Sharing Time Megalithic Millenium Art 2020 di Tubaba Pukau Dunia -->
close
Pojok Seni
24 January 2020, 1/24/2020 02:00:00 PM WIB
Terbaru 2020-01-24T07:00:13Z
BeritaBudaya

Sharing Time Megalithic Millenium Art 2020 di Tubaba Pukau Dunia

Advertisement
Penampilan Melati Suryodarmo dalam Sharing Time Megalithic Millenium Art di Tubaba, Lampung (foto: facebook Alexander Gebe)

pojokseni.comAcara bertajuk Sharing Time Megalithic Millenium Art 2020 digelar sejak tanggal 22 Januari 2020 lalu, di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Provinsi Lampung. Tidak hanya menarik perhatian nasional, tapi juga dunia.

Faktanya, sejumlah pegiat seni dari Lampung, seluruh Indonesia serta perwakilan dari sejumlah negara menghadiri kegiatan tersebut. Kegiatan ini dipusatkan di tempat bernama Uluan Nughik di Tubaba yang diproyeksikan menjadi kota budaya oleh bupati setempat, Umar Ahmad.

Kegiatan ini, menurut keterangan Bupati Umar Ahmad, merupakan hasil diskusi dengan maestro tari Indonesia, alm mbah Prapto Suryodarmo yang mengenalkan metode Joget Amerta.

Situs megalithic di Tubaba (foto: facebook Alexander Gebe)

Sejumlah nama seniman akenamaan Indonesia dan dunia hadir dalam kegiatan tersebut. Seperti nama Katsura Kan dari Jepang yang juga memberikan lokakarya, kemudian ada sarasehan bersama Dr. Hj. Een Herdiani, Dr. Halilintar Latief, Transpiosa Riomandha, Dr. Diane Butler, Andy Burnham, Daniel Oscar Baskoro. 

Berikutnya, juga ada lokakarya bersama Anna Thu Schmitd dan Peter Chin. Pertunjukan keren bertajuk Suara Tubuh oleh Rianto, Moris Shakaia, dan Melati Suryodarmo juga menjadi sajian menarik dalam even tersebut.

Sebagai penutup, Katsura Kan yang menampilkan pertunjukan Butoh berjudul Time Machine.

Lokakary oleh Katsura Kan (foto: facebook Alexander Gebe)

Tidak hanya kesenian, tapi komitmen Tubaba untuk membangun kesadaran menjaga keseimbangan alam juga dilakukan di acara tersebut. Pembukaan kegiatan dimulai dengan pelepasan kura-kura, bibit ikan dan penanaman pohon.

Salut Pada Komitmen Bupati Tubaba 

Bupati Tubaba, Umar Ahmad

Tentunya, banyak publik yang memuji terobosan Bupati Tubaba ini dan berharap ada banyak kepala daerah lainnya yang memberikan sentuhan inovatif seperti yang dilakukan Umar Ahmad. 

Sejak dilantik hampir lima tahun lalu, Umar Ahmad memiliki visi membangun atmosfer kebudayaan berwawasan ekologis di daerah yang dipimpinnya. Sejak itu, Umar Ahmad juga berkomitmen membangun ekosistem kesenian yang baik di Tubaba.

Pembangunan infrastruktur, dihiasi dengan beberapa bangunan seni dengan relasi sejarah yang kuat dan nuansa tradisi Lampung yang kental.

Usia sekolah di Tubaba, berbeda dengan waktu sebelumnya, sekarang sudah sangat dekat akses untuk belajar dan berlatih kesenian, mulai dari teater, sastra, seni rupa, musik, film, fotografi, tari dan sebagainya. Tempat latihan tersebut sudah disediakan pemerintah.

Hasilnya, Umar Ahmad diganjar penghargaan Anugerah Kebudayaan Persatuan Wartawan Indonesia di Jakarta beberapa waktu lalu. 

"Pendidikan dan pembangunan infrastruktur kesenian sangat penting untuk membangun masa depan kebudayaan bangsa," ungkap Umar Ahmad melalui sebuah pernyataan tertulis.

Kesenian dan kebudayaan yang dipelajari anak-anak Tubaba berlandaskan wawasan ekologis. Hal ini menjadikan anak-anak Tubaba juga belajar pengetahuan alam, pertanian, permakultur, tradisi lokal dan kebudayaan setempat. Dalam waktu bersamaan, kesadaran untuk menjaga lingkungan juga dibangun dan diajarkan pada anak-anak sejak dini. (pojokseni.com)

Ads