu dari dua hal antara lain rasa keindahan dan manfaat atau keperluan. Ada karya seni yang hanya ada rasa keindahannya saja, tapi tetap disukai penonton. Ada juga karya seni yang mungkin tidak mengejar estetika, tapi bermanfaat bagi penontonnya. Namun, karya seni yang baik tentunya bisa memenuhi keduanya sekaligus.


Pertunjukan teater tentunya memiliki desain yang lebih kompleks dan rumit, karena ada terlalu banyak unsur yang harus disiapkan dan akhirnya disatukan. Misalnya, seorang pelukis memerlukan media seperti kanvas, atau mungkin kayu dan berbagai hal lainnya seperti garis-garis massa, cat atau warna dan sebagainya. Sedangkan musisi membutuhkan harmoni, ritme, melodi dan sebagainya dengan media suara atau alat musik. Penyair menggunakan bahasa dan kata-kata sebagai medianya, sedangkan penari menggunakan tubuh sebagai media utamanya.


Bagaimana dengan teater? Sialnya, seluruh unsur tadi justru sangat dibutuhkan oleh seorang sutradara. Maka benar yang dikatakan alm. Suyatna Anirun dalam buku Menjadi Sutradara (STSI Bandung, 2002) bahwa pada hasilnya pekerjaan sutradara menjadi lebih kompleks dan rumit. Maka ia membutuhkan lebih banyak orang-orang di bidangnya untuk menjadikan sebuah pertunjukan teater bisa menjadi lebih berwarna.


Sialnya lagi, sutradara juga mesti setidaknya membutuhkan pengetahuan terkait seni atau hal terkait lainnya. Hal itu dibutuhkan agar prinsip desain bisa direncanakan dengan baik dan detail. Tentunya, dengan bantuan seniman di bidang yang dibutuhkan seperti seni rupa, musik dan tari, maka hal itu bisa dibuat menjadi lebih baik.


Karena itu, masih mengutip pernyatannya Suyatna Anirun, bahwa sutradara mutlak mengetahui pengetahuan terkait hal-hal tersebut untuk mendapatkan sebuah pertunjukan yang sempurna. Jadinya, membuat sebuah pertunjukan yang bisa memuaskan penonton dan memenuhi standar estetika sampai akhirnya juga tetap memberikan manfaat bagi penonton. 

Ads