Kirana, Mahakarya Dewa 19 Ketika Ahmad Dhani Masih di Jalan yang Benar -->
close
Pojok Seni
25 February 2020, 2/25/2020 04:57:00 AM WIB
Terbaru 2020-02-24T21:57:57Z
ArtikelMusik

Kirana, Mahakarya Dewa 19 Ketika Ahmad Dhani Masih di Jalan yang Benar

Advertisement
Dewa 19 formasi album Pandawa Lima
pojokseni.com - Tahun 1997, menjadi penanda musik khas 90-an ketika band-band Indonesia tengah berlomba mirip-miripan dengan band luar, termasuk di antaranya Dewa 19.

Tapi Ahmad Dhani terlampau jenius sebagai musisi. Ia mendapatkan ide dari mana saja, termasuk dari "ngulik-ngulik kunci gitar" dari mantan basis mereka, Erwin Prastya. Bagaimana tidak, tadinya pemilik inisial "E" dari "DEWA" ini hanya bermain gitar dengan genjrengan yang intuitif, tapi sudah diurutkannya dengan notasi dan chord. Meski saat itu, Erwin masih belum ingin menulis lirik.

Ahmad Dhani mendengarkan nada-nada dari Erwin itu, lalu mulai menulis lirik. Liriknya juga puitis, diksinya berat, begitu juga bobot cerita yang diusung. Lirik yang ditulis Dhani, benar-benar kawin dengan notasi yang dibuat Erwin. Ini saat ketika dua jenius "menyatukan kepala" di tubuh Dewa 19.

Simak lirik yang ditulis Ahmad Dhani untuk lagu yang berasal dari "genjrengan" Erwin ini:

Potongan Video Clip Kirana

Kirana (Dewa 19)


Kucoba memahami tempatku berlabuh
Terdampar di keruhnya satu sisi dunia
Hadir di muka bumi tak tersaji indah
Kuingin rasakan cinta

Lusuh lalu tercipta mendekap diriku
Hanya usung sahaja kudamba Kirana
Ratapan mulai usang, nur yang kumohon
Kuingin rasakan cinta
Manis seperti mereka

Ayah-bunda tercinta satu yang tersisa
Mengapa kau tiupkan nafasku ke dunia?
Hidup tak kusesali mungkin kutangisi
Kuingin rasakan cinta

Peluhku pun mengering menanti jawabmu
Tak akan pernah usai cintaku padamu
Hanya kata yang lugas yang kini tercipta
Kuingin rasakan cinta

Semakin jauh (semakin jauh)
'Ku melangkah ('ku melangkah)
Semakin perih jejak langkahku
Hariku pun semakin sombong
Meski hidup terus berjalan
Terus berjalan

Kirana jamah aku jamahlah rinduku
Takkan pernah usai cintaku padamu
Hanya kata yang lugas yang kini tersisa
Kuingin rasakan cinta

Belum cukup dengan liriknya yang ajaib itu, lihat bagaimana genjrengan acak Erwin menjadikan progresi chord di lagu ini menjadi unik. Bagaimana bisa, lagu yang awalnya bermain di chord dasar C, tiba-tiba menyentuh chord seperti Bb, Eb, dan Gm?

Lalu, di bridge dimulai dengan Eb, kemudian masuk ke verse berikutnya, justru dimulai dengan Bm. Sungguh progresi akord yang mengagumkan. Apalagi, lagu ini adalah salah satu lagu Dewa 19 yang tidak punya chorus! Apakah itu tidak menabrak kebiasaan musik era itu?

Album Pandawa Lima

Masih belum cukup, pembuka lagu juga dimulai dengan distorsi ringan kemudian ambience dari keyboard, ala-ala Pink Floyd. Andra Ramadhan juga memberi kesan lebih pada lagu ini dengan isian yang bersahutan dengan vocal Ari Lasso.

Ketukan drummer Wong Aksan Sjuman, yang dikenal sebagai salah satu drummer terbaik Indonesia era itu juga penuh eksperimen yang menakjubkan. Dari beberapa wawancara, ia menyebut bahwa khusus untuk lagu ini, ia bahkan mencabut senar di bawah senar drum untuk mendukung "kelam" dan "mistis"-nya lagu ini.

Berapa waktu yang dihabiskan untuk mematangkan lagu tersebut? Dari berbagai sumber disebutkan bahwa lagu ini dibuat selama 2,5 tahun hingga pematangan dianggap selesai dan dirilis ke publik. Hasilnya, jadilah sebuah mahakarya yang diganjar enam penghargaan AMI Award.

Bagaimana dengan video klipnya? Ini juga sebuah mahakarya! Begitu menyatu dengan maksud Ahmad Dhani lewat liriknya, ketika Kirana (dewi cinta versi Indonesia) datang dan menjamah para perindu kasih sayang.

Kita harus akui bahwa di antara banyak lagu Dewa 19, ada banyak yang dimasukkan dalam kategori "Mahakarya", khususnya dari album Terbaik - Terbaik (1995) dan Bintang Lima (2000) yang didapuk menjadi salah dua dari 150 album terbaik Indonesia, versi Rolling Stones.

Tapi, Kirana adalah lagu yang berbeda. Dewa yang sejak awal sudah mencirikan diri sebagai "Toto" dan "Queen" benar-benar muncul sebagai identitas yang baru. Dewa 19 adalah Dewa 19, bukan band Indonesia yang mirip-miripin diri dengan band barat.

Anak Ahmad Dhani, Dul Jaelani, bahkan mengakui bahwa lagu ini yang membuat ia jatuh cinta pada karya-karya ayahnya. Lalu, ketika ayahnya dipenjara, ia membantu konser "teman-teman ayahnya" sebagai pengganti Dhani. Ketika akan membawa lagu Kirana, ia terpaksa harus mengisolasi dirinya selama tiga hari untuk mendalami lagu itu.

Ari Lasso juga mengakui bahwa ia selalu merinding ketika menyanyikan lagu Kirana. Ada sesuatu yang gaib dan mistis di lagu itu yang selalu membiusnya.

Meski demikian, kolaborasi duo jenius Dhani - Erwin mesti terhenti sejak tahun 2000. Namun, Dhani masih mampu membawa Dewa 19 mengeluarkan album mahakarya berikutnya, Bintang Lima (2000) dan Cintailah Cinta (2002).

Namun, sepertinya Dewa mesti berisi paduan dari para pembentuk akronimnya, Dhani - Erwin - Wawan (kemudian Wong Aksan) dan Andra. Ketika Wong Aksan berganti dengan Tyo Nugros, suasana tak begitu banyak berubah, karena keduanya memiliki kemiripan. Tapi, ketika Erwin keluar, diganti dengan Yuke (eks The Grove), maka mahakarya semacam Kirana tak pernah muncul lagi. Apalagi, pasca album Bintang Lima, harus diakui bahwa album lain (setelah itu) malah terlihat seperti grade B.

Kirana hanya salah satu dari masterpiece yang lahir dari tangan dingin Ahmad Dhani. Mengutip kata-kata Once Mekel, Ahmad Dhani itu jenius. Sengaco-sengawur-atau entah bagaimanapun ia saat ini, ia tetap sosok jenius di bidang musik Indonesia yang mungkin hanya lahir 100 tahun sekali. (ai/pojokseni.com) 

Ads