Advertisement
Sutardji C Bahri |
BELAJAR MEMBACA
kakiku
luka
luka
kakiku
kakikau
lukakah
lukakah
kakikau
kalau
kakikau luka
lukakukah
kakikau
kakiku
luka
lukakaukah
kakikau
kakiku
luka
lukakaukah
kakiku
kalau
lukaku lukakau
kakiku
kakikaukah
kakikaukah
kakiku
kakiku
luka kaku
kalau
lukaku lukakau
lukakakukakiku
lukakakukakikaukah
lukakakukakikaukah
lukakakukakiku
1979
Analisis puisi Belajar membaca :
Oleh : Diah Irawati S.S M.Pd & Adhyra Irianto*
Kakiku luka di pembukaan
puisi ini menginterpretasikan bahwa penyair mendapat duka/ musibah/ peristiwa
yang tidak mengenakkan hatinya. Dipertegas lagi bahwa duka yang didapatnya
begitu menyakitkan dengan kalimat kedua luka
kakiku. Dipertegas dengan cara meletakkan luka sebagai subjek di kalimat kedua dan menekan penderitanya yaitu kaki yang kurang diperjelas di kalimat
pertama.
Kalimat ketiga dan keempat berupa
pertanyaan yang artinya “mungkin” dapatkah kau merasakan sakitnya perasaanku?
Saat bagaimana? Kalau kakiku luka. Lukakukah kakikau.
Penggambarannya kalau
digabungkan dengan kalimat pertama dan seterusnya kalau aku merasakan duka, dan
kau ikut sedih, dukaku kah yang engkau sedihkan itu? Dipertegas dengan
diulangnya kalimat pertanyaan kalau kakikau
luka, lukakukah kakikau?
Selanjutnya, bila dukaku ini dukamu juga (seperti
apa yang dikatakan oleh sahabat saat sahabatnya merasakan duka yang
menyakitkan) benarkah kau merasakan sama sakitnya dengan yang kurasakan
seakan-akan hatiku yang sakit ini adalah hatimu.
Atau kau hanya ikut merasakan
sedih-sedih saja, tetapi tidak sesedih hatiku, bagaimana kau bisa tahu sakitnya
perasaanku. Itulah yang dimaksudkan oleh penyair dalam kalimat
kalau
lukaku lukakau
kakiku
kakikaukah
kakikaukah kakiku
Di penutup puisi ini, masih
pertanyaan yang sama, dengan lebih dipertegas lagi dengan pernyataan bahwa
penyair merasakan sakit yang terlalu menusuk sehingga tak dapat lagi menahannya
sendiri.
Hal ini digambarkan dengan menambah kata kaku di belakang kata kakiku
luka. Dengan keadaan duka yang sangat menyakitkan ini, dipertanyakan lagi
hal yang sama dengan emosi yang lebih ditekan oleh penyair.
lukakakukakiku
lukakakukakikaukah
lukakakukakikaukah
lukakakukakiku
Bila ingin mengutip sebagian atau keseluruhan situs ini, harap menyertakan sumber : www.pojokseni.com
Jangan lupa follow Instagram @pojok.seni untuk update artikel terbaru