Pelukis Pertama di Dunia Kebanyakan Adalah Wanita: Begitu Kata Arkeolog -->
close
Pojok Seni
20 May 2020, 5/20/2020 07:06:00 AM WIB
Terbaru 2020-05-20T00:06:26Z
BeritaSejarahSeni

Pelukis Pertama di Dunia Kebanyakan Adalah Wanita: Begitu Kata Arkeolog

Advertisement
Pelukis Pertama di Dunia Kebanyakan Adalah Wanita: Begitu Kata Arkeolog
Pojokseni.com - Saat ini tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia, semuanya menyerukan agar ada persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Sutradara wanita kerap dipandang sebelah mata, dibandingkan dengan sutradara laki-laki. Setidaknya begitu yang terjadi di gelaran Oscar 2020 beberapa waktu lalu.

Di jenis pekerjaan apapun, laki-laki selalu mendominasi. Bahkan di "wilayah perempuan" pun, seperti istilah "sumur, dapur, kasur" yang dianggap wilayah kekuasaan perempuan. Tapi faktanya, ketika pekerjaan yang terkait ketiga wilayah tersebut misalnya produksi deterjen, mesin cuci, dan sebagainya (wilayah sumur), kemudian pekerjaan seperti koki (dapur) dan pekerjaan seperti therapis, pembuat kasur, dekorasi kamar (kasur) justru rata-rata adalah laki-laki?

Begitu pula di bidang seni, bahkan di dunia sekalipun. Nama-nama seniman wanita jumlahnya tidak banyak. Itupun tenggelam di antara nama laki-laki. Tapi, arkeolog berkata lain.

Setidaknya Dean Snow, seorang arkeolog dari Pennsylvania State University yang telah lama meneliti lukisan tangan yang berusia sangat tua di gua. Total delapan gua yang diteliti, berada di wilayah Spanyol dan Perancis. Hasilnya menarik, dari seluruh gambar dan lukisan yang ditemukan di gua tersebut, 3/4 di antaranya adalah hasil karya "seniman wanita".

Menariknya, sebelum itu nyaris semua sarjana arkeologi di dunia sudah berasumsi bahwa para seniman kuno ini adalah laki-laki, tanpa melakukan penelitian mendetail. Ada bias gender karena dianggap seseorang yang melukis gambar tersebut adalah seorang laki-laki.

Sebenarnya penyebab para ahli terdahulu menyimpulkan hal tersebut adalah gambar yang ditemukan. Ada ratusan gambar yang ditemukan dan dilukis di dinding gua. Sebagian besar adalah binatang buruan, mulai dari rusa, kuda, gajah purba (mammoth), bison dan sebagainya. Karena itu, disimpulkan bahwa yang melukisnya adalah laki-laki, mengingat hal itu menjadi semacam "prestasi" bagi si pemburu mengingat apa saja yang pernah berhasil ditangkapnya.

Hal itu mengingatkan kita tentang seorang pemancing ikan yang berhasil memancing ikan sangat besar lalu mengabadikan fotonya. Atau pemburu yang mendapatkan babi rusa berukuran besar, lalu berfoto bersama buruannya. Jadi, itu yang menjadi awal penarikan kesimpulan bahwa laki-laki sejak zaman purba sudah memiliki ketertarikan terhadap seni lukis.

PojokSeni sempat menulis artikel terkait lukisan manusia purba. Ada ilustrasi seniman purba yang sedang melukis beramai-ramai yang dimuat di artikel tersebut. Dan, iya dalam ilustrasi tersebut, digambarkan bahwa para pelukis adalah para pria.


Lalu, ketika ternyata lukisan yang ditemukan tersebut sebagian besar adalah lukisan seorang wanita, lantas apakah berarti wanita yang berburu?

Yah, penelitian Dean Snow itu berbuah sebuah polemik bagi para arkeolog. Berkat tulisan Dean Snow di jurnal Amercian Antiquity tersebut, sejumlah arkeolog lainnya menyadari bahwa selama ini ada banyak hal yang mereka belum sadari dan belum teliti.

Maka hasil dari tulisan Dean Snow membuktikan satu hal yang sangat sulit dipercaya, yakni 20 ribuan tahun lalu, pria dan wanita adalah "dua makhluk yang sama" baik hak maupun kewajiban. Seorang wanita yang berburu gajah purba atau bison, dan seorang laki-laki yang berburu rusa adalah hal yang biasa saja terjadi.


Berbagai ahli arkeologi dari sejumlah tempat lainnya di Amerika seperti di Alaska, California dan lain-lain sempat berselisih paham. Ada yang skeptis dengan jurnal Dean Snow tersebut, ada juga yang setuju.

Ada yang berkata bahwa orang purba yang kerap menghabiskan waktunya di dalam gua adalah dukun era itu. Maka muncul lagi pendapat bahwa dukun di era 20 ribu tahun lalu adalah seorang wanita.

Ads