Aksara Kaganga, Aksara Unik dari Tanah Sumatera -->
close
Pojok Seni
13 February 2021, 2/13/2021 01:30:00 AM WIB
Terbaru 2021-02-12T18:30:06Z
ArtikelBudaya

Aksara Kaganga, Aksara Unik dari Tanah Sumatera

Advertisement


Di beberapa daerah yang ada di Indonesia, terdapat beberapa aksara menarik yang bagus untuk diketahui. Jika aksara Jawa terlihat memukau dengan lengkungannya, maka Aksara Kaganga ini kebalikan dari aksara Jawa, karena bentuknya yang berupa tarikan garis lurus.


Aksa Kaganga ini memang terlihat unik dalam balutan bentuknya yang tak kalah unik. Akasara Kaganga memulai hurufnya dengan Ka kemudian diakhirnya dengan Nya. Untuk menemukan Aksara Kaganga, Anda bisa berkunjung ke beberapa daerah di sekitar Suatera Selatan, Anda bisa memulainya dari Provinsi Bengkulu, kemudian daerah-daerah lainnya di Sumatera Selatan.


Dulunya, Aksara Kaganga biasa disebut Aksara Rejang, Rencong, atau Aksara Rikung. Antara Aksara Kaganga dari Bengkulu dengan yang ada di Provinsi Sumatera Selatan terletak pada bentuknya. Jika diperhatikan, Aksara Kaganga dari Bengkulu memang terlihat lurus, namun jika diperhatikan lagi, semakin ke Sumatera Selatan, maka bentuk aksara ini mulai berbelok-belok bentuknya.


Jika menulis tulisan biasa ditulis dengan lurus, maka berbeda dengan aksara keren ini yang memiliki bentuk miring. Bahkan berdasarkan Wikipedia, aksara dari provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Selatan ini nyaris mirip dengan aksara India. Pendapat inilah yang membuat pendapat bahwa aksara ini mulai berkembang pada zaman Hindu – Budha semakin kuat.


Aksara Kaganga juga dikenal Surat Ulu. Pada beberapa penelitian menyebutkan, bahwa Surat Ulu ini masih saudaraan dengan aksara Batak. Jika ditelusuri lebih jauh, akan didapatkan bahwa pertamakali istilah ini lahir didapatkan dari sebuah buku yang berjudul ‘Folk Literatur of South Sumatera, Redjang Kaganga Texts’ yang terbit di tahun 1964 oleh Australian National University.


Istilah Aksara Kaganga diduga diciptakan oleh penulis buku tersebut yang bernama Mercyn A. Jaspan. Bagi masyarakat Rejang Lebong, khususnya Suka Rejang, Aksara dan bahasa lokal biasanya hanya digunakan ketika ada pernikahan, peringatan hari besar atau penyambutan tamu. Hal ini karena selain adanya prosesi adat, menulis Aksara Kaganga juga diperlombakan.

 

Kita tidak bisa menutup mata, bahwa aksara mulai ditinggalkan oleh empunya, maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu berupaya semaksimal mungkin untuk mempertahankan aksara ini. Bahkan, menurut Kabid Pembinaan PAUD dan Non Formal, Aksara Kaganga ini harus dimasukkan ke dalam pelajaran lokal, dan itu telah terwujud kini.


Bukan hanya itu, kini sudah banyak buku yang membahas mengenai aksara kaganga yang dapat ditemukan di berbagai tempat, dan ada juga yang dibagian lewat taman bacaan. Di Rejang Lebong terdapat seorang toko masyarakat yang bernama Santoso, ia adalah seorang yang sangat piawai merawat aksara ini. Bahkan agar aksara ini mudah diakses dan dipelajari , Santoso menciptakan sebuah aplikasi di komputer sebagai sarana belajar masyarakat luas.


Hal ini dilakukannya agar Aksara Kaganga tidak punah dan terus dikenal oleh anak cucunya kelak. Yap, memang sudah seharsunya kita semua merawat sesuatu yang sudah ada di negeri ini, baik seni ataupun budayanya, karena semua adalah bagian dari kepingan sejarah yang berarti yang layak dibanggakan Indonesia.


Bagi Anda yang mengaku mencintai segala hal dari tanah ini, tentu Anda harus ikut andil dalam melestarikan semua budaya, adat, dan seni yang dimiliki oleh semua daerah di Indonesia. Ambil bagian sebagai perawat nilai-nilai sejarah di masa lalu.


Demikianlah artikel singkat mengenai Aksara Kaganga yang meski Anda tahu, semoga bisa menambah wawasan Anda dan menghadirkan cinta agar ikut andil menjaganya dari kepunahan. Baca artikel lain tentang Aksara Kaganga di Pojokseni.com.

Ads