Ayla: Daughter of War, Sisi Lain Perang Korea yang Menyentuh -->
close
Pojok Seni
14 October 2019, 10/14/2019 01:03:00 AM WIB
Terbaru 2019-10-13T18:06:07Z
ArtikelUlasan

Ayla: Daughter of War, Sisi Lain Perang Korea yang Menyentuh

Advertisement

pojokseni.com - Ketika perang antara Korea Utara dan Korea Selatan pecah, akibat Perang Dunia ke-2, di era tahun 1940-an, pasukan asal Turki didatangkan ke Korea Selatan. Pasukan Turki datang untuk melindungi dan membantu Korea Selatan menghadang serangan dari Korea Utara yang dibantu Tiongkok dan Rusia. Sedangkan Korea Selatan selain dibantu Amerika Serikat, juga dibantu oleh Turki.

Maka, dengan latar kejadian sejarah yang benar-benar terjadi, Anda akan membayangkan bahwa film Daughter of War (Anak Perempuan dari Perang) yang diproduksi Warner Bros di tahun 2017 ini tentu akan mengisahkan hal yang sama seperti film perang lainnya. Berdarah, letusan senjata, bom, api dan situasi yang mencekam lainnya.

Nyatanya, bukan itu yang menjadi inti utama dari film satu ini. Pasukan Turki, menemukan seorang anak perempuan yang orang tuanya dibantai oleh Korea Utara. Anak itu berasal dari satu desa yang terletak di perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara. Pasukan Turki yang tengah terjebak usai mobil mereka mendapat serangan dari pasukan Korea Utara, mendengar bebunyian aneh di antara tumpukan mayat warga. Saat itulah, seorang dari mereka bernama Sersan Suleyman Dilbirligi menemukan seorang anak perempuan yang lolos dari maut.

Anak itu diberi nama Ayla, nama khas Turki. Ayla menjelma menjadi anak kesayangan tentara Turki di camp. Meski sempat diminta untuk pergi dari camp, karena dianggap merusak konsentrasi Suleyman, nyatanya Ayla tetap berada di camp tersebut sampai pasukan Turki dipulangkan dan berganti dengan pasukan yang lain. Selama Suleyman berada di sana, Ayla tak pernah lepas dari sisinya. Mereka seperti ayah dan anak yang benar-benar saling mengasihi.

Pacar Suleyman, bernama Nuran. Sebelum berangkat ke Korea, Suleyman berjanji akan menikahi Nuran. Mendengar pasukan Turki termasuk Suleyman akan pulang, begitu bahagia hatinya. Pasukan tersebut akan digantikan dengan pasukan Turki yang lain, dan Suleyman juga akan segera menikahinya, setelah berbulan-bulan meninggalkannya.

Faktanya, Suleyman yang sudah mendapatkan Ayla justru dilema untuk meninggalkan anaknya itu. Hukum saat itu membuat Suleyman tidak bisa membawa Ayla ke Turki. Juga ada seseorang yang menjemput Ayla untuk bersekolah di asrama yang dibuat oleh pemerintah Turki di Korea bernama Ankara School. Ayla rencananya akan sekolah di sana.

Pemeran Sersan Suleyman dan pemeran Ayla

Namun, baik Ayla dan Suleyman tak bisa berpisah. Suleyman memilih menambah waktunya di Turki hingga berbulan-bulan lagi. Hal itu malah membuat Nuran, kekasihnya, memutuskan untuk menikahi orang lain. Suleyman akhirnya benar-benar harus meninggalkan Ayla, ketika pernah sekali mencoba membawa Ayla dalam kopernya (secara ilegal) ke kapal perang. Rencana itu gagal, sehingga Suleyman mesti berpisah sebenar-benarnya dengan Ayla. Ia berjanji, suatu hari nanti, ia akan kembali menemui Ayla.

Ketika pulang, alangkah hancur hati Suleyman, ketika mengetahui Nuran telah menikah dengan orang lain. Beruntungnya, orang tua Suleyman sudah lama ingin menjodohkan Suleyman dengan seorang wanita yang lain. Suleyman memilih untuk menikah dengan wanita pilihan orang tuanya, Nimet.

Meski di awal, pernikahan tersebut tidak dilandasi cinta di hati Suleyman. Namun Nimet adalah orang yang paling tahu bagaimana cara meluluhkan hati Suleyman dan terus mendampingi veteran perang tersebut mencari Ayla.

Sersan Suleyman, istri, Ayla dan anak-anak Ayla setelah dipertemukan 60 tahun pasca terpisah.

Segala upaya dicoba Suleyman namun gagal. Sampai akhirnya, tahun 2010, sebuah tim film dokumenter berhasil membantu mereka menemukan Ayla. Kemudian, di tahun 2015, Suleyman dipertemukan dengan Ayla. Suleyman sudah berumur lebih dari 80 tahun, dan Ayla sudah berumur lebih dari 60 tahun.

Tentunya, film yang mengharukan ini dijamin bisa membuat Anda benar-benar terharu hingga menangis. Bahkan, Perdana Menteri Korea Selatan Lee Nak-Yeon menangis ketika menonton pemutaran perdana film itu. Sayang sekali, Sersan Suleyman meninggal dunia, pada tahun 2017, sebelum film ini dirilis.

Jadi, ingin melihat sisi lain dari perang yang begitu menyentuh? Maka film ini sangat direkomendasikan untuk Anda. (ai/pojokseni.com)  

Ads