Menurut Penelitian, Ini Hal Negatif tentang Film Spongebob Squarepants -->
close
Pojok Seni
30 November 2018, 11/30/2018 03:31:00 AM WIB
Terbaru 2018-11-29T20:31:07Z
Artikel

Menurut Penelitian, Ini Hal Negatif tentang Film Spongebob Squarepants

Advertisement
Spongebob Squarepants
pojokseni.com - Selasa (27/11/2018) silam adalah hari yang buruk bagi penggemar Spongebob di seluruh dunia. Pencipta karakter yang identik dengan bentuk petak dan warna kuning tersebut, Stephen Hillenburg, meninggal dunia karena penyakit ALS. Hillenburg yang telah menerima banyak penghargaan dari serial kartun rekaannya tersebut meninggalkan istri dan seorang anaknya.

Karakter Spongebob Squarepants begitu mendunia, sehingga meninggalnya sang kreator menimbulkan banyak kesedihan, terutama bagi penggemar animasi yang disiarkan oleh saluran Nickelodeon tersebut.

Stephen Hillenburg, kreator Spongebob Squarepants

Di Indonesia, juga ada banyak penggemar karakter kuning ini. Di samping hal positif terkait film Spongebob Squarepants, ternyata ada juga hal negatif yang pernah dipaparkan sejumlah ahli dalam berbagai penelitian. Juga sejumlah fakta lainnya terkait film ini. Apa saja?

1. Sering Kena Sensor


Animasi Spongebob Squarepants tercatat sebagai salah satu animasi yang paling sering dipotong atau disensor. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di berbagai negara lainnya di seluruh dunia. Mulai dari adegan kekerasan, sampai adegan yang dianggap penyimpangan seksual.

Tentu saja, sensor ketat diberlakukan ke animasi satu ini. Sebab, sebagian besar penonton Spongebob Squarepants adalah anak-anak dan remaja.


2. Dianggap Merusak Mental Belajar


University of Virginia (UVA) pada tahun 2011 melakukan studi terhadap serial animasi Spongebob Squarepants. Hasilnya, Spongebob Squarepants dianggap merusak mental untuk belajar serta "mengacaukan" memori penyimpanan anak-anak di cerebrum otak.

Seorang professor psikolog di UVA, Angeline Lillard menyatakan bahwa anak-anak yang diteliti berusia sekitar 4 tahun atau prasekolah. Setelah menonton acara Spongebob Squarepants, diuji perilaku dan pemecahan masalah. Hasilnya, anak-anak yang menyaksikan Spongebob Squarepants cenderung menunjukkan perilaku merusak.


3. Pernah Dituding Sebagai Ikon Gay


Pada tahun 2005, kelompok evangelis mencoba untuk memboikot Spongebob Squarepants karena dianggap ikon gay. Karakter yang selalu dekat dengan rekan sejenis kelamin, Patrick Star, bahkan terus berjalan bergandengan tangan dianggap mewakili homoseksual.

Tudingan tersebut dibantah oleh sang kreator, Stephen Hillenburg. Ia menyatakan bahwa tuduhan tersebut sangat konyol, karena karakter Spongebob Squarepants adalah karakter yang agak "aseksual". Pernyataan Hillenburg didukung oleh pengisi suara Spongebob, Tom Kenny yang menyatakan bahwa karakter Spongebob adalah karakter yang masih terlalu muda untuk memiliki perasaan cinta dan sebagainya. Oleh karena itu, karakter tersebut dikatakan sebagai karakter pra-seksual, sebagaimana anak kecil pada umumnya.


Nah, itu tadi hal negatif yang pernah lengket dengan serial animasi Spongebob Squarepants. Terlepas dari itu, serial animasi ini juga tercatat sebagai acara yang memiliki banyak muatan moral, pesan kehidupan bahkan cenderung filosofis yang diajarkan bagi para penontonnya.

Sekarang, pertanyaan yang sering terlontar adalah, bagaimana nasib serial Spongebob Squarepants sepeninggal kreator dan penulis naskahnya? Setidaknya sampai 5 episode ke depan, serta 1 film panjang masih disimpan oleh Nickelodeon yang merupakan buah tangan Hillenburg. Namun ke depannya, masih belum diumumkan secara resmi. (ai/pojokseni.com)  

Ads