Lagu Octavarium, Sebuah Mahakarya dari Dream Theater dan Kisah Menarik di Baliknya -->
close
Pojok Seni
10 December 2021, 12/10/2021 07:00:00 AM WIB
Terbaru 2021-12-11T05:19:47Z
MusikUlasan

Lagu Octavarium, Sebuah Mahakarya dari Dream Theater dan Kisah Menarik di Baliknya

Advertisement
Lagu Octavarium karya Dream Theater


PojokSeni.com - Ketika tahun 2005, band progresive metal kenamaan dunia, Dream Theater merilis album bertajuk "Octavarium", maka beberapa majalah musik justru menyebut bahwa album tersebut justru memberi gambaran bahwa para maestro musik di grup tersebut sedang "mengendurkan otot". Namun, bila Anda mendengarkan album ini, maka Anda akan menyadari bahwa Dream Theater tidak sedang mengendurkan otot, malah meningkatkan intensitas berpikir dan otot sekaligus.


Album yang direkam di studio legendaris di Amerika, The Hit Factory ini dirilis tepat pada tanggal 7 Juni 2005. Padahal proses perekaman sendiri sudah dimulai dari bulan November 2004. Butuh waktu yang panjang bagi Dream Theater untuk merilis album yang satu ini. Tidak cukup sampai di situ, tapi album ini "hanya" berisi 8 lagu, dengan total durasi nyaris 80 menit bila Anda mendengarkan semua lagunya. Apakah setiap lagu di Octavarium berdurasi rata-rata 10 menit?


Dream theater tahun 2005
Formasi Dream Theater ketika merilis album Octavarium. Dari kiri, John Myung (Bass), John Petrucci (gitar), James LaBrie (vokal), Jordan Rudess (keyboard), dan Mike Portnoy (drum) 

Ternyata tidak. Panic Attack "hanya" berdurasi 6 menitan. Begitu juga nomor "I Walk Beside You" yang juga 5 menitan. Penyebab durasi satu album tersebut begitu lama adalah lagu utama dari album ini yang berjudul sama dengan albumnya, Octavarium berdurasi 24 menit. Uniknya, sangat tepat 24 menit, alias 24.00. 


Nah, lagu ini ketika direkam dan dibawa ke konser selalu melibatkan kelompok orkestra yang sekarang diberi nama Octavarium Orchestra yang dikonduktori Jamshied Sharifi, jebolan Berklee College of Music, satu almamater dengan John Petrucci (gitar), Mike Portnoy (ex-drum) dan John Myung (bass). Lagu sepanjang 24 menit pas inilah yang akan dibahas dalam artikel kali ini. Meski sudah berumur hampir 17 tahun, namun lagu ini begitu mengena di hati setiap penggemar musik. Apa saja cerita menarik di balik lagu Octavarium?


Octavarium: Terbagi 5 bagian,  24 menit untuk 24 jam satu hari


Sampul album Octavarium
Sampul album Octavarium

Pembuatan lagu yang kemudian menjadi salah satu masterpiece dari Dream Theater ini tidak main-mian. Sepanjang 24 menit tersebut menggambarkan satu hari penuh (24 jam), di mana setiap menitnya mewakili setiap jam. Semuanya bermula dari pukul 00.00 dini hari hingga berakhir di pukul 24.00.


Lagu Octavarium terbagi menjadi lima bagian, yakni:

  • Bagian I: Someone Like Him : (00.00 - 8.47)
  • Bagian II: Medicate (Awakening) : (8.48 - 13.49)
  • Bagian III: Full Circle (13.50 - 18.27)
  • Bagian IV: Intervals (18.28 - 19.51)
  • Bagian V: Razor's Edge (19.52 - 24.00)


Kelima bagian ini, khususnya di bagian Intervals, diselipkan semacam pranala yang terkait dengan delapan lagu di album Octavarium. Seakan-akan, lagu Octavarium menjadi semacam "ringkasan" dari sebuah cerita yang panjang di album Octavarium.


Mari kita bahas satu per satu bagiannya.


Bagian I: Someone Like Him


Bagian ini dimulai dari menit 00.00 dan berakhir di menit ke 8.47. Kira-kira, menggambarkan kehidupan di pukul yang sama (00.00 hingga 8.47 pagi). Diawali dengan "continuum" solo oleh Jordan Rudess (keyboard) yang cukup sunyi dan semakin "riuh" menjelang "pagi". Lirik di bagian ini terinspirasi dari sebuah syair dari Quintus Horatius Flaccus (penyair era Romawi) yang menyebut sebuah frasa "Carpe diem" (Petiklah hari). Di bagian ini, tergambar seseorang yang masih berpikir di keheningan malam, ingin melakukan apa di hari ini, serta di sepanjang sisa hidupnya. Seseorang yang mencoba menyadari apa yang sebenarnya ia inginkan, dan memutuskan apa yang harus dilakukannya. Sebagai tambahan, lirik di bagian I ini ditulis oleh sang gitaris, John Petrucci. Menariknya, setelah solo panjang Continuum oleh Jordan Rudess, hadir suara gitar yang menenangkan bersama dengan bunyi flute membuka "cerita" lagu ini.


Bagian II: Medicate Awakening


Bagian kedua ini total berdurasi sekitar 5 menit lewat satu detik. Waktunya dimulai dari menit ke 8.48 hingga 13.49. Ceritanya tentang seseorang yang terbangun dari tidurnya, lalu terkejut karena menemukan ahli medis/dokter duduk tepat di sebelah tempat tidurnya. Dokter ini memberi informasi yang mengejutkan, bahwa seseorang tersebut sudah tertidur selama bertahun-tahun alias tidur katatonik. 


Saat itu, seseorang tersebut mulai menyadari bahwa ingatannya mulai memudar dan ia sangat butuh obat. Sayangnya, dokter tersebut gagal mengobati seseorang tersebut. Maka, seseorang ini kembali ke kondisi ketidaksadarannya, ia berjalan tanpa mengingat apapun yang pernah terjadi. Lirik yang bertema sama dengan album Octavarium "cerita ini telah berakhir di saat ia dimulai" ini ditulis oleh vokalis Dream Theater, James LaBrie.


Bagian III: Full Circle


Bagian ini total berdurasi sekitar 4.37 menit. Tepatnya, dimulai dari menit ke 13.50 hingga 18.27. Seperti sebelumnya, bagian ini menggambarkan hari ketika pukul 13.50 hingga 18.27, di mana matahari sedang berada di puncak kepala, dan dunia sedang panas-panasnya juga riuh rendah. Bagian ini ditulis oleh ex-drummer Dream Theater, Mike Portnoy, yang mencacah kata-kata hingga satu kata atau satu suku kata saja, pencampuran beberapa lirik dari berbagai lagu lainnya dengan komposisi musik yang sering disebut Cento. Awal dan akhir dari bagian ini mengambil referensi dari band Pink Floyd. Hal itu ditujukan untuk mempertegas tema di bagian ini yakni "Cerita ini telah berakhir di saat ia dimulai" atau tema yang berlaku untuk semua lagu di album Octavarium "Semuanya berakhir ketika ia dimulai". 


Tentunya, tema ini juga mengingatkan sebuah monolog karya Samuel Beckett berjudul "A Piece of Monologue" yang juga bertema sama.


Bagian IV: Intervals


Bagian ini dimulai dari pukul 18.28 hingga 19.51 atau sekitar 1 menit 23 detik. Sama seperti bagian sebelumnya, bagian ini juga ditulis oleh Mike Portnoy. Uniknya, di bagian ini Mike Portnoy berteriak mulai dari "root" (akar), lalu second, third, fourth, fifth, 3.03, seventh, dan octave. Setiap teriakan akan dibalas lirik yang dibaca (seperti membaca puisi), dan lirik-lirik tersebut merupakan penggalan dari lagu-lagu yang ada di album Octavarium.


Root > Our deadly sins fill his mortal wrath

Remove all obstacles from our path (dari lagu The Root of All Evil)

Second > Asking questions, search for clues

The answer's been right in front of you (dari lagu The Answer Lies Within)

Third > Try to break through, long to connect

Fall on deaf ears with failed muted breath (dari lagu These Walls)

Fourth > Loyalty, trust, faith and desire

Carries love through each darkest fire (dari lagu I Walk Beside You)

Fifth > Tortured insanity, a smothering hell

Try to escape but to no avail (dari lagu Panic Attack)

Sixth > The calls of admirers who claim they adore

Drain all your lifeblood while begging for more (dari lagu Never Enough)

Seventh > Innocent victims of merciless crimes

Fall prey to some madmen's impulsive designs (dari lagu Sacrificed Sons)

Octave > Step after step, we try controlling our fate

When we finally start living it's become too late (dari lagu Octavarium)


Kemudian, ditutup dengan kalimat "Trapped inside this Octavarium" yang diulang-ulang hingga nadanya naik 5 kali hingga nada G5, yang merupakan not tertinggi di lagu-lagu Dream Theater yang pernah dinyanyikan James LaBrie. Menariknya lagi, setiap lirik lagu dibacakan, maka lagu yang bersangkutan akan menjadi "suara latar" namun begitu halus terdengar tepat di bagian ketika liriknya terbaca.


Bagian V: Razor's Edge


Bagian ini dimulai dari menit ke 19.52 hingga 24.00 yang menjadi bagian akhir namun seperti siklus yang sirkular, bagian ini dimulai dengan nada yang sama di bagian pertama menit-menit awal. Hanya saja, bunyi flute berganti dengan strings, namun tetap dengan nada yang sama. Lebih uniknya, bagian akhir Octavarium ini juga punya nada yang sama (F di piano) dengan lagu The Root of All Evil. Yah, Octavarium adalah lagu terakhir di album Octavarium, dan The Root of All Evil adalah lagu pertama di album ini. Dengan demikian, "awal adalah akhir, dan akhir adalah awal" bahkan tidak hanya berlaku untuk lagu ini, tapi sekaligus untuk albumnya sekalian.


Itu tadi ulasan terkait lagu Octavarium yang karena begitu kerennya, sudah sangat banyak dijadikan bahan skripsi, thesis, sampai TA mahasiswa jurusan musik di seluruh dunia. Jangan bilang bahwa Anda belum pernah dengar lagu ini? Yah, silahkan dengarkan lagi di bawah ini.




Ads