Metode Akting Stanislavski: Magic If (Keajaiban Jika) -->
close
Pojok Seni
08 December 2017, 12/08/2017 12:42:00 PM WIB
Terbaru 2017-12-08T05:42:32Z
ArtikelMateri Teater

Metode Akting Stanislavski: Magic If (Keajaiban Jika)

Advertisement
Constantin Stanilavski


Oleh : Ikhsan Satria Irianto

pojokseni.com - Constantin Stanislavski ialah pelopor teater realisme di Rusia. Stanislavski dilahirkan dengan nama Konstantin Sergeivich Alexeyev di Moskow. Stanislavski juga adalah seorang aktor, sutradara, dan salah seorang pendiri Moscow Art Theatre. Trilogi karyanya tentang teori akting yang terpenting adalah An Actor Prepares, Creating A Role, dan Building A Character.

Teori-teori akting dalam karya triloginya menekankan pada akting sebagai seni dan seni sebagai ungkapan tertinggi sifat-hakikat manusia. Bahwa Stanislavski terus menerus kembali pada kajian tentang sifat hakikat manusia, itulah sentuhan yang menandai apa yang kemudian dikenal sebagai “Sistem” Stanislavski.

Metode atau sistem Stanislavski mengembangankan sebuah pendekatan sistematis terhadap pelatihan para aktor untuk mengembangkan dari dalam dirinya ke luar. Oleh karena itu, metode-metode yang diperkenalkan oleh sistem Stanislavski amat sangat disarankan untuk dapat dipelajari dan digunakan dalam proses mewujudkan tokoh dalam drama.

Salah satu metode akting yang digagas oleh Stanislavski adalah Keajaiban Jika (Magic If). Keajaiban jika adalah sebuah upaya membangun ruang-ruang imajinasi seorang aktor untuk dapat mendalami karakter tokoh.

Pertanyaan kunci dari metode Keajaiban jika adalah, “Apa yang saya lakukan jika saya adalah tokoh”, “Apa yang saya pikirkan jika saya adalah tokoh”, dan “Apa yang saya rasakan jika saya adalah tokoh”. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membantu aktor untuk lebih jauh mengenal tokoh yang akan diperankannya.


Aktor akan bersentuhan dengan masalah-masalah pada diri tokoh secara imajinatif, kemudian aktor akan mencoba mencari jalan keluar dari masalah tersebut secara natural yang akan mempengaruhi bisnis-bisnis akting aktor di atas panggung.Hingga mencapai pada titik dimana apa yang telah dan akan tokoh lakukan juga merupakan bagian dari hidup aktor secara natural tanpa dibuat-buat.

Stanislavski tidak percaya bahwa aktor dengan ikhlas dapat mempercayai kebenaran dari peristiwa yang terjadi di atas panggung. Tetapi ia menyakini bahwa aktor dapat percaya pada kemungkinan-kemungkinan yang timbul dari peristiwa yang terjadi di atas panggung.

Capaian dari metode Keajaiban Jika ini adalah merangsang daya imajinasi dan pikiran aktor hingga memunculkan laku yang natural. Karena laku pentas atau bisnis-bisnis akting akan yang natural akan sangat memiliki hubungan yang erat untuk membangun emosi dari dalam.

Sebagai contoh: “Apa yang saya pikirkan dan saya rasakan jika saya adalah Pengeran Hamlet dalam naskah Hamlet karya William Shakespeare?, Kemudian apa yang akan saya lakukan selanjutnya?” Jika persoalan tersebut telah terjawab oleh seorang aktor, berarti dia telah memahami tentang tokoh Pangeran Hamlet atau tokoh lain yang akan ia perankan.

Maka aktor tersebut telah memiliki imajinasi yang cukup untuk memerankan tokoh Pangeran Hamlet atau tokoh yang lainnya. Keajaiban kata Jika tersebut sangat membantu aktor dalam memasuki peran dan memberikan motivasi-motivasi gestur dan dialog serta akan menghasilkan bisnis-bisnis akting yang kaya. (**)


Ads