Peringatan Kemri 70 Rejang Lebong, Diwarnai Kisah Perebutan 'Pesanggerahan' Juni 1937 -->
close
Pojok Seni
18 August 2015, 8/18/2015 07:27:00 PM WIB
Terbaru 2015-08-18T12:27:57Z
Berita

Peringatan Kemri 70 Rejang Lebong, Diwarnai Kisah Perebutan 'Pesanggerahan' Juni 1937

Advertisement

pojokseni.com - Bulan Juni 1937, pasukan Tentara keamanan Rakyat (TKR) dan laskar Rakyat bergerak menyerang Pesanggrahan, gudang senjata milik Belanda di Rejang Lebong. Penyerangan dilakukan pada dini hari, saat hanya segelintir pasukan Belanda yang masih terjaga di gedung yang sekarang dikenal sebagai Gedung Pemuda dan Olahraga (GOR) Rejang Lebong sekarang. Pasukan Republik menyerang dari empat arah, barat, timur, Utara dan Selatan. Sebelum serangan besar-besaran dimulai, pasukan 'umpan' yang terlebih dahulu datang untuk mengalihkan fokus para serdadu Belanda.

Dua dari pasukan umpan, bernama Arifin dan Johan. Dua orang ini tersesat ke tengah hutan ketika berlari dari serangan serdadu Belanda yang penuh amarah, lantaran markasnya diobrak-abrik oleh pasukan Republik. Sialnya, ditengah hutan, dua tokoh ini tertangkap dan dibunuh oleh tiga orang serdadu Belanda.

Kisah tersebut adalah penggalan cerita dari naskah 'Kidung Dua Umpan' karya Adhyra Irianto yang dibawakan grup teater Petass, SMAN 1 Curup pada pembukaan upacara detik-detik proklamasi di Rejang Lebong. Adegan tiga, yang menceritakan kisah kematian Arifin dan Johan diiringi oleh lengkingan biola lagu Gugur Bunga versi Idris Sardi, cukup menyita air mata para hadirin. Akhir kisah, peti mati ditandu keluar, mengingatkan kita akan banyaknya darah yang bercucuran karena peperangan merebut kemerdekaan. Untuk pertama kalinya, ada sebuah pementasan drama yang memulai upacara detik-detik proklamasi.

Pembina Teater Petass, Diah Irawati S.S, M.Pd kepada penulis menceritakan bahwa dalam membawakan naskah ini, para 'prajurit' sempat mendapat pengarahan dari Dandim 0409 Rejang Lebong, Letkol Kav Sugi Mulyanto dan Kasdim 0409 Rejang Lebong, Mayor Saldifa. 
"Sehingga, mereka bisa mendalami peran mereka sebagai seorang prajurit TNI yang berjuang merebut kemerdekaan," ungkapnya.

Selain itu, pementasan ini juga merupakan permintaan langsung dari Panglima TNI. Kasdim 0409 RL, Mayor Saldifa membenarkan hal tersebut. Ia juga menilai penampilan anak-anak teater ikut memberi warna bagi perayaan HUT Kemri ke 70 tahun ini. 
"Mereka bermain cukup baik, sesuai arahan Panglima TNI yang disampaikan melalui kami, harapan kami pementasan ini terus ada dalam setiap upacara HUT Kemri," pungkas Saldifa. (@pojokseni)

Follow twitter kami, @pojokseni atau like FB kami : pojokseni.com untuk update informasi seni terbaru lainnya.

Ads