Seni dan Masyarakat: Korelasi Spektakel dan Spektator -->
close
Pojok Seni
16 May 2019, 5/16/2019 03:07:00 AM WIB
Terbaru 2019-05-15T20:07:11Z
ArtikelMateri Teaterteater

Seni dan Masyarakat: Korelasi Spektakel dan Spektator

Advertisement
Ilustrasi Pertunjukan Seni

Tulisan ini adalah ulasan dari pemikiran M. Jazuli tentang hubungan seni  dan masyarakat dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Seni: Pengantar dan Model Studi Seni terbitan tahun 2014. Ulasan ini ditulis bertujuan untuk meninjau ulang hubungan seni dan masyarakat dari perspektif M. Jazuli. 

pojokseni,com - Jazuli memulai pembahasan seni dan masyarakat dengan menjabarkan definisi seni secara harfiah dan definisi dari berbagai tokoh dan ahli. Secarah harfiah, Jazuli mengambil dari beberapa asal kata seperti seni berasal dari bahasan Sangsakerta “Sani” yang berarti pemujaan atau dari bahasa latin yaitu kata Ars, Artes, dan Artisa yang berarti teknik atau ketangkasan. Definisi seni yang penulis fokuskan adalah seni secara pandangan subjektif dan objektif. Seni secara subjektif adalah keindahan terletak dari orang yang melihatnya dan seni secara objektif adalah keindahan yang terletak dari  barang atau benda yang dilihat.

Jazuli mengutip pendapat dari dua tokoh untuk seni dalam pandangan subjektif, tokoh yang pertama adalah Socrates yang mengatakan bahwa keindahan adalah segala sesuatu yang menyenangkan dan memenuhi keinginan terakhir. Tokoh kedua adalah Emanuel Kant yang mengatakan bawah indah adalah yang menyenangkan tanpa pamrih dan tanpa konsep-konsep tertentu.

Untuk seni dalam pandangan objektif, Jazuli mengutip pendapat dari Ki Hajar Dewantara dan Herbert Read. Ki Hajar Dewantara mengatakan ada tiga hal untuk dapat dikatan indah, yaitu adanya integritas atau perfeks, ada proporsi yang tepat dan harmonis dan adanya klaritas atau kejelasan. Sedangkan Herbert Read mengungkapkan bahwa keindahan adalah kesatuan bentuk-bentuk.

Kemudian, Jazuli menjabarkan tentang masyarakat, dimana untuk dapat dikatakan masyarakat setiap individu harus saling berhubungan dengan cara tertentu, seperti melakukan pertemuan fisik, harus bekerja sama dan melakukannya secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu, dan interaksi mereka harus bersifat sosial. Jazali mengambil kesimpulan bahwa masyarakat bukanlah perjumlahan atau kumpulan manusia, tetapi sebuah pengelompokan yang teratur dengan keajegan-keajegan interaksi yang jelas dan kongkret.

Ilustrasi Pertunjukan Seni

Jazali mengutip beberapa pendapat tokoh tentang masyarakat seperti Adam Smith, Aristoteles dan yang menarik perhatian penulis adalah pendapat dari Karl Marx yang mendefinisikan masyarakat melalui sebab-akibat dengan ciri utama perjuangan kelas. Marx mengatakan bahwa masyarakat itu adalah sebuah proses perkembangan yang akan menyelesaikan konflik melalui konflik.

Setelah menjabarkan definisi seni dan masyarakat, Jazali menjabarkan tentang pikirannya terhadap seni dan masyarakat. Jazali memaparkan bahwa berkesenian merupakan kebutuhan integratif bagi manusia karena kebutuhan berkesenian erat hubungannya dengan pemenuhan santapan estetis. Dalam bahasan hubungan antara seni dan masyarakat, Jazali mengungkapkan bahwa kesenian lahir dari masyarakat dan tumbuh berkembang selaras dengan kepentingan masyarakat.

Fungsi seni dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sarana upacara, hiburan, tontotan, dan sebagai media pendidikan. Pembahasan Jazali tentang seni dan masyarakat selanjutnya tentang mediasi hubungan seni dan masyarakat. Jazali mengutip pendapat Goldmann dalam teori structural-genetik yang mana hubungan seni dan masyarakat tidak bisa langsung tanpa perantara atau mediasi oleh pandangan dunia atau ideologi yang diekspresikan.

Perihal mediasi, Wolff mengungkapkan tentang kemungkinan mediasi hubungan seni dan masyarakat melalui kondisi-kondisi produksi estetik, yakni suatu kondisi yang ikut melingkupi produksi kultural yang didalamnya antara lain menyangkut kondisi teknologis, kondisi institusional (lembaga sosial), dan kondisi social-historis dalam produksi seni. 

Berangkat dari pemikiran tersebut, Jazali mencoba menguraikan bagaimana kondisi produksi estetik tersebut bekerja dalam bidang seni.

Kondisi Teknologis


Perkembangan teknologi sangat berpengaruh dalam produksi estetik, dimana akselerasi waktu produksi lebih cepat, efisiensi dan efektifitas lebih bisa diprediksi dan terkontrol.

Kondisi Lembaga Sosial


Kondisi lembaga sosial mempengaruhi senimannya karena karya seni yang terlahir dari seniman dapat menjadi catatan sejarah dalam sebuah masyarakat karena merupakan peristiwa social yang berlangsung dan ditentukan oleh suatu keputusan kolektif warga masyarakatnya.

Kondisi Sosial Historis


Kondisi sosial historis yaitu kemungkinan adanya substruktur sosial yang tidak dibatasi oleh batas-batas kelas melainkan terbentuk oleh berbagai macam varian seperti jenis kelamin, profesi, tingkatan usia, dan sebagainya.

Kiranya, Jazali sependapat dengan Wolff, Goldmann dan Swingenwood tentang hubungan seni dan masyarakat terjalin karena adanya mediasi.  

Secara umum, tulisan Prof. Dr. M. Jazuli telah dapat memberikan penjelasan yang eksplisit tentang hubungan seni dan masyarakat. Beberapa kutipan-kutipan dari berbagai pendapat tokoh tidak hanya membuat pembaca mengetahui seni dan masyarakat dari perspektif Jazuli, tetapi juga melalui berbagai perspektif dari berbagai tokoh. (isi/pojokseni.com)

Sumber: Sosiologi Seni: Pengantar dan Model Studi Seni oleh Prof. Dr. M. Jazuli

Ads