Sastra dan Drama yang Baik Harus Memuat Dulce et Utile -->
close
Pojok Seni
19 January 2022, 1/19/2022 07:00:00 AM WIB
Terbaru 2022-01-19T00:00:00Z
ArtikelSeni

Sastra dan Drama yang Baik Harus Memuat Dulce et Utile

Advertisement
Dulce et Utile adalah

pojokseni.com - Seiring perkembangan zaman, seni sastra dan seni teater menjadi semakin maju dan terus berubah. Bila seni sastra memiliki media berupa bahasa, maka seni teater memiliki media di atas panggung. Meski demikian, kemajuannya terasa sangat signifikan, dikarenakan setiap konvensi yang ada terus menerus ditembus oleh para senimannya.


Meski demikian, seni teater (utamanya drama) dan seni sastra tidak bisa begitu saja berupa luapan emosi dan imajinasi. Selain bersifat artistik dan estetik, karya seni tersebut juga mesti mengusung pesan yang berguna bagi pemirsanya. Karya sastra dan drama yang baik harus menyentuh perasaan pembacanya, namun di sisi lain juga mesti menyenangkan karena keindahannya. 


Hal inilah yang disebut oleh Horace atau nama panjangnya Quintus Horatius Flaccus dalam bukunya berjudul Ars Poetica bahwa sastra (dan drama) yang baik harus memuat dulce et utile.


Dulce et utile (dalam bahasa Indonesia berarti indah dan berguna) merupakan istilah yang digunakan Horace untuk menyebut bahwa karya sastra mesti menampilkan keindahan (dulce) sekaligus memberikan makna bagi kehidupan (utile). Meski banyak juga yang berpendapat bahwa "dulce et utile" bukan hanya syarat bagi karya sastra dan drama saja, melainkan juga untuk semua disiplin seni.


Karya sastra seperti misalnya puisi, prosa dan seterusnya, memiliki sarana estetis untuk "menyenangkan" atau membuat pemirsanya menjadi terkagum, tergugah, dan bahagia. Di sisi lain, juga mesti mendapatkan "sesuatu" baik itu ilmu pengetahuan baru, perasaan yang baru, makna yang baru, dan seterusnya. Itulah yang disebut sebagai "dulce et utile" atau dikenal pula dengan istilah berbahasa Inggris, "sweet and useful".


Begitu juga seni teater. Mulai dari tata artistik, dekorasi, alur dramatik, penokohan, dan semuanya dibungkus dengan cara yang menarik penonton. Tentunya, bobot pesan juga dibebankan pada pertunjukan tersebut. Penonton mesti bisa mendapatkan katarsis, pencerahan, empati, dan sebagainya lewat menyaksikan sebuah pertunjukan teater.


Jadi, kesimpulannya ialah dulce et utile berarti indah dan bermanfaat. Estetis dan fungsional. Apa jadinya bila tidak memiliki keduanya bersamaan?


Bila karya hanya "bermanfaat" saja, maka akan sulit membedakan mana buku "motivasi" dengan buku "sastra", bukan? Namun, bila hanya "indah" saja, lalu apa yang bisa dibawa pulang oleh penonton atau pembaca setelah menikmati suatu karya?

Ads