Jenis dan Fungsi "Gunungan" di Wayang -->
close
Pojok Seni
26 July 2021, 7/26/2021 02:29:00 PM WIB
Terbaru 2021-07-26T07:37:49Z
BeritaBudaya

Jenis dan Fungsi "Gunungan" di Wayang

Advertisement
Jenis dan Fungsi "Gunungan" di Wayang
Jenis dan Fungsi "Gunungan" di Wayang

PojokSeni.com -  Bagi Anda yang menggemari wayang, apalagi wayang kulit, tentunya akan sangat mengenal gambar di atas ini, bukan? Yah, itu adalah "gunungan" yang termasuk "figur khusus" dalam pertunjukan wayang.


Gunungan adalah figur bergambar gunung, yang lengkap dengan isi-isinya. Tapi, tidak hanya ada satu jenis, gunungan di wayang punya banyak jenis dan memiliki fungsi tertentu. Gunungan juga disebut dengan nama Kayon (berasal dari kata Kayun).


Fungsi paling utama Gunungan adalah sebagai pembuka dan penutup sebuah babak dalam satu pertunjukan. Salah satu sisinya adalah sebuah gerbang yang dijaga prajurit (mungkin raksasa) yang memegang senjata, berupa perisai dan pedang. 


Gerbang tersebut adalah gerbang istana. Tidak hanya gerbang istana, tapi juga ada pohon besar yang disebut pohon kehidupan. Pohon kehidupan ini disebut pula sebagai pohon "kalpataru" yang akhirnya menjadi nama penghargaan untuk orang-orang yang berjasa bagi lingkungan hidup.


Pohon kalpataru itu dililit seekor ular naga. Tidak hanya naga (atau mungkin ular besar), tapi juga ada beberapa hewan lainnya. Hewan yang biasa ada adalah banteng, kera, harimau, dan burung. Hal itu menunjukkan hutan belantara.


Apa yang ditunjukkan dari gerbang istana dan hutan belantara? Dunia ini berdasarkan perspektif waktu terjadinya cerita yang dimainkan. Di saat itu, ada banyak hutan belantara, juga ada istana yang menjadi setting utama cerita-cerita pewayangan.


Berbeda dengan sisi di baliknya, ada gambar api yang menyala. Hal itu melambangkan neraka, atau perang, keadaan yang kacau, dan setipenya.


Fungsi lain Gunungan di wayang


Selain pembuka dan penutup pertunjukan, Gunungan di wayang juga memiliki fungsi lain. Ketika dalang menancapkan Gunungan di tengah-tengah, namun dimiringkan ke kanan, itu berarti cerita atau lakon belum dimulai. Kemiringan ke kanan menyimbolkan bahwa dunia masih belum ada, atau belum ada riwayat.


Tapi ketika ditancapkan dan dicondongkan ke kiri, maka itu berarti lakon akan berganti ke tahapan berikutnya. Jadi, ketika ditancap di tengah namun condong ke kanan, ketika lakonnya mulai maka Gunungan akan dipindahkan ke sebelah kanan layar. Sedangkan ketika di kiri, maka ketika lakon berganti tahapan, Gunungan akan dipindahkan ke sebelah kiri.


Fungsi lain Gunungan di wayang juga sebagai pengganti angin, api, penanda perang, bencana dan sebagainya. Dalang akan mengangkat Gunungan da memutar atau menggerakkannya ke sekitaran area permainan.


Ketika Gunungan ditancapkan dan ada banyak prajurit yang siap berperang, maka Gunungan memiliki fungsi untuk penanda setting cerita tersebut berlangsung di hutan belantara, tanah lapang, atau tempat lainnya. Biasanya akan dijelaskan oleh Dalang lewat dialognya. Kemudian, Gunungan akan dicabut, dan ditancapkan lagi di tengah ketika cerita sudah selesai.


Jenis Gunungan Wayang


Saat ini, Gunungan yang digunakan dalam wayang terdiri dari dua jenis yakni Gunungan Gapuran dan Gunungan Blumbangan. Gunungan Blumbangan merupakan Gunungan yang dibuat oleh Sunan Kalijaga ketika beliau berdakwah dengan media wayang ke seluruh Jawa.


Sedangkan Gunungan Gapuran dibuat di era Kartasura dengan banyak penambahan tertentu. Terpenting, Gunungan memiliki kandungan filsafat (begitu juga pertunjukan wayang) yang pelajarannya sangat tinggi nilainya. 

Ads