Bisakah Menjadi Komikus Tanpa Bakat Alam? -->
close
Pojok Seni
25 January 2020, 1/25/2020 01:22:00 AM WIB
Terbaru 2020-01-24T18:36:09Z
ArtikelSeni

Bisakah Menjadi Komikus Tanpa Bakat Alam?

Advertisement


pojokseni.com - Masih dari kegiatan bertajuk "Bicara Seni" yang digelar oleh Komunitas Ruang Tumbuh Padangpanjang  Selasa (21/1/2020) dan Rabu (22/1/2020).

Ada beberapa pertanyaan yang menarik dilontarkan peserta kegiatan tersebut kepada narasumber di hari pertama, yakni Olvianda Ariesta (ilustrator dan komikus).

Salah satunya pertanyaan yang dilontarkan oleh pegawai Kantor Pustaka Daerah Kota Padangpanjang pada Olvianda Ariesta, yakni bagaimana membuat komik atau menjadi komikus, apabila tidak punya bakat alam?

Olvianda menjawab, bahwa setiap manusia memiliki bakat masing-masing. Meski demikian, bakat tersebut masih harus dibarengi dengan latihan agar bakatnya tetap terasah. Apabila memiliki bakat, tentunya akan lebih cepat menangkap apa yang diajarkan dan menerapkannya dalam praktek.

"Namun, bila tidak mempunyai bakat, tetap bisa mengalahkan orang yang berbakat, dengan syarat terus konsisten belajar dan mengasah kemampuannya," kata Olvianda Airesta.

Baca juga: Dua Hari Berturut, Kegiatan Bicara Seni oleh Ruang Tumbuh Disambut Antusias

Pertanyaan lain masih terkait dengan komik dan ilustrasi datang dari Mutiara, siswi SMPN 1 Padangpanjang. Ia bertanya, apakah di dalam komik harus menggunakan huruf kapital semua?

Jawaban dari Olvianda adalah, syaratnya mesti terbaca meski hurufnya kecil di antara gambar tersebut. Itulah kenapa banyak yang menggunakan huruf kapital, agar lebih mudah terbaca.

"Tidak ada aturan tertentu yang mengatur penggunaan huruf di dalam komik, hanya disarankan menggunakan huruf kapital agar lebih mudah terbaca," jelas Olvianda.

Pertanyaan lain yang juga menarik adalah tentang aplikasi yang digunakan untuk membuat komik di majalah. Juga, tentang penggunaan warna dan mempertegas ekspresi tokoh di komik.

Jawaban dari Olvianda adalah, sebaiknya menggunakan seminim mungkin warna dalam komik, agar pembaca nyaman. Komik juga membutuhkan titik fokus, yang ditujukan agar pembaca semakin jelas mendapatkan pesan atau cerita yang disampaikan.

"Di dalam komik juga animasi ada istilah exagration, yaitu melebih-lebihkan ekspresi, hal itu ditujukan untuk memperkuat ekspresi tokoh di dalam komik," pungkas Olvianda. (isi/ai/pojokseni.com)

Baca juga: Resep Tetap Bertahan di Musik Tradisi, di Era Milenial

Ads