PAT#6 Hari ke-3, Teater Satu Lampung dan ISBI Aceh Tampilkan Pertunjukan 'Berkelas' -->
close
Pojok Seni
15 October 2015, 10/15/2015 11:40:00 PM WIB
Terbaru 2015-10-15T16:40:42Z
BeritaMedia Patnerteater

PAT#6 Hari ke-3, Teater Satu Lampung dan ISBI Aceh Tampilkan Pertunjukan 'Berkelas'

Advertisement

Pertunjukan Teater Satu Lampung di PAT#6 ISI Padangpanjang

Laporan Langsung Pekan Apresiasi Teater 6, ISI Padangpanjang
Reporter : Ikhsan Satria Irianto

pojokseni.com - Pekan Apresiasi Teater (PAT) #6 ISI Padangpanjang hari ke-3, Rabu (14/10/2015) masih berhasil menarik animo penonton. Kali ini, ISBI Aceh dan Teater Satu Lampung membawa penonton kedalam pertunjukan mereka. Bila ISBI Aceh membawa penonton langsung ke 'Serambi Mekah' dengan naskah Wageupap-nya, Teater Satu Lampung tampil dengan membawakan drama yang mengocok perut penonton selama pertunjukkan.

Penampilan ISBI Aceh dalam Naskah 'Wageupap' di PAT#6
ISBI Aceh Bawa Sensasi Serambi Mekah

ISBI Aceh dengan naskah “Wageupap (Pantengongnya kita) Karya teuku Afifudin dan di sutradari oleh Afrimer, menceritakan tentang manusia sekarang yang terkadang pintar dan terkadang bodoh, hal yang kecil di jadikan besar dan hal yang besar dijadikan kecil. ISBI aceh dengan naskah wageupapnya berhasil membawa penonton merasakan berada di aceh langsung, karena kentalnya budaya aceh yang dibawa keatas panggung. 

Teater Satu Lampung Bawa Kisah 'Dua Sahabat Uzur'

Teater Satu Lampung pentas pada pukul 21.00 WIB di Teater Arena Mursal Esten. Teater yang mendapat anugrah sebagai teater terbaik Indonesia pada tahun 2008 dan 2013 ini kembali membawakan naskah milik sutradara mereka, Iswadi Pratama. Namun, sayangnya sang sutradara sendiri tidak bisa turut hadir ke Padangpanjang karena sesuatu kesibukan.
Meskipun demikian, Teater Satu Lampung masih menjadi salah satu grup yang paling dinantikan pertunjukannya di Pekan apresiasi teater yang ke 6 ini.
Pertunjukan yang mengundang gelak tawa penonton melihat kekonyolan dua orang tua yang semua obrolannya sudah semakin ngawur. Namun suasana hening ketika dinding-dinding rumah mereka roboh akibat penggusuran. Dan semua angan-angan tentang mendapatkan penghargaan tiba-tiba sirna.
Secara singkat, drama mereka menceritakan tentang dua orang sahabat yang telah uzur, Rahman dan Sarmin. Keduanya deiceritakan sedang sibuk mempersiapkan diri untuk menghadiri undangan dari gubernur. Rahman seorang petugas penjaga mayat dan Sarmin seorang guru honorer. Rencananya, mereka akan diberi penghargaan atas kesetiaannya. Mereka menggelar sebuah pesta kecil dirumah mereka sambil mengenang seluruh kenangan mereka sejak pertama kali datang ke kota yang mereka tinggali saat ini. 
Kisah mulai dari hidup menggelandang, mengajar ngaji sampai diangkat menjadi guru honorer. Mereka merasa semua yang sudah dilakukan telah dihargai dengan penghargaan dari gubernur. Hingga pagi menjelang, keduanya terbangun dari tidur dan bersiap untuk pergi ke upacara penghargaan. Namun terjadi sebuah penggusuran. Bilik kecil merekapun tak luput dari penggusuran itu. Dan akhirnya barulah diketahui bahwa surat undangan itu palsu, itu hanya dibuat untuk menghibur diri mereka sendiri saja. 
Salah seorang alumni ISI padang Panjang, Fauzi, S.Sn kepada pojokseni.com mengaku sangat terhibur dengan pertunjukan ini. 
“Jika semua pertunjukan teater digarap serius seperti ini, mungkin penonton tidak ada yang meninggalkan pertunjukan teater,” ungkapnya.
Senada dengan Fauzi, Ambar Febriani seorang mahasiswa ISI Padangpanjang menyatakan bahwa penampilan malam tersebut adalah penampilan yang berkelas.
“Saya benar-benar puas melihat pertunjukan ini, benar-benar pertunjukan yang berkelas”

Sesuai Jadwal, pada hari Kamis (15/10/2015) giliran Institut kesenian Jakarta (IKJ) yang membawakan naskah Jam Dinding yang berdetak karya Nano Riantiarno di Gedung Pertunjukan Hoerijah Adam. Selain itu, juga ada penampilan dari tuan rumah, ISI Padangpanjang dengan naskah Matahari Di sebuah jalan kecil karya Arifin C Noer. (@pojokseni)

Ads