Beberapa Istilah Sastra yang Berasal dari Nama Sastrawan -->
close
Pojok Seni
19 January 2021, 1/19/2021 10:08:00 PM WIB
Terbaru 2021-01-20T20:03:24Z
ArtikelSastra

Beberapa Istilah Sastra yang Berasal dari Nama Sastrawan

Advertisement

Charles Dicksen (Foto: Wikipedia)

Pojokseni.com - Pernah dengar istilah Kafkaesque, Shakespearean, Freudian dan sebagainya? Yah, itu adalah "kata sifat" (adjektiva) yang uniknya berasal dari nama seorang penulis, baik ia sastrawan maupun pemikir, filsuf dan sebagainya.


Istilah-istilah ini menjadi semacam istilah teknis yang menggambarkan karakteristik seorang penulis. Jadi, misalnya ternyata tulisannya (secara genre, tema dan mood) mirip dengan seorang penulis yang telah menjadi legenda, maka penulis tersebut dianggap menganut aliran tertentu.


Berikut beberapa istilah paling terkenal di sastra, yang tentunya para mahasiswa sastra akan sangat akrab dengan istilah tersebut. Apa saja istilah yang berasal dari nama sastrawan? Simak ulasan berikut ini.


Istilah yang Berasal dari Nama Sastrawan


Kafkaesque


Ini yang cukup terkenal, dimulai dari kebiasaan Franz Kafka yang menulis suatu cerita dengan situasi yang sangat rumit, kadang tidak ada penjelasan yang memadai untuk suatu kejadian, apalagi karakter tokoh. Ceritanya absurd (bedakan "absurd" untuk aliran sastra dan teater dengan "absurd" berdasarkan KBBI) plotnya berputar-putar (circular), berbelit-belit, tidak ada kejelasan, lebih hebatnya tidak ada awal cerita untuk pijakan para pembaca, serta tidak pula ada ujung cerita untuk "memuaskan" pembaca.


Frans Kafka menulis beberapa novel seperti Metamorfosis (The Metamorphosis) dan Percobaan (The Trial) yang begitu berbelit-belit dan begitu rumit, bahkan seperti sebuah mimpi buruk.


Maka penulis-penulis berikutnya yang memiliki genre, kesamaan mood dan sebagainya dengan Franz Kafka kemudian disebut penulis Kafkaesque


Shakespearean


Nama William Shakespeare tentunya sudah dikenal banyak di dunia. Apalagi untuk penggemar teater dan sastra, nama tersebut bukan nama yang asing lagi. Shakespeare menjadi salah satu "semangat zaman" di eranya ketika sebuah karya sastra seperti naskah drama, prosa dan puisi memiliki kalimat dengan diksi yang begitu indah, artistik, atau kalau istilah anak-anak muda saat ini; sangat nyastra.


Anda tentunya sudah pernah membaca naskah drama Hamlet misalnya, atau Romeo & Juliet. Atau beberapa mahakarya lainnya seperti Machbet, Si Bungkuk dan lain-lain.


Maka penulis yang menggemari Shakespeare serta menulis dengan genre dan mood yang setipe dengan Shakespeare disebut dengan Shakespearean.


Download naskah drama karya William Shakespeare di pranala ini.


Dickensian


Berikutnya ada adjektiva Dickensian. Tentunya, Anda sudah tahu darimana istilah ini berasal bukan? Yah, tentu dari nama Charles Dickens. Cerita yang ditulis Dicken nyaris selalu bercerita tentang kemiskinan, dan lingkungan sosial sekitarnya.


Ada cerita tentang lingkungan kerja yang tak layak, gaji terlalu kecil, cerita orang-orang melarat, perbudakan, ketidak adilan dan sebagainya. Maka, cerita yang ditulis Dickens tentunya sangat mencuri perhatian, karena ia merupakan penulis dengan setting cerita di era Victoria di Inggris. 


Sedangkan Inggris di era itu selalu menggebu-gebu menggambarkan kemajuan dan keberhasilan negaranya. Cerita Charles Dickens justru dianggap banyak orang sebagai "gambaran jujur tentang kondisi yang sesungguhnya". 


Maka ada banyak (disadari atau tidak) yang menulis dengan genre dan mood seperti Dickens. Semakin banyak yang menulis seperti itu, maka nama Dickens akhirnya menjadi abadi (meski berubah menjadi kata sifat) yakni Dickensian.


Orwellian


Sebenarnya, istilah ini justru berasal dari satu buku berjudul 1994 karya George Orwell. Cerita di dalamnya menceritakan kondisi keterkurungan, tekanan dari otoritas terhadap masyarakat, rezim yang otoriter dengan kontrol penuh terhadap semua yang dibuat atau kegiatan masyarakat.


Di novel tersebut, juga muncul berbagai manipulasi informasi dan kebenaran yang dilakukan oleh pemerintah untuk memonopoli kebenaran. Pikiran dan ideologi rakyatnya disuntik serta pengawasan begitu ketat. Yah, seperti kondisi di Orba kurang lebih. Nah, penulis yang menceritakan kisah totalitarianisme di negara mereka masing-masing justru bermunculan setelah Orwell.


Maka setelah itu, istilah Orwellian menjadi muncul ke permukaan. Yah, Orwellian berarti para penulis yang memiliki mood atua genre yang sama dengan Orwell.

Ads