Iceland dan Greenland, Penamaan Tempat yang Salah, Bermula dari Berita Hoax -->
close
Pojok Seni
22 March 2020, 3/22/2020 07:03:00 PM WIB
Terbaru 2020-03-22T12:03:10Z
ArtikelSejarahUlasan

Iceland dan Greenland, Penamaan Tempat yang Salah, Bermula dari Berita Hoax

Advertisement

PojokSeni.com - Berita hoax alias berita palsu memang berdampak sangat buruk. Sejarah mencatat, negara bernama Iceland (Islandia) yang dan pulau Greenland, adalah dua tempat yang menjadi korban berita palsu di zaman dulu.

Pernahkah terpikirkan oleh Anda, kenapa tanah hijau diberi nama Iceland, sedangkan tanah yang penuh es justru diberi nama Greenland? Yah, kedua daerah yang berdekatan ini namanya terbalik.

Sejarah Nama Iceland


Lepas pantai Islandia
Orang-orang Viking adalah yang pertama kali datang ke Islandia, abad ke-9. Ditulis oleh Wikipedia, bangsa Viking membawa serta budak-budak yang mereka bawa dari timur. Sebelum itu, tanah itu merupakan tanah tak berpenghuni.

Seorang yang bernama Floki datang ke Islandia yang sebelumnya didatangi rekan-rekannya sesama bangsa Viking. Ia ingin melihat tanah yang disebut "snow land" oleh teman-temannya tersebut. Tentu saja, karena bangsa Viking yang pertama datang ke Islandia, tiba saat musim salju.

Floki yang tiba di Snowland melihat sebuah bongkahan batu es raksasa di teluk. Bongkahan es itu (kemungkinan mengapung dari kutub, atau dari Greenland) menjadikan cuaca di teluk sangat dingin, bahkan hewan ternaknya semuanya mati. Karena itu, ia memutuskan untuk pulang.

Ketika kembali ke rumahnya, dengan para bangsa Viking alias nordik di Eropa Utara, ia menyebut daerah itu sebagai daratan es pada rekan-rekannya.

Meski akhirnya orang-orang menyadari bahwa daratan di Islandia bukanlah es seperti yang dikatakan Floki, namun lidah mereka masih terbiasa dengan penamaan lama, yang bersumber dari berita palsu yang dibawa Floki.

Sejarah Nama Greenland


Lepas pantai Greenland

Masih berhubungan dengan bangsa Viking, di saat itu pulau Greenland pada abad ke-9 masih belum terjamah. Seorang dari bangsa tersebut bernama Eric the Red yang kalah perang di akhir dekade 980-an, akhirnya terusir dari tanahnya sendiri dan pergi berlayar.

Ia tiba di Greenland (waktu itu belum bernama) di sekitar beberapa tahun kemudian. Eric the Red menemukan sedikit tanah yang berwarna hijau, di Greenland. Ketika turun dari kapal, ia menyebut tanah itu sebagai Daratan Hijau alias Greenland.

Ia meminta rekan-rekannya untuk kembali ke Nordik dan mengatakan ada Greenland yang subur. Ketika rekan-rekannya berada di perjalanan pulang, Eric the Red baru menyadari bahwa tempat yang hijau itu hanyalah 10% dari seluruh daratan luas Greenland. Faktanya, 90% lainnya adalah es.

Ia menyadari ada kabar yang salah, tapi sayangnya bangsa Viking sudah mendengar adanya pulau hijau di seberang lautan dan berbondong-bondong datang ke sana.

Apa yang terjadi setelah itu? Wilayah Atlantik utara tiba-tiba mendingin, dipicu oleh letusan gunung Samalas di Indonesia dan beberapa tempat lainnya, di tahun 1257. Alhasil, Greenland semakin dingin dan tempat "hijau"nya berkurang drastis.

Saat itu, bangsa Viking yang berada di Greenland mulai kesulitan dan hanya punya satu pilihan; pergi dari pulau hijau itu. Saat itu, di tengah penderitaan, mereka baru menyadari bahwa berita palsu yang disampaikan Eric the Red nyaris menewaskan mereka di hamparan es yang sangat besar itu.

Begitu dampaknya berita palsu sejak dulu. Bahkan daratan berwarna hijau diberi nama Iceland dan daratan es diberi nama Greenland. Penamaan ini sudah mendarah daging dan akhirnya tetap seperti itu, hingga hari ini.

Ads