Advertisement
![]() |
Sound of Ayak |
PojokSeni/Lampung - Kelompok seni DianArza Arts Laboratory (DAAL) mengangkat kisah kehidupan perempuan penderes damar pada perhelatan International Folklore Festival 2025 dengan karya yang berjudul Ayak-ayak.
Founder DAAL, Dian Anggraini, mejelaskan, International Folklore Festival 2025 berlangsung dari 12 - 15 September 2025 di Kota Lama, Semarang, Provinsi Jawa Tengah
Ia menjelaskan, karya Ayak-ayak menyoroti peran penting perempuan penderes damar yang juga bagian dari penjaga hutan adat sekaligus pewaris tradisi yang hidup berdampingan dengan alam. Mereka tidak hanya menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, tetapi juga simbol ketangguhan dan kearifan lokal masyarakat pesisir.
"Ayak-ayam melibatkan lima orang pemain yang memadukan gerak tari dan musik tradisi. Dengan instrumen bernuansa etnik, soundscape alam dan olahan musikal kontemporer, karya ini menghadirkan suasana hutan damar yang hidup, penuh spiritualitas, sekaligus rawan terancam oleh perubahan zaman," terang Dian pada Minggu siang (12/9/2025).
Ia juga menegaskan, partisipasi DAAL dalam International Folklore Festival 2025 menjadi momentum penting untuk memperkenalkan kekayaan budaya Lampung ke kancah internasional.
Selain itu, karya ini juga menjadi bentuk apresiasi terhadap perjuangan perempuan lokal yang selama ini sering luput dari perhatian publik.
"Festival ini diikuti oleh berbagai delegasi seni tradisi dari dalam dan luar negeri, menjadikan Semarang sebagai ruang pertemuan budaya dunia. Kehadiran DAAL dengan kisah perempuan penderes damar menegaskan bahwa seni pertunjukan Indonesia memiliki kekuatan naratif yang tidak hanya estetis, tetapi juga sarat pesan sosial dan ekologis," tandasnya menutup obrolan.