Humidumi Kisahkan Perjalanan Hidup di EP “Nodus Tollens” -->
close
Pojok Seni
06 March 2023, 3/06/2023 08:00:00 AM WIB
Terbaru 2023-03-07T15:24:25Z
Musik

Humidumi Kisahkan Perjalanan Hidup di EP “Nodus Tollens”

Advertisement
Humidumi Band
Humidumi Band

PojokSeni.com - Istilah Nodus Tollens berasal dari bahasa Latin yang diartikan sebagai sebuah perasaan kesadaran bahwa hidup yang dijalani terasa aneh atau tidak biasa. Mengambil inspirasi dari istilah tersebut, band alternatif asal Surabaya - Humidumi mengangkat cuplikan kisah hidup mereka yang dirasa di luar prediksi dalam sebuah EP bertajuk “Nodus Tollens”. 


Berisikan 5 lagu, EP ini merupakan karya penuh pertama berbahasa Indonesia bagi band tersebut.  Lima nomor tersebut di antaranya adalah “Sementara Biru ft. Methiums”, “Satu Episode ft. Bagas Yudhiswa”, “Spasial Temporal feat Christabel Annora”, “Gejala Anhedonia ft. Muhammad Arief (dari band rumahsakit)”, dan “Menjadi Insomnia ft. Octavianus Triangga”. 


Menggandeng 5 musisi kolaborator lintas genre, EP ini menjadi sebuah eksperimen musik, atmosfer, dan tema bagi band yang telah menginjak usia 11 tahun tersebut.


Qanita Hasinah, Irna Kurnia, Brilyan Prathama, Bobby Nur Cahya, Bimo Soerjoputro, dan Rizki Raja dari Humidumi memilih lagu “Gejala Anhedonia” sebagai single andalan dari EP ini. “Gejala Anhedonia” menceritakan seseorang yg tidak bisa menikmati hidupnya, karena mengalami satu hal tertentu yang sifatnya emosional, kehilangan minat untuk melakukan banyak hal dan cenderung stuck. 


Menggandeng vokalis dari band indie ibukota rumahsakit yakni Muhammad Arief, Humidumi juga telah mempersiapkan sajian visualisasi lirik yang akan diunggah dalam beberapa waktu ke depan. 


Resmi dirilis secara digital pada tanggal 3 Maret 2023 via Yallfears, EP “Nodus Tollens” bisa dinikmati di Spotify, Apple Music, Youtube Music, dan kanal digital lain favorit para pendengar.


Lirik Lagu EP NODUS TOLLENS oleh Humidumi

Humidumi Band


Sementara Biru feat Methiums


dunia tak kemana-mana

kami lah yang semena-mena

jika suatu hari memudar

ingatlah kita yang membuat (onar)



dunia bukan dalam genggaman

tidak ada konon katanya, kami wajib bertanya-tanya

dunia ini milik siapa ?


—————————————————-


Reff


Biru .. ini sungguh sangat biru

larut .. ini sungguh sangat terlarut


————————————————-

mata sayu mendayu-dayu

makin hari semakin layu

masih banyak yang kami mau

padahal kami tak menau


dunia bukan dalam genggaman

tidak ada konon katanya, kami wajib bertanya-tanya

dunia ini milik siapa ?



Chorus :


memudar, biru telah memudar ..

dan terang tak kunjung datang ..



Back to reff



Satu Episode feat Bagas Yudhiswa



belenggu resah berseru

tergerus masa lalu yang masih menderu

hati pilu dan langit bergemuruh

ini sudut gelap, benar-benar jauh dari gemerlap


Reff


banyak ingin tak pernah berlari

banyak ingin tak pernah menjadi

mungkin nanti, teruslah menari

berjalan jauh, kembali disini



tak pernah bertemu oleh waktu yang utuh

terasa cepat dan berhenti di petang lara

duka dan nestapa aku di sini

tak pernah beralih, sungguh-sungguh



Reff


banyak ingin tak pernah berlari

banyak ingin tak pernah menjadi

mungkin nanti, teruslah menari

berjalan jauh, kembali disini



tak mengenal niscaya, apalagi menantikan cahaya

mungkin beruntung jika gemerlap datang menemaniku di sudut ruang


Spasial Temporal feat Christabel Annora



Hari yang buruk ..

Suasana berkabut ..

sementara terpuruk ..



Hari yang buruk

hanya bisa mengeluh

sementara tersudut ..



katakan pada dunia ..

Jangan kau telan semua ..

Orang-orang kan bertanya ..

Apakah itu Nyata ..


Reff


Dan bila nanti ..

Semua tlah terjadi ..

Terlanjur terbakar menjadi api ..


Dan bila nanti

Semua tlah berakhir ..

Terlanjur terbakar menjadi api ..

Yang tak pernah mati ..


Menepilah sebentar jikalau hatimu keruh ..

Menepilah sebentar



Gejala Anhedonia feat Muhammad Arief (rumahsakit)



terngiang di udara

rutinitas tidak ber-arah

melupakan saat membuka mata

terulang kembali di tempat yang sama



pernahkah bertanya siapa yang salah ?

jika semua benar, rasa sesal ada di ujung waktu



Reff 


hidup tidak hanya tentang kita

hidup tidak hanya tentang cita



interlude*


kami kaum tak pernah beruntung 

menelan bilur yang tak pernah sembuh walau berada di tempat teduh dan menderu deru



Reff


hidup tidak hanya tentang kita

hidup tidak hanya tentang cita

Ads