Tjaroeban Matur Laku Ka Maestro; Mama Kandeg, Sanggar Seni Setiya Negara -->
close
Pojok Seni
01 October 2020, 10/01/2020 01:38:00 AM WIB
Terbaru 2020-09-30T18:38:09Z
BeritaeventSeni

Tjaroeban Matur Laku Ka Maestro; Mama Kandeg, Sanggar Seni Setiya Negara

Advertisement


PojokSeni.com - Rangkaian pementasan yang diinisiasi Teater Tjaroeban ini adalah sebuah persembahan yang diantaranya menampilkan Wayang Wong, Monolog, dan Macapat. Dengan niat sebagai persembahan bagi Mama Kandeg, Sang Maestro Wayang Wong Cirebonan, pementasan ini diselenggarakan pada tanggal 30 September – 4 Oktober 2020 Pukul 19.00 WIB secara Live di kanal Facebook Teater Tjaroeban dan Youtube Tjaroeban Inc


Dilahirkan di desa Mayung 7 Juni 1909 (Alm) Ki Kandeg Padmajawinata atau lebih dikenal Mama Kandeg adalah Tokoh wayang wong Cirebonan. Seniman serba bisa ini selain dikenal sebagai dalang wayang wong dan wayang kulit, Mama Kandeg juga dikenal sebagai pembuat topeng, dalang macapat, penata wayang kulit, dan penari. Kepanjangan Padmajawinata adalah nama hadiah dari Sultan Cirebon atas jasa-jasanya dalam mengabdikan seninya dalam lingkungan Istana pada masa itu.


Berdiri sejak tahun 1968, Sanggar Seni Setiya Negara terletak di Desa Suranenggala Lor, Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon. Dengan arahan estetik Ki Kandeg, masa kejayaan ini membawa seni tradisi Cirebon lekat di masyarakat, penampilan yang dibawakan bukan hanya seni pertunjukan, namun juga pengalaman spiritual.


Bukan hanya estetik, pun momen etik yang puitik Sanggar Seni Setiya Negara yang dipimpin (Alm) Ki Kandeg melebarkan sayap kembara keahlian seninya ke ruang-ruang tradisi yang lebih intim dengan masyarakat Cirebon, tentu dengan para pegiat seni tradisi hingga meluas ke Jawa Barat. Wafatnya Ki Kandeg pada tahun 1991 pada usianya yang ke 87 tahun kemudian, mengantar sanggarnya mengalami kevakuman.


Sebagai pemetaan, kami, Teater Tjaroeban melakukan pembacaan yang intim terhadap Beliau, Ki Kandeg yang namanya harum di hati pegiat seni, masyarakat Cirebon hingga mancanegara. Kegelisahan atas pembacaan seni tradisi yang luput dari perhatian dunia yang bergeser karena berbagai faktor. Kini, Pandemi. Masyarakat bergeser total ke dunia digital. Terbitlah niat untuk memberikan persembahan bagi sang maestro; Ki Kandeg Padmajawinata. 


Merealisasikan niat luhur tersebut, Pementasan virtual ini akan mempersembahkan pertunjukan Wayang Wong dari Sanggar Setiya Negara, pertunjukan teater berupa Monolog Ki Bagus Rangin oleh Teater Tjaroeban, serta pertunjukan Macapat tuturan dari Sanggar Setiya Negara.


Pertunjukan Wayang Wong (orang) cirebonan ini menampilkan pertunjukan pewayangan Sumantri Gugur yang diperankan dengan media aktor, atau orang sebagai tokoh atau karakter dalam kisahnya. Ciri khas Sanggar Seni Setiya Negara Wayang Wong ini dibawakan dengan dalang dan aktor menggunakan topeng, kemudian; Monolog.

Disutradarai Ade Fatchullah Hisyam (Ade Bedul) Monolog Ki Bagus Rangin Oleh Teater Tjaroeban ini bercerita tentang semangat juang rakyat Cirebon melawan masa penjajahan Hindia Belanda di wilayah Cirebon. Gelora Perlawanan Rakyat di bawah pimpinan Ki Bagus Rangin Pada Tahun 1818 meletuskan puncak perlawanan melawan penjajah di Desa Kedongdong, Kabupaten Cirebon dan terakhir; Macapat.


Macapat yang juga ditampilkan sebagai pertunjukan virtual, adalah tuturan langsung dari murid-murid sepuh Mama Kandeg. Macapat yang dilagukan ini mengisahkan Babad Cirebon yang tentu dengan spirit dan ciri khas tuturan dari Sanggar Setiya Negara.


Tentang Persembahan; Matur Laku Ka Maestro


Sebagai penggagas, pada Persembahan kali ini, kami, Teater Tjaroeban bergandengan dengan DKOKP Kota Cirebon didukung oleh diantaranya DKCiko, Sanggar Seni Setiya Negara, d’maskentir’s, KaMa production, Pancawarna Visual Project, Sanami Media.


Sebagai persembahan laku-lakon kepada Sang Maestro; Mama Kandeg. Proses penubuhan dengan seni, adalah proses panjang penuh peristiwa bagi tubuh kreator. Proses yang berat, perih, dan liris telah ditubuhkan oleh Mama Kandeg dengan Sanggar Seni Setiya Negara. Segala keterbatasan telah dilampauinya. Kontemplasi penajaman rasa yang membuahkan berbagai momen estesis mengantar Mama Kandeg di pencapaiannya yang ikhlas terekam dalam hati murid-muridnya, seniman-seniman tradisi, pengamat hingga periset, kini; sejarah.


Pertunjukan Seni Tradisi dalam sebuah pertunjukan virtual serupa menatap pertemuan sejarah dalam satu layar. Catatan Sejarah yang berbeda secara semiotik dan simbolik dari setiap pertunjukkan menegaskan persembahan ini. Sebagai pemetaan potensi pegiat tradisi di Cirebon. Sebagai sebuah refleksi dan kontemplasi, bisakah kita mengidentifikasinya sebagai sebuah pranata yang mengisi dinamika seni tradisi di nusantara? Jika iya, apakah itu lebih bersifat teknis atau estetis?


Menggunakan medium teknologi laku-lakon ini dihelat dalam pementasan virtual. Sebagai gagasan dalam proses penciptaan pertunjukan yang dapat dinikmati dengan output penikmatan digital.


Persembahan ini pun diharapkan menjadi salah satu momentum bagi para pegiat seni budaya Cirebon, agar serupa dengan spirit Mama Kandeg yang tak lekang waktu, yang telah memberikan kontribusi besar bagi identitas kebudayaan Cirebon, untuk terus tetap membudayakan tradisi lokal Cirebon secara arif-estetik sebagai sebuah budaya luhur yang tak luput dari perhatian Masyarakat.  

Meski ruang seni dan budaya, seperti pandemic; disekat oleh batasan-batasan. Kami berharap persembahan laku ini sebagai penghapus kevakuman seni tradisi dalam apapun bentuknya.


Informasi lebih lanjut hubungi :

  • Facebook : Teater Tjaroeban
  • Instagram : @tjaroeban.inc
  • WhatsApp : 089-784-427-83 ( Novira )

Ads