Metode Eksekusi Mati Orang Kebal di Indonesia Zaman Dulu, Sadis dan Mengerikan -->
close
Pojok Seni
31 January 2020, 1/31/2020 06:46:00 PM WIB
Terbaru 2020-01-31T11:46:35Z
ArtikelSejarah

Metode Eksekusi Mati Orang Kebal di Indonesia Zaman Dulu, Sadis dan Mengerikan

Advertisement

pojokseni.com - Indonesia zaman dulu adalah bangsa yang dekat dengan hal-hal berbau mistis, supranatural, kesaktian dan setipenya.

Ada banyak cerita tentang orang-orang dulu yang memiliki banyak jenis ilmu, baik jenis ilmu hitam (berafliasi dengan setan, iblis dan jin jahat) maupun ilmu putih.

Termasuk ada yang bisa berjalan di atas air, terbang, memberikan kekayaan, santet, pelet dan berbagai macam ilmu lainnya.

Salah satu yang paling terkenal adalah ilmu kebal.

Beberapa nama pendekar zaman dulu Indonesia dikenal dengan ilmu kebal yang membuatnya sulit mati, karena tidak bisa dilukai atau dibunuh dengan senjata apapun.

Ada beberapa nama pendekar zaman dulu, yang berasal dari Pulau Sulawesi, tercatat memiliki ilmu kebal namun berhasil ditangkap dan akan dieksekusi mati.

Biasanya, eksekusi mati berupa kepala dipancung, digantung atau ditembak.

Sayangnya, tidak ada di antara hukuman tersebut yang dapat membuat sang pendekar kebal bisa tewas.

Lantas, bagaimana cara eksekusi matinya? Simak ulasan di bawah ini.


1. La Pattobune (Ayah dari Arung Palaka) Dihukum Mati dengan Ditumbuk Dalam Lesung Padi


La Pattobune mengamuk lantaran rakyat daerah Bone ditindas oleh Kerajaan Gowa. Amukan itu membuat La Pattobune yang merupakan ayah kandung dari Arung Palaka itu membunuh banyak prajurit kerajaan Gowa.

Perlawanan La Pattobune berhasil diredakan, dan ia tertangkap. Segera, ketika ia dibawa ke kerajaan Gowa, Raja Gowa memutuskan hukuman mati untuk La Pattobune.

La Pattobune dikenal sebagai seorang yang menguasai ilmu kebal, maka eksekusi pemenggalan kepala tidak mempan dengan sosok satu ini. Hasilnya, hukuman yang diberlakukan pada La Pattobune adalah diremukkan tulang-tulangnya sampai hancur dan ia mati.

Caranya, La Pattobune diletak di dalam lesung tempat menumbuk padi. Lalu, seperti padi, La Pattobune "tumbuk" dengan alu sampai tulang belulangnya patah dan hancur berantakan. Hal itu dilakukan hingga La Pattobune meninggal dunia.

2. Pong Tiku (Ne' Baso), Dieksekusi dengan Senjata Tajam Setelah Jimatnya Ditemukan


Ketika Belanda menguasai Sulawesi Selatan, Pongtiku yang merupakan anak raja di Toraja melakukan perlawanan terhadap penjajah. Perangnya dimulai tahun 1900-an, namun tahun 1906, ia kalah dan tertangkap.

Setahun kemudian, setelah diputuskan menerima hukuman mati, Pong Tiku dieksekusi mati. Karena Pong Tiku memiliki ilmu kebal, hukuman yang dijatuhkan padanya adalah dihancurkan tulang belulangnya.

Saat proses penghancuran tubuh itu dilakukan, sebuah jimat keluar dari tubuhnya. Segera dikenal bahwa jimat itulah yang membuat Pong Tiku kebal terhadap senjata. Setelah jimat itu diambil, Pong Tiku lalu dieksekusi dengan senjata tajam.

3. Ammana Pattowali, Tulang-Tulang Terlepas dari Badan


Masih perang melawan Belanda di Sulawesi, kali ini di Kerajaan Balanipa sekarang wilayah Bandar. Ia dipercaya sebagai panglima perang kerajaan tersebut dan memerangi Belanda di tahun 1900-an.

Dari seorang pengkhianat, Belanda akhirnya menemukan tempat persembunyian Ammana Pattowali dan segera menyerang tempat itu. Ammana Pattowali tertangkap dan dieksekusi di tempat itulah. Cara eksekusinya adalah dengan dihajar hingga tulang-tulangnya remuk.

Hasilnya, ketika ia dimakamkan, tidak ada satu lukapun yang ditemukan di tubuhnya. Namun, tulang-tulang tangan dan kakinya terasa telah telepas dengan badan. (ai/pojokseni.com)  

Ads