Seniman yang Mengabaikan Politik Sebagai Seni Adalah Kekeliruan (Bagian 2) -->
close
Pojok Seni
23 March 2024, 3/23/2024 08:00:00 AM WIB
Terbaru 2024-03-23T01:00:00Z
Artikel

Seniman yang Mengabaikan Politik Sebagai Seni Adalah Kekeliruan (Bagian 2)

Advertisement
Seniman dan Politik
Fenomena artis dan seniman yang kini memasuki dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai pemimpin daerah maupun anggota legislatif.

Oleh  Zackir L Makmur*


Seniman memiliki peran yang semakin signifikan dalam dunia politik, namun keberhasilan atau kegagalan mereka dalam arena politik seringkali dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang kompleks. Seniman yang telah membangun reputasi yang kuat dan kredibilitas yang tinggi dalam masyarakat memiliki keunggulan dalam politik. Reputasi ini sering kali dibangun melalui karya-karya seni yang diakui dan disukai oleh banyak orang. 


Reputasi yang baik dapat membuat seniman lebih mudah diterima dan dipercaya oleh masyarakat, yang pada gilirannya meningkatkan peluang kesuksesan politik mereka. Bersamaan pula dari sini tingkat keterlibatan seorang seniman dalam urusan politik, serta pemahaman mendalam tentang isu-isu politik yang relevan –turut serta mempengaruhi kesuksesan mereka dalam politik. Seniman yang memiliki pengetahuan yang baik tentang politik dan mampu berkomunikasi dengan efektif tentang masalah-masalah tersebut, memiliki peluang lebih besar untuk sukses dalam politik.


Karakter dan integritas seorang seniman memainkan peran penting dalam menentukan dukungan yang mereka terima dalam politik. Seniman yang jujur, konsisten, dan bertanggung jawab cenderung lebih dipercaya oleh masyarakat dan memiliki peluang lebih besar untuk sukses dalam politik. Di mana dunia politik seringkali berubah dengan cepat, maka seniman yang mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan ini, serta memiliki fleksibilitas, dalam pendekatan mereka terhadap politik memiliki kesempatan lebih besar untuk berhasil.


Lantas jaringan yang dimiliki seorang seniman, terutama hubungan dengan tokoh-tokoh politik, atau dukungan dari kelompok-kelompok penting dalam masyarakat, dapat memengaruhi kesuksesan mereka dalam politik. Seniman yang memiliki hubungan yang kuat dan dukungan yang luas memiliki peluang lebih besar untuk memperoleh dukungan dalam upaya politik mereka.


Di sisi lain, kegagalan seorang seniman dalam politik dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kurangnya pengalaman politik, ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan politik yang berbeda, terlibat dalam skandal atau perilaku yang kontroversial, serta kurangnya dukungan dari masyarakat atau partai politik yang mereka wakili.


Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, maka keberhasilan atau kegagalan seorang seniman dalam politik tidaklah ditentukan oleh satu hal saja, melainkan merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor yang kompleks. Oleh karena itu, penting bagi seniman untuk memahami faktor-faktor tersebut dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperoleh kesuksesan dalam dunia politik.


Menggunakan Pengaruh Untuk Politik 


Seniman seringkali memilih untuk memperluas karir mereka ke dunia politik, mencoba untuk menggunakan pengaruh yang mereka miliki untuk meraih perubahan di tingkat politik. Boleh jadi dari fenomena ini dapat dilihat dalam sejarah Amerika Serikat, Australia, dan juga di Indonesia.


Sebutlah di Indonesia, beberapa seniman telah mengeksplorasi dunia politik dengan berbagai tingkat kesuksesan. Salah satu contoh yang menonjol adalah Emha Ainun Nadjib. Cak Nun adalah seorang sastrawan, penyair, dan budayawan Jawa yang juga terlibat dalam kegiatan politik dan sosial. Karyanya sering kali mencerminkan pemikiran kritis terhadap isu-isu politik dan sosial di Indonesia. Meskipun dia tidak terlibat dalam politik partai, pandangannya sering dihargai oleh pemimpin politik dan aktivis di Indonesia.


Selain itu, ada juga seorang seniman yang bernama Rhoma Irama, seorang penyanyi dangdut yang dikenal secara luas, juga pernah mencalonkan diri sebagai calon presiden dalam pemilihan umum di Indonesia. Meskipun kandas sebelum masuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam Pemilu 2014, tetapi harus dipahami bahwa keikutsertaan Rhoma Irama dalam politik mengilustrasikan bagaimana seniman Indonesia terkadang merasa terpanggil untuk berkontribusi dalam pembentukan kebijakan dan pengambilan keputusan politik.


Namun, perspektif seniman Indonesia terhadap politik juga menyoroti tantangan dan kompleksitas yang terlibat dalam perjalanan mereka ke ranah politik. Beberapa seniman mungkin merasa terbatas oleh struktur politik yang ada atau merasa sulit untuk mengartikulasikan visi politik mereka dengan tepat dalam konteks yang tepat. Maka pola yang dapat diamati dari kisah seniman Indonesia dalam politik, sebagaimana yang terlihat di berbagai belahan dunia, adalah bahwa keberhasilan atau kegagalan dalam politik tidaklah mutlak. 


Meskipun popularitas sebelumnya dapat memberikan keuntungan, namun untuk sukses dalam politik, seorang seniman harus mampu mengartikulasikan visi politik yang kuat, memperoleh dukungan luas dari masyarakat, dan menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul di sepanjang jalan.


Di sisi lain, di Amerika Serikat dan Australia, ada banyak contoh seniman yang memasuki dunia politik dengan berbagai tingkat kesuksesan. Arnold Schwarzenegger, Ronald Reagan, dan Clint Eastwood adalah beberapa di antaranya yang menunjukkan bahwa pengalaman di dunia hiburan tidak menghalangi kesuksesan politik. Namun, ada juga contoh di mana seniman tidak berhasil dalam politik, seperti Roseanne Barr, Cynthia Nixon, dan Kanye West.


Pola yang dapat diamati dari contoh-contoh ini adalah bahwa sementara beberapa seniman sukses dalam politik, ada juga banyak tantangan dan kegagalan yang dapat mereka hadapi. Keberhasilan dalam politik tidak hanya bergantung pada popularitas dan ketenaran sebelumnya, tetapi juga pada kemampuan untuk mengartikulasikan visi politik yang kuat dan mendapatkan dukungan yang luas dari pemilih.


Seniman Berhasil dalam Politik 


Di Indonesia, terdapat contoh seniman yang sukses dalam dunia politik. Salah satunya adalah Rhoma Irama, seorang penyanyi dangdut terkenal yang juga mencalonkan diri dalam pemilihan umum sebagai calon presiden di Indonesia. Meskipun tidak berhasil dalam upayanya, keikutsertaan Rhoma Irama dalam politik mengilustrasikan bagaimana seniman Indonesia harus berkontribusi dalam pembentukan kebijakan dan pengambilan keputusan politik.


Sementara itu keberhasilan mereka dalam politik dapat diatribusikan pada berbagai faktor, termasuk kepemimpinan, visi politik, dan dukungan rakyat yang luas. Tidak hanya memiliki pengalaman dalam seni dan budaya, tetapi juga kemampuan untuk mengartikulasikan visi politik yang kuat dan mendapatkan dukungan dari masyarakat, baik di tingkat lokal maupun nasional.


Beberapa seniman sukses dalam dunia politik dari Eropa dan Asia adalah Václav Havel dari Republik Ceko, Piero Fassino dari Italia, dan José Luis Rodríguez Zapatero dari Spanyol. Havel, sebelum menjadi Presiden Cekoslovakia dan kemudian Presiden Republik Ceko, adalah seorang penulis dan tokoh perlawanan terkemuka terhadap rezim komunis di Cekoslowakia. 


Fassino, seorang politikus Italia, juga aktif sebagai aktivis dan penulis, menjabat sebagai Wali Kota Torino dan Menteri Luar Negeri Italia. Meskipun tidak secara langsung seorang seniman, Zapatero juga memiliki keterkaitan dengan dunia budaya dan seni dan menjabat sebagai Perdana Menteri Spanyol dari tahun 2004 hingga 2011.


Dari Asia, Aung San Suu Kyi dari Myanmar adalah seorang penulis, aktivis, dan politikus yang memimpin Gerakan Nasional untuk Demokrasi dan menjadi pemimpin de facto Myanmar dari tahun 2016 hingga 2021. Sun Yat-sen, pemimpin politik dan revolusioner dari Republik Tiongkok, juga merupakan seorang penulis dan filsuf yang memainkan peran penting dalam revolusi Tiongkok pada awal abad ke-20. Benazir Bhutto dari Pakistan adalah seorang politikus yang memiliki latar belakang dalam sastra dan politik, menjadi wanita pertama yang memimpin sebuah negara mayoritas Muslim modern sebagai Perdana Menteri Pakistan.


Dengan begitu seniman merupakan bagian integral dari masyarakat yang memiliki peran penting dalam mengekspresikan gagasan, nilai, dan pandangan mereka melalui karya-karya seni, juga terimplementasikan dalam realitas politik. Maka di sini jadi penting untuk diingat bahwa seni dan politik saling terkait. Seni sering kali menjadi cermin dari realitas sosial, politik, dan budaya di mana seniman hidup. Karya-karya seni, seperti lukisan, sastra, drama, dan musik, sering kali mencerminkan atau mengomentari isu-isu politik yang relevan dengan masyarakat pada waktu tertentu. Melalui karya-karya ini, seniman memiliki kekuatan untuk memprovokasi pemikiran, membangkitkan kesadaran, dan menginspirasi perubahan sosial.


Seniman memiliki platform yang kuat untuk menyuarakan pandangan politik mereka. Dengan memiliki pengaruh yang luas di kalangan masyarakat, seniman memiliki kesempatan yang khas untuk menginspirasi dan mempengaruhi opini publik tentang isu-isu politik yang penting. Dengan menggunakan kekuatan kata, gambar, atau suara mereka, seniman dapat membantu membentuk narasi politik yang lebih inklusif dan beragam.


Seniman Pengaruhi  Pembuatan Kebijakan


Seniman, sebagai penggerak emosi, dan pemikir kritis, sering kali tidak diakui perannya dalam proses politik. Padahal, keterlibatan langsung dalam politik sangat penting bagi mereka. Dengan berpartisipasi dalam pemilihan umum, terlibat dalam gerakan sosial, atau bahkan menjadi bagian dari lembaga politik, seniman dapat membawa perspektif khas mereka ke dalam pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan, sehingga memastikan bahwa suara dan aspirasi mereka diwakili dengan baik.


Namun, banyak seniman yang enggan terlibat dalam politik karena berbagai alasan. Beberapa merasa bahwa politik kotor dan tidak bermoral, sementara yang lain merasa kurangnya pengetahuan atau keterampilan untuk berpartisipasi secara aktif. Namun, dengan kesadaran dan pendekatan yang tepat, setiap seniman memiliki potensi untuk memberikan kontribusi yang berharga dalam dunia politik.


Seniman seharusnya tidak mengabaikan politik, melainkan memanfaatkan kekuatan mereka sebagai agen perubahan sosial dan politik. Dengan mengekspresikan pandangan politik mereka melalui karya-karya seni dan terlibat secara aktif dalam proses politik, mereka dapat membantu membentuk masa depan yang lebih baik dan lebih adil bagi semua orang.


Karya seni memiliki kekuatan untuk menginspirasi, menggerakkan, dan mempengaruhi opini publik dalam politik. Seniman dapat menggunakan platform mereka untuk memperjuangkan isu-isu politik yang mereka yakini. Melalui lukisan, puisi, musik, atau teater, mereka dapat menyuarakan pendapat tentang hak asasi manusia, kesetaraan gender, keadilan sosial, dan lingkungan.


Partisipasi seniman dalam politik tidak hanya terbatas pada ekspresi artistik mereka. Mereka juga dapat menjadi agen perubahan melalui keterlibatan langsung dalam proses politik, seperti menjadi anggota parlemen, konsultan kebijakan, atau aktivis politik. Dengan demikian, seniman dapat membawa perspektif unik mereka ke dalam pembuatan kebijakan, membantu memperjuangkan hak-hak seniman dan masyarakat luas, serta memastikan bahwa kebutuhan dan aspirasi semua pihak dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.


Meskipun pentingnya peran seniman dalam politik, masih saja banyak hambatan dan tantangan yang mereka hadapi dalam terlibat secara aktif dalam proses politik. Persepsi negatif terhadap politik, kurangnya pengetahuan, risiko terhadap reputasi dan karier, serta konflik antara kebebasan artistik dan keterlibatan politik, semuanya menjadi halangan. Namun, dengan pendekatan yang tepat, semua hambatan ini sesungguhnya dapat diatasi.


Maka untuk mendorong partisipasi seniman dalam politik, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak. Lembaga budaya dan komunitas seniman juga dapat memainkan peran penting dengan menyelenggarakan forum, diskusi, dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran politik dan keterampilan kepemimpinan.


Sesungguhnya terlibat langsung dalam proses politik merupakan langkah penting bagi seniman. Dengan ekspresi artistik mereka dan keterlibatan aktif dalam politik, seniman dapat membawa perspektif khas mereka ke dalam pembuatan kebijakan, membantu memperjuangkan isu-isu yang mereka yakini, dan menciptakan masa depan yang lebih baik dan lebih adil bagi semua orang. ***


* Zackir L Makmur, pemerhati masalah sosial kemasyarakatan, Anggota Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL), aktif di IKAL Strategic Center (ISC), dan penulis buku Manusia Dibedakan Demi Politik (2020).

Ads