"Rabitha" ala Sufi Dapat Diadopsi ke Pengajaran Seni -->
close
Pojok Seni
26 August 2018, 8/26/2018 12:05:00 AM WIB
Terbaru 2018-08-25T17:05:13Z
ArtikelSeni

"Rabitha" ala Sufi Dapat Diadopsi ke Pengajaran Seni

Advertisement
Ilustrasi Rabitha

pojokseni.com - Dalam tarekat, kita mengenal istilah Rabitha (baca: Robito) dari bahasa Arab yang bila ditranslasikan secara  bahasa adalah pertalian, keterkaitan atau hubungan. Dalam hal ini, tentunya keterkaitan yang dimaksud adalah antara guru dan murid. Memiliki rabitha, tentunya menjadikan seorang guru dapat melakukan transfer ilmu spiritual, di samping ilmu pengetahuan yang ditransfer lewat penjelasan dan pengajaran lisan ataupun tulisan.

Intinya begini, dalam tarekat atau tradisi sufi, seorang guru yang dapat menjadi atau dijadikan rabitha, adalah guru mursyid. Nah, tidak semua guru bisa menjadi guru mursyid ini, karena musti seorang guru "spesial" saja yang mampu menjadi guru mursyid tersebut. Dalam beberapa penjelasan, disebutkan bahwa guru mursyid bahkan disebut telah melakukan pertemuan "rohani" dengan Tuhan.

Rabitha dalam Seni


Rabitha dalam hal ini juga bisa menjadi sesuatu yang diingat oleh murid, baik tingkah laku, sifat, kata-kata bijak, dan hal lain. Dengan demikian, maka Rabitha juga mampu menjadi contoh dan suri tauladan bagi seorang murid, meski guru secara lahiriahnya sudah tidak berada di dekat muridnya. Setiap kalimatnya akan terngiang dan menjadi pemicu semangat bagi sang murid.

Di dalam dunia kesenian, sebelumnya belum dikenal ada yang menggunakan istilah rabitha. Sebab, rabitha selama ini memang selalu merujuk pada sufi. Namun, bila dikembalikan ke definisi bahasa, maka transfer yang dibutuhkan dalam kesenian, khususnya dalam satu sanggar atau komunitas teater, adalah seorang guru yang mampu mengirimkan atau melakukan transfer baik lahiriah (ilmu pengetahuan, teknik dan teori), maupun batiniah.

Dalam seni peran misalnya, pendekatan emosional, dan pikiran misalnya, tidak cukup dengan penjabaran secara lisan. Perlu "satu hati" antara guru dan murid, agar bisa pula pengalaman atau pendalaman berbentuk batiniah dapat ditransfer. Sutradara misalnya, bisa menyampaikan apa yang ia inginkan untuk aktornya rasakan, dengan bicara "hati ke hati".

Mungkin ada istilah lain dari rabitha di dalam dunia seni. Namun, jelasnya guru atau sutradara semacam rabitha inilah yang dibutuhkan seorang seniman untuk mencapai kesempurnaan artistik dalam setiap karyanya, baik secara lahir maupun batin. (pojokseni)

Ads