IKJ Tampilkan Konflik Keluarga, ISI Padangpanjang Tipu Penonton -->
close
Pojok Seni
16 October 2015, 10/16/2015 11:19:00 PM WIB
Terbaru 2015-10-16T16:20:33Z
BeritaMedia Patnerteater

IKJ Tampilkan Konflik Keluarga, ISI Padangpanjang Tipu Penonton

Advertisement
Pertunjukan dalam PAT#6 hari ke 4

Laporan Langsung Pekan Apresiasi Teater (PAT) ke-6, ISI Padangpanjang
Reporter : Ikhsan Satria Irianto

pojokseni.com – Menuju ke hari ke-4 perhelatan Pekan Apresiasi Teater (PAT) #6, Institut Seni Padangpanjang, Jumat (16/10/2015) dua sekolah seni, IKJ Jakarta dan tuan rumah, ISI Padangpanjang juga berhasil menyajikan penampilan yang memukau. Bila IKJ membawakan Naskah Jam Dinding, karya Nano Riantiarno, ISI Padangpanjang malah berhasil membawakan Matahari di Sebuah Jalan Kecil yang khas dengan budaya Jawa.

Pertunjukan pertama dimulai pada pukul 20.00 WIB, di Gedung Pertunjukan Hoerijah Adam. Institut Kesenian Jakarta (IKJ) menampilkan pertunjukan drama dengan naskah Jam Dinding disutradarai oleh Frans Yoseps. Pertunjukan ini berhasil menarik empati penonton, dengan mengangkat konflik dalam keluarga akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi.

Pukul 21.30 WIB, giliran Tuan Rumah, ISI Padangpanjang yang unjuk gigi di Teater Arena Mursal Esten, ISI Padangpanjang. Naskah Matahari di Sebuah Jalan kecil ini dibawakan dengan tingkah yang konyol, sehingga mengundang gelak tawa penonton. Dialog yang digunakan juga sangat ‘merakyat’ sehingga mudah dimengerti oleh penonton.
Meskipun dialog tersebut terkesan ringan, namun bermuatan sindiran yang cukup pedas kepada pemerintah atau pejabat yang gemar makan uang rakyat. Salah satu tokoh di drama, yang memerankan Orang Tua, juga beberapa kali menghangatkan suasana dengan kalimat yang terus menerus diulanginya ; “Ngomong-ngomong, kau sudah sunat apa belum?”

Tapi, meskipun berasal dari Padangpanjang, Sumatera Barat, namun anak-anak ISI Padangpanjang mencoba keluar dari nuansa Minangkabau yang biasanya menjadi khas penampilan grup teater asal Sumatera Barat ini. Penampilan tersebut, selain menggunakan sedikit Bahasa Jawa dan logat Jawa, ditambah lagi dengan iringan musik yang juga khas Jawa.

“Namun, sebagai tuan Rumah, pertunjukan ISI Padangpanjang, malam ini sangat layak,” kata seorang mahasiswa ISI Padangpanjang, Pandi Mirdianto pada pojokseni.com

Kisah yang ditampilkan adalah tentang seorang pemuda yang makan pecel, namun kemudian ketinggalan dompetnya. Semua orang percaya bahwa seorang pemuda adalah seorang penipu, sehingga berniat buruk, yakni menenlanjangi pemuda. Namun, karena penjual pecel (Mbok) merasa kasihan, akhirnya ia memaafkan sang Pemuda, sehingga hanya membuka baju saja.

Sayangnya, pemuda itu benar-benar seorang penipu. Si Mbok yang sudah terpedaya malah memberikan baju sang pemuda penipu dan membiarkannya pergi.

“Saya rasa, bukan hanya ‘Si Mbok’ itu yang tertipu, kami seluruh penonton juga ikut tertipu oleh si Pemuda,” kata Afriwandi, mahasiswa AKMR yang ikut menonton pertunjukan tersebut. (@pojokseni)

Follow twitter kami @pojokseni dan like FB page kami Pojokseni.com untuk update informasi terbaru tentang seni, juga PAT#6 ISI Padangpanjang.

Ads