Batimbang Pandang Melihat Karya Seniman Muda Sumatera Barat -->
close
Pojok Seni
17 April 2018, 4/17/2018 05:20:00 AM WIB
Terbaru 2018-04-16T22:20:05Z
ArtikelSeni

Batimbang Pandang Melihat Karya Seniman Muda Sumatera Barat

Advertisement

Pagelaran Apresiasi Seni 2018 #5


Kelompok pertunjukan terbaik hasil ujian kompetensi keahlian siswa SMK Negeri 7 Padang atau yang dulunya dikenal dengan nama SMKI Padang, tampil di Ruang Chairil Anwar, Taman Budaya Sumatera Barat, Sabtu, 14 April 2018. Kegiatan ini merupakan program Pagelaran Apresiasi Seni 2018 #5 UPTD Taman Budaya Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan yang diberi tajuk Batimbang Pandang tersebut menghadirkan 6 (enam) kelompok pertunjukan terbaik karya siswa berupa dua nomor pertunjukan tari, satu pertunjukan teater dan musik serta dua nomor komposisi musik karawitan.

Tampil perdana siswa dari program keahlian seni musik dengan membawakan 3 (tiga) lagu daerah yang telah mereka aransemen dengan nuansa musik yang lebih segar. Tiga lagu daerah tersebut adalah lagu Ampar-ampar Pisang dari Kalimantan Selatan, lagu Alusi Au dari Sumatera Utara dan lagu Rame-rame dari Nusa Tenggara Timur. Pertunjukan pembuka ini mengahangatkan suasana di Ruang Chairil Anwar yang sejak awal tahun ini dipusatkan sebagai ruang seni pertunjukan Taman Budaya Sumbar, kerena gedung Teater Utama akan segera dirobohkan untuk dibangun kembali sejalan dengan proyek pembangunan Gedung Kebudayaan zona B. Ratusan penonton yang membludak dan  tidak memperoleh tempat duduk karena keterbatasan tempat ruang yang biasa disebut sebagai rumah bulat tersebut menambah riuh dan hangat suasana.
Setelah pertunjukan musik, menyusul pertunjukan dari kelompok siswa dengan program keahlian seni tari.

Kelompok pertama ini membawakan pertunjukan berjudul Tageh Bagolai. Pertunjukan yang dibawakan oleh (6) enam penari ini melambangkan perempuan Minangkabau sebagai Bundo Kanduang yang berprinsip tegas. Tari ini bersumber dari pengolahan kesenian tradisi ulu ambek di Padangpariaman. Pertunjukan ketiga adalah komposisi musik dari program keahlian seni karawitan yang berjudul Uni Sono Bansa. Penggarapan pertunjukan ini terispirasi sari dendang banda sapuluah yang memiliki teknik vokal dimana satu suara atau nada dinyanyikan oleh banyak orang.

Kelompok siswa dari program keahlian seni teater menampilkan pertunjukan dengan lakon Kisah Cinta dan Lain-lain. Pertunjukan teater konvensional ini berangkat dari naskah yang ditulis oleh Arifin C Noer. Pertunjukan bercerita soal perdebatan seorang nyonya dengan suaminya terkait dengan penyakit yang diidap oleh anjing kesyangannya yang bernama Toni. Segala cara dan usaha telah mereka lakukan untuk kesembuhan anjing tersebut, namun menemui jalan buntu. Pertunjukan teater ini berlangsung komunikatif dan mengundang gelak tawa penonton selama 45 menit menyaksikan akting karikatural yang dibawakan oleh 7 (tujuh) orang siswa jurusan teater.

Dua nomor pertunjukan terakhir diisi oleh kelompok siswa dari program keahlian karawitan yang berjudul Galuik Pati dan kelompok tari yang membawakan pertunjukan berjudul Nan Tarikaik. Pertunjuksn Galuik Pati merupakan sebuah garapan yang menggabungkan nada yang selaras dan dikembangkan dalam pola rhitem yang bagaluik-galuik. Sementara itu koreografi Nan Tarikaik yang dibawakan oleh 8 (delapan) penari menceritakan soal kelincahan anak nagari dalam permainan yang menimbulkan selisih paham antara kaum perempuan dan laki-laki. Dua nomor terakhir yang antraktif dengan paduan rampak perkusi dan koreografi yang mengekplorasi api obor menutup pertunjukan malam tersebut dengan semarak.

Batimbang Pandang


Sexri Budiman, kepala sesi pagelaran Taman Budaya Sumbar mengatakan, pagelaran apresiasi yang kelima ini sengaja menghadirkan kelompok pertunjukan siswa SMKI sebagai penampil dengan harapan kedepan kita dapat mulai menimbang dan memperhitungkan karya seniman-seniman masa depan Sumatera Barat. “Itulah sebab, dalam diskusi kita dengan Mahatma Muhammad sebagai kurator, pagelaran kali ini kita ikat dengan tema Batimbang Pandang, yang artinya bertukar pandang, saling memandang, dengan harapan melihat sedini mungkin generasi muda seni pertunjukan Sumatera Barat kedepan”, ujar Sexri.

Senada dengan Sexri, Waka Kurikulum SMK Negeri 7 Padang, Deslenda mengatakan bahwasanya, beberapa hari sebelum penampilan di Taman Budaya karya-karya siswa ini telah melalui proses seleksi dari juri internal dan ekternal yang diundang sekolah untuk uji kompetensi keahlian. “Karya-karya terbaik rekomendasi juri internal dan eksternal itulah yang kita bawa ke Taman Budaya”, ujar Deslenda yang juga dikenal sebagai koreografer senior Sumatera Barat tersebut.

Pagelaran Apresiasi Seni  2018 #6 akan berlangsung di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat berupa apresiasi karya sastra. Konten kegiatan berupa peluncuran buku, diskusi dan pertunjukan musik (**)

Ads