Unsur - Unsur Pementasan Drama bag. (III) -->
close
Adhyra Irianto
21 January 2014, 1/21/2014 01:22:00 PM WIB
Terbaru 2019-04-11T16:27:09Z
Materi TeaterTeater Petass

Unsur - Unsur Pementasan Drama bag. (III)

Advertisement

Sebagai lanjutan dari unsur-unsur pementasan drama bagian 1 dan 2, dalam bahasan kali ini, akan dibahas tentang Pentas dan perlengkapan pentas.

Bila belum membaca artikel sebelumnya, dapat langsung membaca lewat link dibawah ini.

1. Unsur-unsur pementasan drama bag. (i) - Naskah
2. Unsur- unsur pementasan drama bag. (ii) - Pelaku

Kita mulai pembahasan kali ini, dimulai dari Pentas (stage). Pentas/panggung berfungsi sebagai tempat mementaskan drama. Secara umum, pentas/panggung dibagi dua, yaitu ; Pentas/panggung Procenium dan pentas/panggung non-Procenium.

A. Pentas Procenium.


Sering juga disebut sebagai 'pentas satu arah'. Bentuk pentas ini ialah satu ruang yang biasanya lebih tinggi dari lantai tempat penonton, menghadap kearah penonton. Dalam panggung ini, biasanya terdapat wing (kiri dan kanan). Wing berfungsi sebagai tempat masuk sekaligus tempat pemain menunggu giliran main.
Selain itu, juga ada batas/bingkai panggung, berfungsi sebagai pembatas antara penonton dan pemain yang juga menjadi tempat layar penutup panggung. Dalam beberapa jenis panggung, juga terdapat Apron, yakni pentas tambahan. Untuk lebih jelas, lihat gambar dibawah ini.

Keterangan gambar :

1. Daerah Permainan
2. Wing
3. Apron
4. Tempat Penonton

Selain itu, panggung procenium terbagi menjadi beberapa bagian yang memiliki fungsi sendiri-sendiri. Kembali lihat kegambar:

keterangan gambar :

1. DR : Down right = Depan Kanan panggung
2. DC : Down Centre = Depan Tengah panggung
3. DL : Down Left = Depan kiri panggung
4. CR : Centre Right = Tengah kanan panggung
5. C  : Centre = Tengah panggung
6. CL : Centre Left = Tengah kiri panggung
7. UR : Up Right = Belakang kanan panggung
8. UC : Up centre = Belakang tengah panggung
9. UL : Up Left = Belakang Kiri panggung

- Up berarti belakang, Down berarti depan. Kami memakai istilah ini, karena lebih dikenal daripada istilah Indonesia, misalnya : belakang tengah (BT)

Kegunaan peng'kotak-kotakan' ini menurut berbagai pakar memiliki fungsi yang cukup penting. Max Arifin, misalnya, ia menjabarkan bahwa bagian kanan lebih kuat daripada sebelah kiri, oleh sebab itu bila dua aktor terlibat konflik (dalam drama) maka aktor yang lebih kuat (berdasarkan drama itu sendiri) akan berada disebelah kanan. Begitu pula sebaliknya, akot yang 'lemah' atau 'kalaj' akan berada disebelah kiri. Penyelesaian konflik berada disebelah kiri, sedangkan bagian keras dan kesialan, berada di sebelah kanan. Bagian belakang menggambarkan kesan yang jauh, sedangkan depan panggung memberi kesan dekat.

Ada lagi fungsi yang lain misalnya :

- Daerah DR = menggambarkan keintiman, hangat, kuat (untuk adegan cinta, kemanusian dan kebaikan) juga digunakan untuk adegan dua aktor bertatap muka.
- Daerah DL = Intim, tapi lebih dingin dibandinkan DR. Untuk adegan cemburu, skandal, kebencian dan lain sebagainya.
- Daerah UR = Untuk peran hantu dan peran yang 'kecil'.
- Daerah UL = memberi kesan terpencil, namun cukup kuat. Bagus pula untuk adegan awal, sebelum berangsur-angsur menuju depan. Juga cocok untuk hantu, gaib namun lebih lemah dari UR.
- Daerah C, CR, CL = Wilayah permainan aktor (ruang gerak)

- Menurut Syahliar Syam, pembagian kotak-kotak itu tidak berlaku mutlak dan kaku. Teater Petass juga meyakini bahwa peng'kotak-kotakkan' itu bertujuan untuk mempermudah setting tempat, artistik, latar dan penempatan para pemain. Juga untuk memudahkan blocking.


B. Panggung non Procenium


Selain berbentuk Procenium, panggung juga bisa berbentuk tidak satu arah. Misalnya, panggung arena, dimana seluruh penonton mengelilingi panggung. Atau panggung semi arena, yang menyisahkan satu pintu dibelakang panggung untuk tempat keluar masuk pemain, sedangkan penonton berada didepan, kanan dan kiri panggung.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang Perlengkapan Pentas. Kita definisikan dulu perlengkapan pentas sebagai semua peralatan yang berada di atas panggung, yang sesuai dengan cerita atau yang bertujuan sebagai penguat cerita. Tentu diperlukan pemilihan tim penata perlengkapan pentas (sering juga disebut crew) yang cakap dalam memilah, alat-alat apa sajakah yang perlu diletak diatas panggung, sesuai dengan permintaan naskah. Dalam istilah kontemporer, perlengkapan pentas sering juga disebut sebagai properti panggung.

Terkadang, properti panggung ini tidak hanya berbentuk barang. Tetapi juga orang-orang itu sendiri. Terkadang, ketika mereka menjadi gunung, awan, matahari, mereka juga ikut berdialog dan berakting.

Untuk hasil yang terbaik, mulanya tim crew harus menyiapkan peralatan yang benar-benar diperlukan oleh cerita itu. Biasanya, penafsiran dari sutradara akan sebuah naskah, akan menghasilkan list/daftar benda-benda yang perlu. Kemudian, dilanjutkan dengan perundingan antara tim kru dengan sutradara.

- Usahakan, benar-benar sesuaikan dengan keadaan panggung, sehingga menghindari 'kelebihan muatan' atau 'kekurangan muatan'. Panggung terlalu kecil, sedang properti terlalu banyak dan besar akan membuat ruang gerak aktor menjadi terbatas dan terganggu. Sebaliknya, panggung terlalu besar sedang properti terlalu kecil malah membuat terlalu 'lenggang' sehingga terlihat banyak kekosongan di atas panggung.

Dalam tulisan selanjutnya, akan dibahas lagi unsur-unsur pementasan drama. Topik yang dibahas selanjutnya adalah Tata Busana, Tata Rias, lighting dan dekorasi. Tetap berkunjung ke www.pojokseni.com.

Ads