Pegelaran Apresiasi Seni Sumbar : Bagamad Dalam Upaya Menumbuhkan Generasi baru -->
close
Pojok Seni
05 April 2018, 4/05/2018 07:58:00 AM WIB
Terbaru 2018-04-05T00:58:55Z
ArtikeleventSeni

Pegelaran Apresiasi Seni Sumbar : Bagamad Dalam Upaya Menumbuhkan Generasi baru

Advertisement


Pagelaran Apresiasi Seni  2018 #4, Taman Budaya Sumbar


Bertempat di Ruang Chairil Anwar, Taman Budaya Sumbar kembali menggelar program Pagelaran Apresiasi Seni, Jumat, 30 Maret 2018 pada pukul 20.30 s/d 23.30 WIB. Program yang memasuki penyelenggaraan keempat ini, menghadirkan HIKASMI (Himpunan Keluarga Seniman Musik Indonesia) Sumatera Barat. HIKASMI secara khusus menggandeng musisi lagu-lagu gamad seperti HIKAGAPA (Himpunan Keluarga Gamad Padang) serta musisi lagu gamad yang tergabung bersama mereka untuk menampilkan prosesi pertunjukan bagamad atau bagamaik.

Bagamad tumbuh dan berkembang di kota Padang sejak tahun 1920-an, yang fungsi awalnya adalah sebagai hiburan keluarga. Selain Gamad, pada masa itu, musik gambus dan keroncong juga ikut berkembang secara bersamaan di pesisir pantai Sumatera Barat. Perkembangan tersebut menjadikan bagamad sebagai budaya tradisional dalam berbagai acara pesta perkawinan baik oleh masyarakat Padang maupun masyarakat pesisir Minangkabau lainnya.

Kepala UPTD Taman Budaya Sumbar, Drs Muasri, dalam sambutannya mengatakan bagamad adalah kesenian musik yang berkembang di wilayah pesisir pantai Sumatera Barat, terkhusus di Kota Padang yang dipengaruhi musik Portugis. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari alat-alat musik khas Portugis (Eropa) yang dipakai seperti biola, akordion, saksofon dan terompet. Jenis kesenian ini masuk melalui jalur perdagangan dan berkembang melalui proses akulturasi budaya Minangkabau dengan berbagai macam latar belakang etnis budaya, antara  lain Nias, India Kaliang dan Melayu.

 “Selain unsur musik Portugis, kita dapat menemukan pengaruh budaya India kaliang (keling) yang bermukim di Padang seperti gendang rampak atau gendang ketipung,  tari khas serta sebagian lagu dari melayu, serta syair-syair yang berpola pantun dari Minangkabau”, jelas Muasri.

“Kekhasan musik ini terdapat pada lagunya yang penuh ratap dan beriba hati, meski dinyanyikan dengan lenggang-lenggok. Selain itu juga pada cengkok dan grenek dalam iramanya, yaitu improvisasi atau hiasan melodi yang ditambahkan dalam permainan instrumen musik maupun vokal penyanyinya. Eksistensi cengkok dan grenek dalam bagamat menjadi ciri khas dari warna musik Melayu”, tambah Muasri.

Antusias Penonton


Kehadiran HIKASMI dengan bagamad dalam program Pagelaran Apresiasi Seni #4, ini disambut antusias oleh beberapa seniman, khususnya seniman musik Kota Padang yang malam itu hadir. Hadir dalam kesempatan tersebut musisi-musisi gamad yang merupakan anggota Hikagapa yang terdiri dari etnis India, Arab, India Keling, dan Nias. Selain itu juga hadir beberapa seniman lintas disiplin, budayawan dan musisi Minang seperti Agus Thaher, Rhian D Kincai, Asnam Rasyid, Sexri Budiman, Nina Alda, Alwi Karmena, Pinto Janir, Ikhwanul Arif, Iswandi, Roni Buya, Hermawan, kelompok musik gamad Catuih Kewe pimpinan Dasman Ori serta masyarakat umum pecinta musik gamad lintas usia yang didominasi oleh ibu-ibu.

Antusias penonton malam itu terlihat ketika secara spontan ikut menari berpasangan atau beramai-ramai dalam iriangan lagu-lagu gamad. Tarian penonton berlangsung dengan gerakan bebas mengikuti beberapa penari dan penyanyi yang membawa sapu tangan dan dilakukan silih berganti.
Rhian D’Khincai, wartawan sekaligus seniman yang juga dikenal sebagai pencipta lagu berharap program apresiasi ini kedepannya lebih luas untuk jangkauan publikasi acaranya dengan melibatkan banyak media, terkhusus untuk jenis kesenian yang mulai langka seperti bagamad ini. Hal itu dikarenakan banyak pecinta musik gamad yang sebetulnya merindukan acara seperti ini, namun jangkauan informasi tidak sampai kepada mereka. Selain itu, ia juga berharap ada regenerasi penyanyi, pemusik, dan juga pencipta lagu-lagu gamad baru agar kesenian ini dapat terus mempertahankan eksistensinya.

Pagelaran Apresiasi Seni 2018 Taman Budaya Sumbar berikutnya akan berlangsung pada tanggal 14 April 2018. Pagelaran #5 ini akan menghadirkan pertunjukan-pertunjukan terbaik generasi muda Sumatera Barat dari SMKI Padang. Pertunjukan yang akan dibawakan siswa-siswi tersebut merupakan pertunjukan tari kreasi, teater, karawitan dan musik  hasil uji kompetensi siswa nasional terbaik di setiap bidangnya. (ai/rp/pojokseni)

Ads