Bokek Habis Mentas Teater, Hindari Dengan Cara Ini -->
close
Pojok Seni
24 October 2018, 10/24/2018 06:32:00 PM WIB
Terbaru 2018-10-24T11:32:54Z
Artikel Sponsor

Bokek Habis Mentas Teater, Hindari Dengan Cara Ini

Advertisement
Ilustrasi pementasan teater (sumber: kinibisa.com)

pojokseni.com - Grup teater menghabiskan waktu untuk proses sebuah pementasan mulai dari 4 hingga 5 bulan. Proses tersebut dimulai dari analisis naskah, mendiskusikan karakter, peran dan cerita, kemudian mulai merencanankan produksi dan biaya yang diperlukan untuk produksi pementasan tersebut. Mulai dari biaya yang diperlukan untuk publikasi, cetak ini itu, artistik, properti, kostum, sampai akhirnya honor para pemain. Tidak kurang, dana yang diperlukan bahkan mencapai puluhan juta rupiah. 

Namun, bagi grup yang baru mulai berdiri, kadang harus menerima nasib yang kurang baik. Bisa jadi, grup tersebut justru merugi sehabis mentas teater. Hasilnya, grup teater tersebut malah bokek sehabis pentas. Uang kas grup habis dan masih ada hutang yang harus dibayarkan. Bagi grup yang sudah besar dan punya nama, mungkin masalah seperti ini akan jarang ditemukan. Tapi, bagi grup yang baru saja dirintis dan baru akan berkembang, masalah seperti ini sering menjadi masalah utama. Hasilnya, ada banyak grup yang layu sebelum berkembang. Ada beberapa tips yang bisa digunakan agar grup Anda terhindar dari bokek sehabis mentas. Apa saja? Simak di bawah ini, yah.

1. Pastikan Sponsor & Donatur Menutupi Biaya Produksi


Sebelum memulai produksi pementasan, tentunya Anda musti mencari sponsor bukan? Nah, untuk daerah yang sudah memiliki perusahaan besar dan siap mendukung pementasan teater, maka Anda bisa membuat daftar nama sponsor yang bisa diajak bekerja sama. Buat juga daftar donatur yang bisa membantu pementasan Anda. Tentunya, hindari donatur yang mengikat dan terlalu dekat dengan politik praktis, agar grup Anda masih netral dari arah politik tertentu. Apalagi di "musim" Pemilu seperti saat ini.

Di daerah yang tidak banyak perusahaan besar, maka donatur tentunya menjadi salah satu solusi. Anda bisa memanfaatkan orang-orang besar yang peduli dengan seni di daerah Anda. Terpenting, pastikan bahwa sponsor dan donatur tersebut sudah menutupi biaya produksi Anda. Setidak-tidaknya, 80 persen dari total biaya produksi belum termasuk honor pemain. Jadinya, penghasilan dari tiket bisa diarahkan ke honor pemain dan sisanya bisa disimpan untuk modal pentas selanjutnya.

2. Miliki Modal Awal


Ingin menyiapkan pementasan? Tentunya, Anda memerlukan modal awal. Setidaknya, untuk biaya alat tulis kantor, cetak dokumen, sekretariat, cetak proposal dan sebagainya. Bila Anda akan menggelar pentas kedua atau lebih, maka mungkin Anda akan memiliki modal awal. Tapi, bagaimana bila masih pementasan pertama? Nah, untuk modal awal, mungkin Anda bisa memanfaatkan dana dari pinjaman untuk memulai pergerakan tim produksi.

Beberapa grup berani melakukan pinjaman, dengan catatan melakukan proses produksi dengan baik, serta melakukan publikasi dengan sama baiknya. Apalagi, di zaman seperti sekarang ini, Anda tidak perlu sulit-sulit mencari pinjaman. Ada beberapa situs yang memberikan pinjaman uang cepat dan tanpa ribet. Bahkan, seperti di situs online pinjaman24.id misalnya, Anda bisa meminjam uang hingga Rp 20 juta yang bisa dikembalikan dalam waktu 180 hari dengan bunga cicilan yang kecil. Tentunya, menjadikan grup Anda tidak perlu sulit-sulit untuk mendapatkan pinjaman uang cepat, bukan?


3. Pelajari Psikologi Penonton


Mau tidak mau, suka tidak suka, penonton adalah unsur penting dalam sebuah pertunjukan. Tanpa adanya penonton, maka pertunjukan Anda hanya akan menjadi sebuah latihan saja. Semakin banyak penonton yang bisa didatangkan, maka akan semakin besar penghasilan yang bisa didapatkan. Seperti itu rumus sederhananya. Jadi, akan sangat baik bila Anda mempelajari dulu bagaimana psikologi penonton.

Menampilkan drama realis dengan jalan cerita yang menarik, tentunya akan sangat pas bagi penonton pemula. Menampilkan drama seperti karya Motinggo Busye, Usmar Ismail dan beberapa karya Anton Chekov misalnya, bisa diterima oleh penonton awam, bahkan yang baru pertama nonton pertunjukan teater. Apabila ingin menampilkan pertunjukan eksperimental, teater non konvensional, dan sebagainya, maka bisa diarahkan pada penonton teater yang sudah sering menyaksikan pertunjukan teater.

4. Pastikan Pertunjukan Anda Sempurna


Memang harus kita akui bahwa kesempurnaan hanya miliki Tuhan. Namun, setidaknya, Anda musti memastikan persiapan untuk kesempurnaan karya Anda. Apabila pertunjukan Anda mampu menarik dan "mencengkeram" penonton, maka pertunjukan dari grup tersebut akan kembali dinantikan. Jadi, pastikan drama yang Anda pentaskan berjalan baik, yah. Caranya, susun dramaturgi dengan seksama. Pertimbangkan setiap spectacle-nya, jangan sampai ada bagian yang membuat penonton "berkedip" atau memalingkan wajah dari pertunjukan Anda.

Kekuatan para aktor, kekuatan konsep dan penyutradaraan, artistik, lighting, kostum dan lain sebagainya tentu harus dipertimbangkan masak-masak. Pertunjukan yang super menarik tentunya akan menjadikan setiap penonton merindukan pementasan Anda berikutnya. Jadinya, grup Anda akan kembali bersemangat untuk menyiapkan pertunjukan selanjutnya.

Nah, itu setidaknya empat hal dasar yang bisa Anda pertimbangkan agar pertunjukan Anda tidak merugi. Kesempurnaan karya hanya bisa didapatkan dengan keseriusan dan proses yang intens dan ketat. Latihan yang rutin, serta wawasan yang luas tentunya akan menjadikan pertunjukan yang Anda sajikan akan semakin besar kemungkinan berhasilnya. Jadi, setidaknya Anda memperkecil kemungkinan "bokek" setelah pentas. Ingin mencobanya? Semangat dan selamat menggelar pementasan yang memukau yah. (ai/pojokseni)

Ads