Sejarah Kelam Di Balik Hari Valentine -->
close
Pojok Seni
14 February 2018, 2/14/2018 10:10:00 AM WIB
Terbaru 2018-02-14T03:10:36Z
ArtikelCintaToday

Sejarah Kelam Di Balik Hari Valentine

Advertisement


 pojokseni.com - Tepat hari ini, sebagian orang merayakan hari kasih sayang yang bisa disebut Hari Valentine. Hari Valentine atau Valentine’s Day dirayakan setiap tanggal 14 Februari. Di samping itu, sebagian lainnya menuding sebagai 'peringatan yang sengaja diadakan' untuk mendongkrak penjualan kartu, cokelat, bunga, dan barang-barang lain yang dianggap mewakili ungkapan cinta. Walaupun demikian, di balik hari kasih sayang tersebut, ada sejarah kelam yang melatarbelakanginya.
Dari asal usul namanya, Gereja Katolik mengakui ada 3 santo atau orang. Ketiga pria dari masa 200-an Masehi tersebut tewas secara mengenaskan. Salah satu kisah menyebut, alkisah Kaisar Romawi Claudius II melarang para tentara muda menikah, agar mereka tak bersikap manja di medan tempur.

Tak peduli akan larangan tersebut, Uskup Valentine melanggar perintah itu dan menikahkan salah satu pasangan secara diam-diam. Ia dieksekusi mati saat sang penguasa mengetahui pernikahan rahasia itu. Saat ia dipenjara, legenda menyebut bahwa pria asal Genoa itu lantas jatuh cinta dengan putri orang yang memenjarakannya. Sebelum dieksekusi secara sadis, ia membuat surat cinta pada sang kekasih. Yang ditutup dengan kata, 'Dari Valentine-mu'.

Valentine yang lain adalah seorang pemuka agama di Kekaisaran Romawi yang membantu orang-orang Kristen yang dianiaya pada masa pemerintahan Claudius II. Saat dipenjara, ia mengembalikan penglihatan seorang gadis yang buta yang kemudian jatuh cinta padanya. Valentine yang itu dieksekusi penggal pada 14 Februari.

Yang ketiga adalah uskup yang saleh dari Terni, yang juga disiksa dan diekselusi selama pemerintahan Claudius II, juga tanggal 14 Februari di tahun yang berbeda.
St. Valentine
Lepas dari legenda, keterkaitan Santo Valentine dan cinta baru muncul lama kemudian. Dalam puisi Geoffrey Chaucer, penyair Inggris dan penulis buku terkenal, 'The Canterbury Tales'. Chaucer, menulis sebuah puisi berjudul Parliament of Fowls (1382), untuk merayakan pertunangan Raja Richard II.
Dalam puisi itu, Hari Valentine dirayakan pada 3 Mei, bukan 14 Februari . "Itu adalah hari di mana semua burung memilih pasangannya dalam setahun," kata Kelly. "Tak lama setelahnya, dalam satu generasi, orang-orang mengambil ide untuk merayakan Valentine sebagai hari kasih sayang." Valentine yang menjadi referensi Chaucer mungkin adalah Santo Valentine dari Genoa yang meninggal pada 3 Mei. Tetapi orang-orang pada saat itu tidak begitu akrab dengan sosok itu. Mereka lebih akrab dengan kisah Valentine dari Roma dan Terni yang dieksekusi pada 14 Februari yang lantas dikaitkan dengan cinta.
Lupercalia
Kisah Hari Valentine juga bisa ditelusuri dari era Romawi Kuno, terkait kepercayaan paganisme. Tiap tanggal 13-15 Februari, warga Romawi kuno merayakan Lupercalia. Upacara dimulai dengan pengorbanan dua ekor kambing jantan dan seekor anjing.
Kemudian, pria setengah telanjang berlarian di jalanan, mencambuk para gadis muda dengan tali yang terbuat dari kulit kambing yang baru dikorbankan. Walaupun mungkin terdengar seperti semacam ritual sesat sadomasokis, itu dilakukan orang-orang Romawi lakukan sampai tahun 496 Masehi. Sebagai ritus pemurnian dan kesuburan.
Puncak Lupercalia pada 15 Februari, di kaki Bukit Palatine, di samping gua yang diyakini menjadi tempat serigala betina menyusui Romulus and Remus pendiri kota Roma dalam mitologi Romawi. Pada tahun 496, Paus Gelasius I melarang Lupercalia dan menyatakan 14 Februari sebagai Hari Santo Valentine.

Ternyata Hari Kasih Sayang yang orang rayakan hari ini memiliki sejarah kelam dan menyedihkan. Terlepas dari sejarah tersebut, kita memang wajib mengasihi orang-orang sekitar kita, tidak hanya pada hari ini, tetapi kita harus saling mengasihi orang di setiap hari dalam hidup kita. (smc/pojokseni.com)

Ads