Minim Literatur, Sejarah Nusantara Banyak Mitos dan Takhayul -->
close
Pojok Seni
27 February 2020, 2/27/2020 02:17:00 PM WIB
Terbaru 2020-02-27T07:17:48Z
ArtikelBudayaSejarah

Minim Literatur, Sejarah Nusantara Banyak Mitos dan Takhayul

Advertisement
Zaman Kerajaan di Indonesia (pasukan Majapahit)

pojokseni.com - Apakah Anda bisa menceritakan dengan lengkap sejarah kerajaan Romawi? Kekhalifahan Ustmani? Dinasti Ming di Tiongkok? Penaklukan Konstanstinopel dan sejarah kuno dunia termasyur lainnya?

Tidak perlu ahli sejarah, karena pelajaran tentang hal-hal di atas bahkan sudah dipelajari di bangku sekolah menengah pertama. Anda akan bisa bertemu dengan seorang yang lahir di tahun 1990-an, namun dengan fasih menceritakan secara detail jalur dagang di Asia abad ke-17.

Apa sebab? Literaturnya lengkap!

Tapi, ketika bercerita tentang Sriwijaya, Majapahit, Tarumanegara, Kutai, dan kerajaan lain di Nusantara, maka akan banyak kontradiksi yang Anda temukan. Pertama, ceritanya lebih berupa "sinopsis" ketimbang cerita lengkap. Kedua, ada banyak mitos dan takhayul yang bercampur baur dengan realita. Lebih unik lagi, ada banyak catatan sejarah yang memuat tentang kerajaan di Nusantara, justru berasal dari tangan penulis asing.

Faktanya, cerita tentang Kekhalifahan Timur Tengah sampai Turki, dinasti-dinasti yang berkuasa di Tiongkok, kerajaan Romawi, kerajaan Persia, Yunani Kuno dan sebagainya terjadi sekitar ribuan tahun yang lalu. Sedangkan sejarah Nusantara, rata-rata terjadi sekitar 300 sampai 500 tahun yang lalu.

Peninggalan kerajaan Kediri

Bedanya, cerita ribuan tahun yang lalu memiliki literatur yang lengkap, bukti tertulis dan sebagainya yang membuat banyak yang mengetahui jalan cerita setiap kerajaan, kekaisaran, kekhalifahan, dinasti dan sebagainya. Tapi di Indonesia, lagi-lagi kita harus akui, literaturnya lebih minim. Mitos dan takhayul yang bercampur baur dengan fakta yang terjadi menjadikan kisah sejarah di Indonesia terkesan surealis.

Apakah Anda mengetahui kisah Wali Songo? Kalaupun ada, seperti kisah lainnya di Indonesia, lebih berupa "sinopsis" dan terkesan "surealis". Padahal, berdasarkan waktunya, hadirnya Wali Songo terjadi sekitar abad ke-17 hingga 18. Sedangkan kekhalifahan Bani Ummayah di Timur Tengah yang terjadi di abad ke-8 Masehi, yang berarti 1000 tahun lebih lama, diketahui secara detail dan terperinci.

Sekarang, bila ditanyakan apa yang terjadi di Indonesia pada tahun 1000 - 1200? Tidak banyak literatur yang menjelaskan secara rinci apa yang terjadi di abad ke-11 hingga abad ke-12 tersebut di Nusantara. Saat itu di Indonesia dipercaya Islam baru masuk, namun masih jadi perdebatan hingga hari ini. Selain itu, juga ada Kerajaan Kediri, yang dipimpin seorang raja yang berwibawa, Raja Airlangga. Apakah kisah tersebut menurut Anda terlalu kuno?

Universitas Oxford, berdiri berbarengan dengan zaman kerajaan di Indonesia
Coba cek fakta ini, Universitas Oxford didirikan tahun 1096 dan Universitas Cambridge didirikan tahun 1209. Universitas Oxford mendapatkan kejayaan dan perkembangan yang sangat pesat di tahun 1167, sedangkan Universitas Cambridge mendapatkan penghargaan dari Raja Henry III di tahun 1231. Data tentang kedua universitas itu, mulai dari pendiri, sampai para dosen yang mengajar bisa ditemukan dengan cepat dan lengkap.

Di tahun yang sama, Islam masuk ke Indonesia masih jadi perdebatan. Kerajaan Kediri, ketika era Raja Airlangga, berbarengan ketika dua universitas tersebut telah mencetak ratusan sarjana. Tapi, apakah data kerajaan Kediri bisa selengkap dua universitas tersebut? Bahkan, selama ini mungkin kita menganggap kisah kerajaan Kediri terlalu kuno dan tua, seakan-akan terjadi ribuan tahun sebelum dua universitas tersebut berdiri, bukan? Ditambah lagi, kisah sang raja dan kerajaan tersebut juga terlalu banyak dibumbui kisah mistik dan mitos, tepat di saat para sarjana lulusan dua universitas tersebut sudah mulai mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Produsen mobil Benz Phaeton dibeli oleh Pakubuwono X tahun 1894, yang menjadi mobil pertama yang mengaspal di Indonesia. Sekarang, justru mobil tersebut ada di Belanda. Lebih unik lagi, ketika baru ada satu unit mobil di Indonesia, saat itu dua perusahaan mobil di Jerman yang sudah menjual ribuan unit mobil, yakni Perusahaan Benz & Cie (berdiri tahun 1883) serta Daimler Motoren (berdiri tahun 1890). Kedua perusahaan itu kemudian merger pada tahun 1926, dan berubah nama menjadi Daimler-Benz yang memproduksi mobil Mercedes-Benz di tahun yang sama.

Mobil Benz-Phaeton, mobil pertama di Indonesia

Sejarah tentang Mercedes-Benz, termasuk dua perusahaan pendahulunya, bahkan bisa Anda temukan dengan mudah. Catatan tentangnya begitu lengkap, sampai jajaran produknya dari tahun 1883 sampai saat ini.

Tapi, sejarah Pakubuwono X tahun 1894 membeli mobil Benz-Phaeton tak banyak data untuk ditelusuri. Kemudian, bagaimana mobil pertama di Indonesia tersebut tetiba berada di Belanda, juga tak banyak bisa dilacak.

Cerita ketika ada mobil pertama di Indonesia juga cenderung surealis. Yah, masyarakat saat itu menyebut bahwa kendaraan milik sang raja adalah kereta setan atau kereta jin. Karena "kereta" itu menjadi satu-satunya kereta di tanah Nusantara yang bisa berjalan sendiri tanpa ditarik kuda. Tentu saja, cerita yang mengaitkan "kereta setan" itu dengan kesaktian sang raja akan lebih mudah Anda temukan, ketimbang sejarah bagaimana mobil itu bisa mendarat di Pulau Jawa. (ai/pojokseni.com) 

Ads