Teater Gaza: Satu-satunya Grup Teater di Gaza, Ingin Sampaikan Suara Gaza pada Dunia -->
close
Pojok Seni
18 May 2021, 5/18/2021 10:48:00 AM WIB
Terbaru 2021-05-18T03:48:40Z
Beritateater

Teater Gaza: Satu-satunya Grup Teater di Gaza, Ingin Sampaikan Suara Gaza pada Dunia

Advertisement
Teater Gaza sedang melakukan latihan (sumber foto: Daily Sabah)

PojokSeni.com - Apa yang sebenarnya terjadi di Palestina, khususnya Gaza? Tentunya ada banyak hal yang ingin kita ketahui di zona yang selalu diwarnai perang ini. Sejak 2019 lalu, 47 orang seniman teater di Gaza mendirikan Akademi Teater Palestina (Acting Academy Palestinian Theater) dengan tujuan menceritakan pada dunia apa yang terjadi di Gaza.


Menariknya lagi, sekitar 7 orang di antaranya adalah penyandang disabilitas. Bagi 47 orang ini, grup teater yang didirikannya tidak hanya bertujuan untuk sebuah pekerjaan, tapi lebih dari itu. Seperti yang disebutkan sebelumnya, mereka berniat untuk menyampaikan pesan dari rakyat Palestina pada dunia lewat panggung teater.


Semuanya bermula ketika Essam Sahin, dramawan warga Gaza mendirikan akademi akting sejak akhir tahun 2014 dan mulai menerima siswa pemula. Tahun 2019 lalu, terkumpul 47 orang dan akhirnya para siswa pemula tadi sudah mampu menggelar proyek pertunjukan. Meski kesulitan, 47 siswa Essam Sahin ini rela mengeluarkan uang dari kantong mereka sendiri demi dapat berlatih teater dan menggelar pertunjukan.


Tahun yang sama, Essam Sahin yang saat ini menjadi direktur Akademi Akting Teater Palestina tersebut mempersiapkan sebuah pementasan drama yang hebat. Naskah yang ditulis oleh siswa mereka sendiri tersebut menggambarkan betapa pedihnya nasib warga Palestina, utamanya yang tinggal di Gaza.


Kenapa akademi akting yang berdiri sejak 2014 ini baru menggelar pertunjukan di tahun 2019? Penyebabnya adalah, universitas di Gaza tidak menyediakan jurusan teater dan drama untuk disiplin ilmunya. Selain itu, juga tidak ada dukungan finansial terhadap grup teater tersebut.


Kesulitan Karena Blokade Israel


Grup ini sebagai satu-satunya grup teater di Gaza, juga kesulitan mendapatkan bantuan dana dari pemerintah pusat Palestina dikarenakan adanya blokade dari Israel di perbatasan. Karena itu, mereka masih mencoba mempertahankan proyek pementasan tersebut dengan cara mereka sendiri.


Salah satunya adalah menampilkan drama-drama pendek di sejumlah acara khusus, bahkan acara pernikahan. Kesulitan lainnya adalah, grup ini juga tidak bisa mengandalkan penonton atau penjualan tiket di Gaza, karena tingginya angka pengangguran dan kemiskinan di daerah tersebut.


Bisa dikatakan, blokade darat laut dan udara yang diterapkan Israel sejak tahun 2000-an di Gaza membuat daerah itu begitu terisolir. Bahkan, angka kemiskinan mencapai 80 persen dan pengangguran mencapai 70 persen.


Essam Sahin, direktur dan sutradara grup teater ini menekankan bahwa mereka mencoba mengenalkan teater sebagai salah satu jalan untuk mengenalkan dan menceritakan apa yang seharusnya didengar dunia tentang Palestina, dan khususnya Gaza. Para aktor dari grup teater ini bahkan berjanji akan membuat pentas berskala internasional demi menyampaikan suara rakyat Palestina pada dunia.


Sekedar menambahkan, di tahun 1980-an, tercatat ada sekitar 10 grup teater berdiri di Jalur Gaza. Namun, perang Palestina-Israel yang memburuk di tahun 1987 membuat 10 teater tersebut terpaksa ditutup. 


Sementara itu, di Ramalah, ada grup teater yang cukup besar di Palestina bernama ASHTAR Teater yang didirikan oleh dua aktor teater Palestina, Edward Muallem dan Imam Aoun. Grup tersebut sudah berdiri sejak tahun 1991 dan menjadi grup teater profesional satu-satunya di Palestina pasca pecahnya perang tersebut.

Ads