Analisa Puisi BELAJAR MEMBACA karya Sutardji Calzoum Bachri -->
close
Adhyra Irianto
08 February 2013, 2/08/2013 02:28:00 AM WIB
Terbaru 2023-08-18T17:37:50Z
Analisis PuisiSastra

Analisa Puisi BELAJAR MEMBACA karya Sutardji Calzoum Bachri

Advertisement

Sutardji C Bahri

BELAJAR MEMBACA


kakiku luka
luka kakiku
kakikau lukakah
lukakah kakikau
kalau kakikau luka
lukakukah kakikau
kakiku luka
lukakaukah kakikau
kakiku luka
lukakaukah kakiku
kalau lukaku lukakau
kakiku kakikaukah
kakikaukah kakiku
kakiku luka kaku
kalau lukaku lukakau
lukakakukakiku lukakakukakikaukah
lukakakukakikaukah lukakakukakiku


1979

Analisis puisi Belajar membaca :


Oleh : Diah Irawati S.S M.Pd & Adhyra Irianto*

Kakiku luka di pembukaan puisi ini menginterpretasikan bahwa penyair mendapat duka/ musibah/ peristiwa yang tidak mengenakkan hatinya. Dipertegas lagi bahwa duka yang didapatnya begitu menyakitkan dengan kalimat kedua luka kakiku. Dipertegas dengan cara meletakkan luka sebagai subjek di kalimat kedua dan menekan penderitanya yaitu kaki yang kurang diperjelas di kalimat pertama.

Kalimat ketiga dan keempat berupa pertanyaan yang artinya “mungkin” dapatkah kau merasakan sakitnya perasaanku? Saat bagaimana? Kalau kakiku luka. Lukakukah kakikau

Penggambarannya kalau digabungkan dengan kalimat pertama dan seterusnya kalau aku merasakan duka, dan kau ikut sedih, dukaku kah yang engkau sedihkan itu? Dipertegas dengan diulangnya kalimat pertanyaan kalau kakikau luka, lukakukah kakikau

Selanjutnya, bila dukaku ini dukamu juga (seperti apa yang dikatakan oleh sahabat saat sahabatnya merasakan duka yang menyakitkan) benarkah kau merasakan sama sakitnya dengan yang kurasakan seakan-akan hatiku yang sakit ini adalah hatimu. 

Atau kau hanya ikut merasakan sedih-sedih saja, tetapi tidak sesedih hatiku, bagaimana kau bisa tahu sakitnya perasaanku. Itulah yang dimaksudkan oleh penyair dalam kalimat

kalau lukaku lukakau
kakiku kakikaukah
kakikaukah kakiku

Di penutup puisi ini, masih pertanyaan yang sama, dengan lebih dipertegas lagi dengan pernyataan bahwa penyair merasakan sakit yang terlalu menusuk sehingga tak dapat lagi menahannya sendiri. 

Hal ini digambarkan dengan menambah kata kaku di belakang kata kakiku luka. Dengan keadaan duka yang sangat menyakitkan ini, dipertanyakan lagi hal yang sama dengan emosi yang lebih ditekan oleh penyair.

lukakakukakiku lukakakukakikaukah
lukakakukakikaukah lukakakukakiku

Summary : kata-kata yang ditulis Sutardji dalam puisi “BELAJAR MEMBACA” dirupakan sebagai simbol renggangnya komunikasi antar manusia. Dimana orang yang saling cuek dikarenakan kesibukannya masing-masing sehingga budaya timur yang ikut merasakan penderitaan orang lain, sehingga ada perasaan yang tertekan dan rasa ingin meringankan penderitaan orang lain sudah mulai hilang

Bila ingin mengutip sebagian atau keseluruhan situs ini, harap menyertakan sumber : www.pojokseni.com

Jangan lupa follow Instagram @pojok.seni untuk update artikel terbaru

Ads