Meninggal Dunia, Ini Warisan Gus Solah Pada Literasi Indonesia -->
close
Pojok Seni
03 February 2020, 2/03/2020 01:58:00 AM WIB
Terbaru 2020-02-02T18:58:42Z
Artikel

Meninggal Dunia, Ini Warisan Gus Solah Pada Literasi Indonesia

Advertisement
Gus Solah (sumber foto: Sinar Harapan)

pojokseni.com - Indonesia kembali kehilangan putra terbaiknya, adalah Gus Solah yang bernama lengkap Dr (HC) Ir H Salahudin Wahid. Gus Solah meninggal dunia di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, Minggu (2/2/2020) pukul 20.55 WIB, setelah sebelumnya menjalani bedah jantung dan mengalami kritis.

Gus Solah adalah adik kandung presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan anak dari KH Wahid Hasyim, cucu dari pendiri NU, KH Hasyim Asyari. Meninggalnya Gus Solah tentunya memberikan luka yang mendalam bagi warga Indonesia.

Sebagai tokoh intelektual agama Islam dan politik, Gus Solah juga termasuk salah satu orang yang mendukung meningkatkan kemampuan literasi yang sedang digalakkan Indonesia. Ia bahkan memberi pesan pada warga Indonesia, khususnya NU, untuk terus meningkatkan kemampuan diri dan literasi agar lebih mampu menangkal berita palsu dan menjaga persatuan Indonesia.

Tidak hanya itu, Gus Solah juga telah menerbitkan beberapa buku yang menjadi warisan yang ditinggalkannya bagi Indonesia. Berikut 5 di antaranya;

1. Negeri di Balik Kabut Sejarah: Catatan-Catatan Pendek Salahudin Wahid




Buku ini diterbitkan tahun 2000, dan pertama kali diterbitkan oleh Pustaka Indonesia. Buku ini membahas reformasi politik Indonesia, posisi Isam dalam state of nation, hubungan Islam dan demokrasi dan beberapa catatan menarik lainnya.

2. Mendengar Suara Rakyat: Catatan-Catatan Pendek Salahudin Wahid



Sama seperti buku sebelumnya, buku ini juga berisi catatan-catatan pendek Salahudin Wahid. Kali ini, buku yang satu ini membahas suara-suara rakyat kecil, minoritas dan sebagainya yang mesti didengar oleh pemerintah. Buku ini diterbitkan tahun 2001.

3. Ikut Membangun Demokrasi: Pengalaman 55 Hari Menjadi Cawapres


Buku yang satu ini diterbitkan tahun 2004 dan dalam buku ini Gus Solah menceritakan kisahnya selama 55 hari menjadi calon wakil presiden. Seperti yang kita ketahui, di tahun tersebut Gus Solah maju sebagai cawapres mendampingi Wiranto. Namun, gagal masuk putaran kedua karena berada di urutan ketiga.

4. Transformasi Pesantren Tebu Ireng, Menjaga Tradisi di Tengah Tantangan


Ini salah satu buku yang menarik. Gus Solah menceritakan bagaimana perjalanan Pesantren Tebu Ireng yang terus bertransformasi untuk menghadapi tantangan perubahan zaman. Buku ini terbit di tahun 2011.

5. Berguru pada Realitas: Refleksi Pemikiran Menuju Indonesia Bermartabat


Ini adalah kumpulan tulisan atau catatan pendek Gus Solah yang pernah diterbitkan di media massa, dan beberapa lainnya menjadi bahan seminar dan ceramah. Buku ini menjadi buah pemikiran beliau agar Indonesia mampu bersaing di zaman global, sekaligus menjadi lebih bermartabat.

Apakah ada buku yang belum Anda baca? Tentunya, sangat menarik untuk menyimak buah pemikiran KH Salahudin Wahid yang menjadi warisan tak ternilai dari beliau untuk Indonesia. Selain itu, tentu kita sama-sama menengadah dan memohon doa agar tempat terbaik diberikan Tuhan untuk beliau. (ai/pojokseni.com)

Ads