Hanya Punya Uang Beberapa Ribu Mampu Mengubah Dunia? Jangan Takut Berbagi -->
close
Pojok Seni
05 April 2019, 4/05/2019 02:55:00 AM WIB
Terbaru 2019-04-04T19:55:28Z
Artikel Sponsor

Hanya Punya Uang Beberapa Ribu Mampu Mengubah Dunia? Jangan Takut Berbagi

Advertisement
Ilustrasi berbagi (sumber foto: Solopos)

Kita harus akui bahwa Indonesia masih memiliki banyak masalah yang harus diselesaikan, antara lain masalah ekonomi, pendidikan, sosial dan kesehatan. 

pojokseni.com - Masalah ekonomi menjadi pokok permasalahan dan akar dari segala masalah. Lingkaran kemiskinan di Indonesia menjadikan masalah-masalah lainnya semakin sulit untuk diselesaikan. Data terakhir mencatat hampir 10 persen penduduk Indonesia, atau sekitar 25 juta jiwa penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Dan itu berarti, 25 juta jiwa penduduk Indonesia juga bermasalah dengan pendidikan, sosial dan kesehatannya. Ditambah lagi dengan 7 juta lebih penduduk Indonesia saat ini tidak memiliki pekerjaan, alias pengangguran.

Data tahun 2017 misalnya, mencatat bahwa angka kemiskinan tertinggi berada di daerah timur Indonesia. Papua, Papuar Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan beberapa lainnya menjadi provinsi dengan persentasi penduduk miskin tertinggi di Indonesia.

Berikutnya pendidikan, ini menjadi sangat penting karena anak-anak merupakan generasi penerus bangsa ini. Tentu sangat disayangkan apabila generasi penerus bangsa justru berhenti sekolah. Meski memiliki peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya, namun jumlah angka partisipasi pendidikan di Indonesia untuk tingkat SMA misalnya, masih 60 persen, sedangkan 40 persennya hanya sebatas SMP dan SD, bahkan tidak sekolah. Angka partisipasi sekolah untuk remaja usia 19 - 24 tahun yakni jenjang S1 hanya diikuti 24,77 persen saja menurut data tahun 2017.

Untuk kesehatan, beberapa provinsi seperti Papua Barat, Papua dan Kalimantan Utara masih memiliki rasio puskesmas di bawah 1, yang berarti tidak semua kecamatan memiliki satu puskesmas. Rasio 1 berarti 1 kecamatan memiliki satu puskesmas, sedangkan Kalimantan Utara memiliki rasio 0,92, Papua Barat 0,71 dan Papua 0,70. Belum lagi ditambah jarak dari pusat kecamatan ke daerah terpencil cukup jauh dan sulit aksesnya. Di 3 provinsi itu misalnya, berdasarkan data dari Kemenkes RI, tidak sampai 40 puskesmas yang sudah menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai standar yang berlaku. Bahkan di Papua Barat, hanya ada 1 praktek dokter mandiri di satu provinsi tersebut.

Setelah beberapa problem di bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan, masih ada masalah lain yang harus segera diselesaikan. Kondisi geografis Indonesia yang berada di kepulauan dengan lebih dari 70 persen di antaranya adalah wilayah kelautan berdampak pada potensi bencana. Ditambah lagi dengan kondisi Indonesia yang berada dalam lingkup "Cincin Api" yang berarti memiliki banyak gunung berapi aktif. Hasilnya, sejumlah bencana seperti gempa, gunung meletus, tsunami, banjir dan beberapa jenis bencana alam lainnya berganti-gantian menerpa Indonesia.

Di saat terkena bencana, tentunya banyak masalah sosial yang timbul, seperti penduduk yang kehilangan rumah, tidak memiliki bahan makanan, penghasilan, dan lain-lain.

Sekarang, bagaimana cara mengentaskannya? Mungkinkah kita yang kebetulan memiliki rezeki yang cukup, bahkan berlebih, hanya bisa berpangku tangan mengharap Pemerintah yang menyelesaikan semuanya? Apalagi, wilayah Indonesia yang sangat luas, terdiri dari ribuan pulau dan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 260 juta jiwa?

Jangan Takut Berbagi, Mari Berzakat, Wakaf dan Sedekah

Ilustrasi Bersedekah
Seorang anak sekolah dasar memiliki uang belanja Rp10 ribu per hari. Dipotong belanja dan hal lainnya, ia masih memiliki Rp3 ribu per hari. Kemudian, setiap harinya, anak tersebut menyisihkan Rp2 ribu dari belanjaannya untuk ditabung demi masa depannya, sedangkan Rp1.000 lagi, disimpannya untuk disedekahkan pada orang-orang yang membutuhkan.

Ketika 3 bulan berlalu, anak tersebut bersama ayahnya membuka tabungan tersebut dan isinya ternyata Rp100.000. Bagi keluarga anak tersebut, Rp100.000 mungkin hanya hal yang kecil saja, dan kedua orang ini (ayah dan anak) memilih untuk mendonasikan uang tersebut.

Salah satu yayasan yang menerima donasi tersebut untuk disalurkan ke pihak yang membutuhkan adalah Dompet Dhuafa. Setelah ayahnya mengetahui bahwa Dompet Dhuafa telah memiliki website dan memudahkan proses donasi yang lebih aman, maka uang tersebut disalurkan lewat Dompet Dhuafa.

Hanya Rp100.000, dan per hari jumlah yang disisihkan anak tersebut hanya Rp1000 hingga Rp2000 per hari. Ayah si anak tidak mau kalah, karena baru saja mendapatkan bonus dari perusahaan tempat ia bekerja. Ia menambahkan Rp100.000 lagi di uang tersebut, kemudian ditambahkan pula oleh ibu si anak sebesar Rp50.000. Sehingga total yang didonasikan sebesar Rp250.000.

Uang Rp250.000 yang ditabung selama 3 bulan tersebut disalurkan ke salah satu tempat yang tertimpa bencana alam gempa baru-baru ini. Dari Dompet Dhuafa, disalurkanlah berbagai bantuan, seperti relawan, bantuan bahan makanan, uang dan obat-obatan. Kita anggap saja Rp250.000 itu menjadi beras, maka untuk beras kualitas super II seharga Rp15.000 per kilogram, uang tersebut menjadi sekitar 17 kg beras.

Sedangkan menurut rilis Beritagar.id tahun 2015 misalnya, rata-rata orang Indonesia mengonsumsi sekitar 0,5 kg beras perhari. Dengan total 17 kg beras yang disalurkan, berarti ada sekitar 34 orang, baik pengungsi atau korban bencana yang bisa makan hari itu. Bayangkan, dengan Rp1000 per hari dan 3 bulan menabung, yang selanjutnya ditambahkan oleh ayah dan ibunya, maka seorang anak SD bahkan dapat membantu 34 orang korban bencana bisa makan selama 1 hari penuh. Bagaimana, bila anak seperti itu jumlahnya ada banyak?

Sekarang, apabila itu adalah bantuan dari seorang anak SD yang mungkin hanya mampu menabung Rp1000 per hari, bagaimana dengan kita yang memiliki rezeki berlebih. Itu baru dari sedekah atau donasi, belum dari zakat dan wakaf yang tentunya wajib dikeluarkan dari harta Anda. Maka akan ada banyak orang-orang yang bisa dibantu bukan?

Menurut Global Wealth Report, tahun 2018 lalu ada sekitar 111 ribu orang di Indonesia termasuk dalam kategori orang kaya. Bayangkan saja, bila orang-orang kaya tersebut (bukan menengah, bukan pula menengah ke atas, tapi orang yang memiliki kekayaan triliunan rupiah), mampu menyisihkan sekitar Rp1 juta saja perbulan, maka ada dana sebesar Rp111 Miliar yang bisa dialihkan menjadi ratusan sekolah, puluhan rumah sakit, ratusan klinik, jutaan buku bantuan untuk sekolah, dan jutaan siswa melanjutkan sekolah.

Apakah "si kaya" akan menjadi miskin dengan mengeluarkan Rp1 juta per bulan, atau sekitar Rp12 juta per tahun? Tentu saja tidak, karena 111 ribu orang yang termasuk di atas rata-rata memiliki kekayaan sebesar Rp13,5 Miliar. Tentunya, angka Rp12 juta per tahun bagi mereka bukan sesuatu yang begitu besar, bahkan tidak sampai 5 persen dari harga mobil mereka, namun akan sangat berguna bagi saudara-saudara kita di ujung timur Indonesia.

Ilustrasi Bersedekah

Sedangkan yang berkecukupan, menengah atau menengah ke atas, tentunya dapat menyisihkan dalam jumlah yang tidak sebesar si kaya. Tentunya, masalah-masalah yang ada di Indonesia seperti pendidikan, ekonomi, kesehatan dan sosial seperti yang disebutkan sebelumnya jadi lebih cepat untuk diselesaikan, bukan?

Jadi, jangan takut berbagi. Membantu sesama, berbagi dengan orang lain di saat sedang mendapatkan rezeki, tentunya dapat menjadikan rezeki Anda lebih lancar dan diridhoi Tuhan. Apalagi, dengan seringnya berbagi dan membantu orang lain, Anda juga akan dengan mudah mendapatkan pertolongan orang lain ketika Anda yang justru memerlukan bantuan.

Program Dompet Dhuafa


Dompet Dhuafa memiliki berbagai program, antara lain program kesehatan dengan mendirikan berbagai lembaga kesehatan di tempat yang kekurangan. Kemudian ada program ekonomi yang membuka lapangan kerja baru dan menciptakan wirausahawan lewat program pemberdayaan.

Ditambah lagi di bidang pengembangan sosial, Dompet Dhuafa bersama para relawan juga membantu korban bencana, tertimpa musibah dan sebagainya. Sedangkan program terakhir yakni pendidikan. Bantuan dari dompet dhuafa digunakan untuk memberikan program pendidikan dan beasiswa bagi siswa yang tidak mampu, agar tetap bisa bermimpi dan menggapai cita-citanya.

Jadi, sudahkah Anda berbagi hari ini? Mari bantu merubah Indonesia dan dunia. Bahkan, seperti cerita anak SD yang diceritakan sebelumnya, hanya dengan beberapa ribu rupiah yang disisihkan per hari, seorang anak bahkan mampu merubah dunia dan menyelamatkan puluhan orang yang membutuhkan. Kita kapan? Untuk proses donasi yang lebih aman dan mudah, Anda bisa mendonasikan bantuan, sedekah, wakaf, qurban hingga zakat Anda, melalui Dompet Dhuafa.


Penulis: Adhy Pratama Irianto

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”

Ads