Etnomusikologi dalam Perspektif Alan P. Merriam: Antara Musikologi dan Antropologi -->
close
Pojok Seni
16 May 2019, 5/16/2019 08:30:00 PM WIB
Terbaru 2019-05-16T13:30:09Z
ArtikelMusik

Etnomusikologi dalam Perspektif Alan P. Merriam: Antara Musikologi dan Antropologi

Advertisement

Tulisan ini merupakan review artikel berjudul Meninjau Kembali Disiplin Etnomusikologi oleh Alan P. Merriam


pojokseni.com - Artikel yang berjudul Meninjau Kembali Disiplin Etnomusikologi adalah artikel yang membahas secara komunikatif kisah Alan P. Merriam ketika menjadi tamu dan pemateri tentang etnomusikologi di Departements of Music And Antropology, University of California, Los Angeles. Dalam ceramahnya, Merriam memberikan kenyataan bahwa etnomusikologi terdiri dari dua disiplin mapan atau ilmu pokok, yaitu musikologi dan antropologi.

Merriam membagi pendekatan musikologi ada 5 ciri, yaitu:


  1. Musikologi pada dasarnya mempelajari music Barat.
  2. Musikologi melihat perbedaan mencolok antara “Seni Musik” dan “Musik Primitif” berdasarkan dengan ada atau tidaknya budaya tulis dan teori yang telah berkembang. 
  3. Musikologi bersifat humanistis dan mengesampingkan ilmu-ilmu pengetahuan, kecuali bidang ilmu yang bersinggungan saja.
  4. Pada dasarnya bersifat historis.
  5. Objek historisnya adalah musik sebagaimana adanya.


Sedangkan untuk antropologi, Merriam mendefinisikannya menjadi tiga minat utama, yaitu:


  1. Antropologi secara teori mempelajari semua manusia dimana pun, menganggap kelompok manusia tertentu sebagai variable tunggal dalam tingkah laku manusia secara keseluruhan.
  2. Antropologi mencari pengetahuan tentang semua manusia melalui rentangan waktu.
  3. Antropologi mencari informasi dengan menggunakan metode-metode ilmu pengetahuan dan menganggap dirinya sendiri sebagai ilmu pengetahuan sosial.

Antara dua disiplin ilmu tersebut, Merriam menyimpulkan bahwa perbedaan antara musikologi dan antropologi adalah musikologi tujuan utamanya adalah reduksi ke arah praktik, sementara antropologi tidak mempunyai ciri tersebut. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa musikologi dan antropologi bukanlah bentuk studi yang sama dan masalah inilah yang menjadi penting di etnomusikologi.

Perbedaan yang mencolok antara musikologi dan antropologi adalah musikologi dalam etnomusikologi mempunyai minat kuat terhadap seni music oriental dan pada umumnya yang disebut “seni musik” dari budaya tinggi seperti India, Arab, Indonesia dan sebagainya. Dipihak lain, entomusikologi-antropologi memusatkan perhatiannya kepada music dari masyarakat non-literasi, seperti suku Indian Amerika, Afrika, bangsa-bangsa Oceania, dan sebagainya.

Kedua disiplin tersebut juga memiliki objek studi yang berbeda, musikolog objek studinya adalah music, sedangkan bagi antropolog objek studinya adalah tingkah laku manusia dan studi tentang musik sebagai aspek budaya. 

Dalam artikelnya, Merriam tidak bermaksud untuk membanding-bandingkan musikologi dan antropologi atau merendahkan salah satunya. Tetapi Merriam hanya ingin menegaskan bahwa yang telah ia kerjakan adalah melihat dua disiplin pokok yang saat ini diwakili oleh etnomusikologi dan untuk melihat perbedaan pandangan-pandangan mereka, serta apakah hasil-hasil yang telah didapatkannya.

Dalam artikelnya, Merriam secara eksplisit menawarkan sebuah model teori penelitian dengan mengambil contoh objek penelitiannya adalah musik. Merriam mengusulkan tiga tingkatan analisis, yaitu konseptualisasi tentang musik, tingkah laku dalam hubungan dengan musik, dan suara music sendiri dengan menghubungkan tingkat pertama dan ketiga untuk memberikan perubahan terus-menerus, yang merupakan sifat dinamis yang terdapat pada semua system musik.

Sistem suara selalu mempunyai struktur, akan tetapi struktur tersebut harus dipandang sebagai produk tingkah laku yang menghasilkannya. Tingkah laku yang dimaksud termasuk aspek-aspek fisik, sosial, verbal, dan aspek belajar. Tingkah laku tersebut selanjutnya muncul dari konseptualisasi yang mendasarinya. Merriam menegaskan dengan sebuah kalimat “Tanpa konsep tentang music, tingkah laku tidak aka nada, dan tanpa tingkah laku, suara musik tidak akan dapat dihasilkan.


Model sederhana yang ditawarkan Merriam mempunyai satu implikasi pokok, bahwa tujuan etnomusikologi adalah mengadakan studi tentang musik, tidak hanya mempelajari suara musik, dan bahwa etnomusikologi bertujuan untuk melihat suara music sebagai produk manusia dan bukan sebagai suatu kenyataan terpisah yang hanya mempunyai objektivitas dalam dirinya sendiri.

Melalui artikel berjudul Meninjau Kembali Disiplin Etnomusikologi oleh Alan P. Merriam ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin etnomusikologi bukanlah “Antropologi musik” dan bukan pula “Musik tenang musik” akan tetapi perpaduan dari keduanya. Tanpa “antropologi musik” etnomusikologi hanya akan menjadi musikologi dengan berbagai pembiasannya, dan tanpa “musik tentang musik” etnomusikologi akan menjadi antropologi tentang suatu aspek tertentu dari budaya.
Merriam memiliki harapan, bahwa semua faktor harus dipertimbangkan dalam etnimusikologi dan bahwa minat, metodologi, teori, dan tujuan yang luas inilah yang memungkinkan bidang studi etnomusikologi dapat teridentifikasi di masa yang akan datang.

Membaca tulisan  Alan P. Merriam, pembaca dapat merasakan tulisan ini begitu emosional. Ditulis dalam bahasa yang komunikatif dan bahkan hampir menyerupai cerpen, artikel ini menyampaikan buah pikiran Merriam dengan eksplisit dan frontal. Merriam dengan lantang menolak beberapa pemikiran-pemikiran dari berbagai tokoh yang tidak sesuai dengan jalan pikirannya.

Beberapa tokoh yang tidak Merriam setujui adalah Kolinski yang menyarankan etnomusikologi dibagi menjadi dua penyelidikan, pertama dilakukan oleh antropolog-musikologi dan oleh musikolog komparatif.

Merriam juga menolak sepakat dengan pendapat dari Apel, dimana Apel mencoba mengesampingkan semua musik di luar kebudayaan Barat. Kemudian Merriam secara gamblang mengatakan bahwa definisi etnomusikologi oleh Palica dan Harrison adalah definisi yang main stream.

Artikel ini mengajak pembaca membuka cakrawala yang lebih luas dengan memberikan definisi musikologi dan antropologi sebagai bagian dari etnomusikologi secara luas tanpa terhalangi oleh perbedaan dan persamaan antara dua ilmu pokok di dalam etnomusikologi. Selain itu juga, di dalam etnomusikologi semua faktornya harus dipertimbangkan secara detail agar etnomusikologi dapat terindentifikasikan secara jelas dan mendapati pemahaman tunggal. Jika definisi dari etnomusikologi masih diartikan dalam wilayah yang sempit, maka pengertian dari etnomusikologi tetap akan abu-abu dengan melahirkan banyak perdebatan. (isi/pojokseni.com)

Ads