Metropolitan dalam Bincang Kita; Tumpukan Sampah dan Rona Malam Jakarta -->
close
Pojok Seni
06 March 2020, 3/06/2020 05:59:00 PM WIB
Terbaru 2020-03-06T15:04:32Z
eventMedia Patner

Metropolitan dalam Bincang Kita; Tumpukan Sampah dan Rona Malam Jakarta

Advertisement


PojokSeni.com - Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Fotografi menggelar kegiatan Bincang Kita  dengan bentuk kegiatan Slideshow karya, yaitu bincang-bincang dengan mahasiswa (pembicara) yang menceritakan karya-karya dan project foto yang telah mereka hasilkan.

Pada hari Kamis  (5/3/2020), Slideshow karya yang bertajuk “Kabar Metropolitan” menghadirkan dua orang mahasiswa fotografi yang pernah magang di media Tempo, yaitu Genta Shadra Ayubi dan Melgi Anggia.

Genta Shadra Ayubi dan Melgi Anggia.
Selama magang di media Tempo, mereka telah banyak menghasilkan foto-foto hasil liputan dan proyek-proyek foto yang telah dimuat oleh media Tempo, bahkan karya foto mereka pernah menjadi Headline berita. Kegiatan Bincang Kita edisi Slideshow “Kabar Metropolitan” bertempat di ruangan RT4 gedung Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Padangpanjang dan berlangsung pukul 17.00-19.00 WIB.

Karya-karya dari proyek foto yang Genta dan Anggi kerjakan selama mereka magang di media Tempo memiliki sudut pandang yang berbeda diantara keduanya. Genta mengerjakan Essay Photo tentang tempat pembuangan sampah di daerah Bantargebang, dan Anggi mengerjakan Essay Photo tentang suasana malam Kota Jakarta. Kegiatan diskusi tersebut dipandu oleh moderator Safri, seorang mahasiswa dan sekaligus Wakil Ketua HMJ Fotografi ISI Padangpanjang.

Sampah Bantargebang

Tukang sampah dan tumpukan sampah di Bantargebang (foto oleh Genta Shadra Ayubi)

Pada proyek Essay Photo Sampah Bantargebang, Genta menceritakan tentang kehidupan masyarakat di daerah Bantargebang yang mencari nafkah sebagai pengepul sampah. Lewat foto-foto dengan momen-momen serta potret-potret yang menyentuh, Genta berhasil membawa para audiens termenung memandangi satu-persatu foto-foto yang tampil pada slideshow.

Tidak hanya menceritakan tentang kehidupan masyarakat pengepul sampah di Bantargebang, Genta juga memperlihatkan tentang begitu banyaknya sampah plastik yang menggunung tinggi ke atas.

“Saya berharap, lewat foto ini masyarakat bisa mengurangi penggunaan plastik yang berlebihan dan lebih peka terhadap lingkungan” ujar Genta membuat audiens terdiam saat ia presentasi.

Selama masa pengerjaan Essay Photo ini, Genta menghadapi begitu banyak kesulitan. Untuk masuk ke area tersebut, Genta menaiki truk sampah karena tidak mendapatkan izin masuk. Genta juga membagi pengalamannya untuk bisa lebih dekat kepada masyarakat sekitar yang menjadi objek fotonya.

Rona Malam Jakarta

Rona Malam Jakarta (foto oleh: Melgi Anggia)
Kemacetan Kota Jakarta saat malam, menjadi ide bagi Anggi untuk membuat Essay Photo ini. Menurut Anggi, lampu-lampu dan bunyi klakson kendaraan yang saling bersahutan merupakan sebuah seni yang bisa ia nikmati.

Lewat proyek Essay Photo ini, Anggi memperlihatkan sebuah keindahan malam Kota Jakarta saat ratusan kendaraan lalu lalang hingga terjadi kemacetan panjang.

Lampu-lampu jalan, kendaraan yang lalu lalang dan gedung-gedung yang membentang, Anggi hadirkan dengan komposisi foto dan pencahayaan yang indah. Untuk mendapatkan gambar yang indah dan menenangkan tersebut, Anggi mempunyai hambatan-hambatan tersendiri. Sebagai pewarta foto perempuan, tentunya Anggi memiliki rasa takut saat liputan, terkadang Anggi hanya berpergian seorang diri.

“Ini adalah tugas, dan saya harus menyelesaikannya” jawab Anggi. Hambatan-hambatan dan resiko saat meliput berita slalu Anggi hadapi dengan tegar, bahkan Anggi pernah menyelesaikan liputannya hingga pukul 2 dini hari dan saat hendak pulang ia malah kesasar. Anggi juga memberi motivasi bagi audiens perempuan yang hadir pada diskusi tersebut untuk lebih menyiapkan fisik dan mental mereka.

Banyaknya pertanyaan-pertanyaan seputar Fotografi Jurnalistik dari para audiens, membuat Genta dan Anggi memperlihatkan karya foto dan menceritakan pengalaman lain mereka saat liputan diluar proyek Essay Photo mereka.

Genta pernah memotret demo mahasiswa yang menolak revisi undang-undang KHUP di depan gedung DPR/MPR waktu lalu. Pada saat terjadinya bentrok antar aparat kepolisian dan mahasiswa terjadi, Genta berada di tengah-tengah kejadian dan sangat dekat sekali dengan bentrok tersebut.

Genta pernah terkena gas air mata dan menyaksikan banyaknya korban yang jatuh akibat bentrok tepat di depan matanya. Sedangkan Anggi menceritakan tentang dirinya pernah jatuh dan tertimpa 3 orang pewarta lain saat liputan dan tidak ada satu orang pun yang peduli kepadanya.

Pengalaman-pengalaman selama tugas liputan yang Genta dan Anggi jalankan, membuat para audiens yang mayoritas mahasiswa Fotografi menggelengkan kepala. Tentu tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh seorang pewarta foto sangatlah berat dan harus memiliki mental yang kuat di saat terjadi sesuatu yang di luar dugaan.

Ads